"Jadi kamu teman satu kelas Yongbok?" tanya Bangchan yang tengah sibuk menyetir.
Setelah urusan Han dan Seungmin selesai, Bangchan yang bertugas mengantarkan Seungmin pulang. Han tidak bisa mengantarkan Seungmin pulang karena kakinya juga sedikit terkilir akibat terjatuh tadi, selain itu Han juga merasa tidak enak pada Changbin jika harus meminjam motornya lagi, karena sebelumnya Han sudah menggores motor mulus Changbin karena insiden tadi. Aneh, bagaimana bisa seseorang yang sudah dicuri dompetnya, malah membantu mengantarkan si pencuri untuk pulang?
"Ya semacam itu. Tapi kita tidak dekat, karena di sekolah Yongbok sangat pemilih dalam berteman. Jujur saja aku terkejut saat dia bisa mengingat namaku," ucap Seungmin dari balik punggung Bangchan.
"Pasti banyak yang tidak menyukai Yongbok?"
Bangchan sangat mengenal Yongbok. Ia juga tahu bahwa Yongbok membatasi pertemanannya, padahal sejauh ini Bangchan rasa Yongbok adalah seseorang yang suka bergaul dan bersosialisasi. Membatasi pertemanan pasti cukup sulit baginya.
"Tentu saja. Dia terlalu ambisius dan hanya peduli dengan dirinya sendiri. Dia bahkan hanya dekat dengan orang-orang tertentu."
Bangchan bingung harus bereaksi apa. Karena jujur saja yang Seungmin ceritakan itu bukanlah Yongbok yang sesungguhnya, namun Yongbok yang dibawah kendali orang tuanya. Ingin Bangchan menjelaskan apa yang terjadi pada Yongbok sebenarnya, namun ia merasa tidak memiliki hak itu.
"Bisa lebih cepat? Aku sudah sangat lelah dan mengantuk," keluh Seungmin.
Bangchan tidak menjawab apapun, namun ia mempercepat kecepatan motornya. Sebenarnya bukan karena permintaan Seungmin, melainkan dirinya juga sudah lelah dan ingin segera tidur.
Beberapa saat menelusuri jalan raya, akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan. Rumah Seungmin berada di dalam sebuah gang yang tidak terlalu besar, dan berada di paling ujung. Seungmin meminta berhenti di depan gang.
"Kamu yakin tidak ingin ku antarkan ke dalam?" tanya Bangchan meyakinkan.
"Tidak perlu. Terimakasih sudah mengantarkan aku, dan maaf untuk kejadian tadi," ucap Seungmin sembari membungkukkan tubuhnya sebagai permintaan maaf.
Bangchan sempat terkejut karena perlakuan itu. "Sama-sama. Tapi aku tidak bisa memaafkanmu atas kejadian tadi, dan aku berbuat baik padamu karena kamu teman Yongbok," jawab Bangchan.
"Ya terserah saja, toh aku tidak mengambil apapun dari dompetmu dan aku sudah minta maaf, jika kamu tidak memaafkanku itu urusan mu," ucap Seungmin sebelum akhirnya meninggalkan Bangchan.
"Niat buruk tetaplah buruk Seungmin," tutur Bangchan dengan suara sedikit keras agar didengar Seungmin.
Sebelum pergi Bangchan membuka ponselnya sebentar, takutkan ada telepon atau pesan yang penting namun ia lewatkan, beruntung tidak ada sesuatu yang cukup penting jadi ia bisa segera pulang. Saat Bangchan akan menyalakan mesin motornya, tiba-tiba terdengar suara gaduh yang berasal dari gang rumah Seungmin. Dengan cepat Bangchan membawa motornya masuk ke gang tersebut untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Disana terdapat seorang pria paruh baya yang tengah menganiaya seorang anak remaja. Bangchan terkejut saat sadar bahwa remaja yang saat ini tersungkur ke tanah adalah Seungmin. Dengan segera ia turun dari motornya dan menahan pria yang hendak memukuli Seungmin lagi.
"PERGI KAU!! JANGAN IKUT CAMPUR!!" teriak pria paruh baya tersebut sembari membanting tubuh Bangchan. Bangchan yang badannya kalah besar akhirnya tersungkur hingga kepalanya terbentur sesuatu.
Pria paruh baya tersebut menendangi Seungmin dengan membabi buta tanpa perlawanan sama sekali dari sang lawan. Pria itu juga mengucap banyak kata-kata hinaan yang melantur. Terlihat jelas bahwa dia sedang mabuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rest Area || Stray Kids
FanfictionKami hanya kumpulan anak remaja yang dipaksa kuat oleh keadaan. Namun sekuat-kuatnya kami, kami juga punya titik lelah. Bohong jika kami tidak iri ketika melihat remaja lain bisa menghabiskan masa mudanya tanpa tuntutan, bersama dengan keluarga, jug...