11.1. Aku Adalah Kau

182 28 6
                                        

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

Blues

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Blues.
Dibawah melankolis hujan.

Aku ingin mendengarkan lagu ini lagi bersamamu disini. Di tempat ini saat kita bertemu kembali, Haneul.

- March, 2016 -

-----

Hanbin menutup buku kecil bersampul coklat tua miliknya yang tergeletak diatas meja belajar. Tersenyum tipis membayangkan dirinya pernah mengharapkan sesuatu yang sekarang mustahil untuk terjadi.

"Aku ini bodoh sekali..."

-----

Ditengah murid-murid yang berhamburan keluar dari kelas setelah bel pulang sekolah berdenting. Seorang pemuda- ah, lebih tepatnya kedua pemuda itu memilih berjalan santai dalam suasana hening, tak ada percakapan apapun diantara keduanya. Sampai di pertengahan jalan, salah seorang dari mereka memilih membuka suara, memecahkan kecanggungan.

"Hanbin" Panggil pemuda lebih jangkung dengan wajah gugup. Hanbin tanpa ekspresinya seperti biasa tak membalas, bahkan menoleh pun tidak.

Hingga perkataan berikutnya dari pemuda itu membuat Hanbin memberhentikan langkahnya, terdiam.

"Jang Haneul, dia... sudah kembali"

Deg

-----

Hanbin berlari menaiki satu persatu anak tangga menuju rooftop. Jantungnya berpacu cepat, entah karena ia membutuhkan oksigen lebih atau karena sesak yang melanda.

Sesampainya di ujung pintu, sesaat sekujur tubuhnya tak berkutik. Sama halnya sewaktu menemui Hao. Dulu ia tak paham apa penyebab ia merasakan perasaan seperti itu, namun sekarang ia paham apa alasannya.

Perlahan diraihnya gagang pintu tersebut lalu membukanya. Rupanya seseorang benar-benar sudah menunggunya disana, berdiri tegap membelakangi dirinya.

"Kau sudah datang rupanya" Ia berbalik, menatap pemuda manis itu begitu dalam.

Hanbin membulatkan mata terkejut menyadari lelaki familiar dihadapannya ini ternyata bukan sosok yang pernah dinantinya. Lebih tercengang lagi kala melihat sosok itu berubah menjadi sesosok lain, seperti bukan dirinya yang biasa. Bahkan seragam khas berwarna merah yang selalu dikenakannya sudah berganti menjadi seragam yang sama dengan miliknya.

"Hao? Itu kau?"

Zhang Hao tersenyum, berangsur mendekatinya mengikis jarak diantara mereka selangkah demi selangkah. Hingga hanya sedikit jarak lah yang tersisa. "Sudah waktunya aku pergi" Ucapnya lirih.

"Kau akan pergi kemana? Hm, apa kau melihat Haneul juga disini? Pria yang mirip denganmu-"

"Sepertinya temanmu itu salah menangkap apa yang dilihatnya" Hanbin mengernyit, "Maksudmu?"

Hao memutar badan, memandangi matahari yang mulai menampakkan senja indahnya di ufuk barat. "Sosok bernama Haneul itu tak ada disini-"

"Dan seharusnya dia tidak bisa melihatku. Karena aku adalah kau, sosok yang tercipta dari dalam dirimu sendiri"

Hanbin spontan mundur selangkah. Apa dia tidak salah dengar? Hao... adalah dirinya?

"Ka-kau pasti bercanda, kan?"

Zhang Hao tak lagi tersenyum, wajahnya kali ini benar-benar berubah menjadi serius menatap lekat kedua mata Hanbin yang menyiratkan keraguan. "Percaya atau tidak, itulah faktanya"

Pemuda manis itu berusaha mencari celah kebohongan dari sudut mata Hao. Namun apa daya, kenyataan yang dikatakan pemuda itu memang benar adanya. Ia tak berbohong.

Tetapi Hanbin tetap meragukannya.

"Kau jelas berbohong. Tak mungkin kau adalah aku!" Hao memejamkan mata sembari menghela napas. Ia tahu akan begini jadinya.

"Terserah kau mau percaya atau tidak, aku sudah mengatakan yang sebenarnya. Aku pergi" Hao melangkah melewati Hanbin yang masih mematung dengan pikiran kosong. Hingga secara tiba-tiba lengannya kembali digenggam oleh pemuda yang kini tertunduk lesu. Meremat genggamannya seakan tak ingin merelakannya berlalu begitu saja.

"Kau berutang penjelasan padaku"

-----

TBC

Blues | HaoBinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang