🚩17

3.9K 427 86
                                    

Bohong jika Tesha berkata dirinya baik-baik saja, Nyatanya, Ia sangat terguncang, benar-benar terguncang.

"Ajg?" Perempuan itu mengumpat lirih, Merasa terkejut sekaligus tak percaya.

Tatapan Tesha menatap lekat Veron. "Bisa-bisa nya ya Lo! Gue bisa aja laporin polisi ya ajg!" Kecamnya pada Veron yang nampak angkuh.

Veron tersenyum angkuh, Aura antagonis menguar darinya. "Apa yang salah? Emang salah merkosa istri sendiri? Emang salah Hamilin istri sendiri?"

"Wajar aja dong kalau Lo hamil, Kan Lo punya suami." Sambung pria itu.

"I-iya sih, Tapi kan -!!" Tesha mendesah frustasi.

Tesha bahkan tidak tau kalau dia dalam tanda kutip, sudah gol. Ini bisa disebut pemerkosaan, Memperkosa korban yang tidak tau apapun.

"Tetep aja, Sumpah ya anj!!" Tesha mengacak surai nya frustasi.

"Udah takdir, Terima aja." Veron berujar lempeng, Seolah tak bersalah.

"Terserah deh! Kapan gue bisa pulang? Gue mau pulang!"

"Gue panggilan dokter dulu." Veron hendak berlalu pergi.

Melihat itu, Tesha sedikit berteriak. "Dokter yang asli ya anj, Gue nggak mau dokter gadungan kayak si Jergav!"

________________

Tesha merasa sedikit lega, Begitu ia diizinkan pulang oleh dokter. Sekarang, Disini lah dia berada, Di lorong koridor menuju kamar nya.

Cklek.

"Ngapain Lo disini?" Begitu pintu terbuka, Tesha sudah melihat Veron berada didalam kamar.

"Tidur." Respon pria itu singkat.

"Nggak di kamar gue juga! Tidur di kamar lain lah!"

"Mansion ini punya gue, Terserah gue lah mau tidur di mana." Tesha mendengus mendengar ucapan bernada angkuh itu.

"Pulangin aja deh gue ke rumah orang tua gue!" Kesal Tesha, Sepertinya ia melupakan sesuatu.

"Kata orang tua Lo, Lo nggak boleh pulang sebelum hamil." Tesha melotot mendengar nya.

"Anjir, Ngebet banget pengen punya cucu, Sampai anak sendiri di usir!" Tesha benar-benar tak habis pikir.

"Bangsat emang, Terus gue pulang kemana anjir?!"

"Ngumpat lagi, Lo gue hamilin." Tesha mendelik mendengar nya, Veron memang tipe laki-laki tukang ancam!

"Gue kan udah hamil, Jadi gue udah bisa pulang."

"Oke, Gue tidur di sini." Putus Veron.

"Lah? Kok malah tidur di sini? Harusnya Lo anterin gue pulang." Tanya Tesha bingung.

"Orang tua Lo nggak mau cuma satu cucu doang, Mereka mau 24 cucu. Jadi, Sebelum kita punya 24 anak, Lo nggak bisa pulang dan ketemu orang tua Lo."

"Lo mau cepet ketemu orang tua Lo kan? Jadi kita harus selalu sekamar kayak gini." Jelas pria itu.

"Biar abis lahiran, Lo langsung isi lagi." Sambung Veron tak berdosa.

"Hah?" Tesha termenung sejenak, Berusaha mencerna maksud dari ucapan Suami biadap nya itu, Veron Maxwell.

"Sialan."

"Ayo sini, Kita bikin bayi lagi. Kapan lagi gue ngelakuin nya sama Lo pas lagi sadar." Veron meminta Tesha agar naik ke ranjang.

Tesha memalingkan wajah nya dengan perasaan kesal. "Setan emang, Dasar brengsek!" Umpat nya pelan.

"AAA!! MAMA!!" Tesha tak bisa menahan jeritannya begitu Veron dengan tanpa dosanya menyeret Tesha ke ranjang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Became Wife Of Male LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang