Dibawah langit malam dan bertabur bintang, ditemani kobaran api unggun sebagai penghangat tubuh. Disana, ditepi pantai, duduklah delapan remaja dengan perasaan campur aduk. Delapan remaja yang sudah seperti saudara, meski sebenarnya tak sedarah.
"Kalian pasti tahu, problem yang kita miliki itu sama. Yaitu berasal dari keluarga," ucap salah satu remaja tersebut. Ia memperhatikan satu persatu temannya yang mulai tenggelam dengan kalimatnya.
"Tapi bukan itu alasanku mempertemukan kalian. Bukan karena takdir kita sama," remaja tersebut memberi jeda sejenak sebelum melanjutkan. "Aku mempertemukan kalian, karena aku ingin kalian tahu, bahwa kalian tidak sendiri. Aku ingin kalian menumpahkan perasaan kalian satu sama lain, lalu saling menguatkan."
Semua orang menunduk. Semua orang merasakan pikirannya yang berkecamuk, dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan.
"Aku juga ingin kalian sadar, bahwa banyak diluar sana yang lebih tidak beruntung daripada kalian. Itu semua agar kalian bisa lebih menghargai hidup." Tak kuasa menahan bendungan air mata, salah satu dari mereka menitikkan air mata tanpa bisa tertahan.
"Aku sendiri tidak mengerti. Dari sekian banyaknya orang-orang tidak beruntung, kenapa harus kalian yang aku temukan. Tapi aku selalu percaya, bahwa Tuhan tidak mungkin mempertemukan tanpa alasan."
"'Rest Area' dibuat sebagai tempat berpulang kalian, peristirahatan ditengah perjalanan yang panjang, juga pelarian terbaik saat dunia kalian sedang tidak baik-baik saja. Pintunya akan selalu terbuka lebar untuk mendengarkan keluh kesah kalian, ataupun mendengarkan cerita bahagia kalian."
Kalimat tersebut sukses membuat semua orang menjadi emosional. Beberapa dari mereka memeluk lututnya sendiri untuk menguatkan diri, ada juga yang mencari kesibukan untuk mengalihkan pikiran, ada yang saling memeluk, dan dua lainnya hanya saling memandang seakan-akan mata mereka tengah saling berbicara.
Remaja yang sedari tadi bicara akhirnya berdiri dan mengajak teman-temannya yang sudah berderai air mata untuk berkumpul dan saling memeluk.
"Terimakasih sudah bertahan. Aku bangga dengan kalian, orang-orang hebat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rest Area || Stray Kids
FanfictionKami hanya kumpulan anak remaja yang dipaksa kuat oleh keadaan. Namun sekuat-kuatnya kami, kami juga punya titik lelah. Bohong jika kami tidak iri ketika melihat remaja lain bisa menghabiskan masa mudanya tanpa tuntutan, bersama dengan keluarga, jug...