[01] G A M O N

2K 199 71
                                    


G A M O N
.
.
.

"Kita putus saja !,"

Tiba-tiba otak Hinata kekurangan sinyal. Napasnya sempat terhenti, begitupun telinganya yang berdengung tak menentu.
Hingga beberepa detik Hinata merasa kalau dia tuli, seperti salah dengar. Atau memang Gaara yang salah bicara ?

"Kita akhiri hubungan ini.. aku tidak bisa terus bersamamu..,"

Hinata berkedip, mata rembulannya menatap sang kekasih yang berdiri dihadapannya. Jiwanya langsung tersadar saat Gaara melepas paksa tautan tangan mereka.

"T-Tunggu.. apa maksudmu berpisah ?, kenapa ?," tanya Hinata dengan masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan Gaara barusan.
"Kau marah hanya karna aku memilih minuman rasa anggur ? Baiklah, kita bisa pesan lagi.. kau bisa memesan minuman kesukaanmu..,"

Gaara menghela napas, dia menatap Hinata jengah.
Hinata ini bodoh atau pura-pura bodoh ?

"Kau tahu maksudku Hinata.. bukan perkara rasa anggur kesukaanmu, atau rasa jeruk kesukaanku.. perkaranya ada pada dirimu !..," jelas Gaara sambil mengacungkan jari telunjuk tepat ditengah dada Hinata. Menegaskan dan memperjelas setiap kalimat yang dia ucapkan.

"Aku ? Memangnya aku berbuat salah apa padamu ?,"

Gaara menatap kedua mata bulan milik Hinata.
"Kau tanya pada dirimu sendiri !!,"

Dan sesuatu tak kasap mata baru saja meremas dada Hinata setelah kepergian Gaara.

Pria itu pergi begitu saja meninggalkan Hinata ditengah keramaian seperti ini. Dan yang lebih parahnya lagi, Hinata buta arah. Dia sama sekali tidak tahu ada dimana.

Jangankan jalan untuk pulang, mengejar Gaara saja Hinata tidak bisa.

Mau menangis ?

Tentu saja, Hinata akan menangis. Tapi nanti, setelah dia bertemu dengan Sasuke.










G A M O N

.

.

.

Hinata menengadah saat melihat sebuah motor besar berhenti dihadapannya.

Matanya langsung tersosot pada mata hitam yang meliriknya dari balik kaca helm.
Siapa lagi, tentu saja itu Sasuke.

Pria itu langsung melepaskan helm dan menyibak pelan rambutnya kebelakang.

Sontak beberapa wanita yang ada disekitarnya langsung terpanah asmara. Pria yang duduk diatas motor itu terlihat begitu tampan dan mempesona.

Mata elangnya begitu tajam menatap sekitar, garis rahangnya terlihat tegas juga dingin disatu tempat yang begitu sempurna.

Apalagi aura maskulinnya, sangat sangat membuat kaum hawa rela bertekuk lutut dihadapan Sasuke. Seakan mereka sanggup melakukan apapun untuk bisa sekedar mendapat sentuhannya.

Tapi.....

Tidak untuk Hinata.

Dia menghela napas tatkala melihat beberapa orang memandang takjub pada sahabatnya itu. Disetiap bersama Sasuke, Hinata merasa risih dengan tatapan mendamba yang seakan rela memberikan apa saja pada sahabatnya ini.

G A M O N ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang