BAB 5 : Korban Perkelahian Massal

56 9 0
                                    

Pagi ini berjalan seperti biasa, hanya suasananya yang berbeda. Sebuah motor baru saja sampai di depan gerbang Sekolah Menengah Pertama.

"Yujin helmnya!" seru Bangchan pada Yujin yang buru-buru turun dan langsung pergi tanpa membuka helmnya.

Bangchan menghampiri Yujin yang kini berhenti dan sibuk melepas helmnya. Setelah terbuka ia memberikan helmnya dengan kasar lalu pergi tanpa sepatah katapun.

Bangchan hanya menarik nafas panjang. Yujin masih marah pada dirinya, bahkan sejak pagi tadi Bangchan belum mengajaknya bicara, karena terlihat sekali moodnya masih belum baik.

Saat Bangchan berbalik badan, tidak sengaja Bangchan melihat ada Hyunseo dan Minho yang juga tengah memperhatikan dirinya.

"Hai, bagaimana kakimu?" tanya Bangchan sembari mendekati Hyunseo.

"Masih sama," jawab Hyunseo dengan senyuman. "Ada apa dengan Yujin?"

Bangchan tersenyum. "Tidak apa, hanya sedang merajuk."

"Seperti anak kecil saja dia," cibir Hyunseo.

Bangchan tertawa mendengarnya. "Dia memang masih kecil."

"Kalau begitu, aku masuk dulu ya Oppa," pamit Hyunseo pada Bangchan. Bangchan mengangguk mempersilahkan Hyunseo untuk pergi.

"Cih, pamit pada orang lain tapi tidak pamit pada kakaknya sendiri," cibir Minho.

Bangchan yang masih disana mengalihkan perhatiannya pada Minho. "Hei kita ketemu lagi," sapa Bangchan.

Minho hanya melirik sekilas namun tidak berniat untuk menyapa balik.

"Kamu sekolah dimana? Kenapa tidak mengenakan seragam?"

Minho mengerutkan alisnya. "Apa pedulimu."

Bangchan meringis karena jawaban itu. "Tidak ada. Hanya saja, aku merasa kita seumuran. Iya kan?"

Minho menghadap Bangchan. "Boleh aku bicara sesuatu?"

Seketika Bangchan bersemangat. "Tentu saja!" seru Bangchan Excited.

"Pertama, jangan tanya-tanya apapun tentangku. Kedua, jangan bicara denganku karena aku tidak mengenalmu. Dan ketiga, jangan sok akrab karena aku bukan kerabatmu," jelas Minho.

"Aku hanya ingin lebih mengenalmu, apa salah?"

"Kenapa harus?"

"Tidak tahu, aku hanya ingin saja," jawab Bangchan.

"Ck. Lupakan niatmu itu." Setelah itu Minho berbalik dan menaiki sepedanya untuk segera pergi.

"Tapi kenapa?"

"Aku tidak suka berteman! Sudah sana, pikirkan saja tentang adikmu yang merajuk," ucap Minho dan segera pergi dengan sepedanya.

Setelah kepergian Minho, Bangchan juga ikut pergi dengan motornya. Meski Minho berkata seperti itu, Bangchan tetap ingin mengenalnya lebih jauh. Tidak ada alasan khusus, ia hanya kagum pada Minho. Saat pertemuan pertamanya dengan Minho, Bangchan melihat interaksi Minho dengan Hyunseo seperti interaksi seorang ibu dengan anaknya, Minho terlihat benar-benar menyayangi Hyunseo. Sangat lucu, hingga membuat Bangchan ingin memiliki adik perempuan.

❍❍❍

Sepulang sekolah Bangchan mampir ke toko bangunan, ia membeli beberapa alat yang akan dibutuhkan saat ia merenovasi bengkel. Tidak banyak, hanya cat tembok, perpakuan, dan beberapa alat lainnya.

Setelah dirasa selesai dengan urusannya di toko tersebut, Bangchan bergegas pergi ke bengkel. Sejujurnya ia tidak tahu apa ada yang pergi kesana atau tidak, karena saat pulang sekolah tadi mereka tidak bertemu dan pulang masing-masing.

Rest Area || Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang