chapter 1

34 4 0
                                    

Happy reading

.

.

.

Beberapa siswa siswi berhamburan untuk menuju lapangan. Hal itu hanya berlaku bagi siswa senior dan siswa baru saja. Gadis itu yang saat ini duduk di kelas 12 hanya menatap beberapa siswa yang berlari kocar kacir menuju lapangan. Sekolahan yang terdiri dari 4 lantai tersebut bisa di katakan cukup luas, juga murid yang berjumlah ribuan. Jadi, wajar saja jika para murid belum saling mengenal antara satu dengan yang lain.

"Senja!" Panggil seseorang, sang pemilik nama pun menoleh. Gadis bernama Gendhis Maheshika atau biasa dipanggil gema itupun berlari ke arah senja.

"Tiga tahun sekelas sama Lo terus, bosen juga gw lama lama" canda gema.
Namun senja sama sekali tidak menggubris perkataan dari sahabatnya itu. Ia terlalu fokus dengan seseorang yang saat ini berdiri di tengah lapangan yang tak henti hentinya mengoceh, seakan akan ribuan orang yang saat ini berada di hadapannya harus mematuhi semua perintahnya.

" 3...2...1..." Teriak cowok itu yang saat ini menjabat sebagai ketua OSIS.

"Kamu!, kenapa telat ?!, jalan jongkok !" Perintah cowok itu dengan nada bicara yang tegas.

"Kita juga sekelas sama dia" bisik gema. Sontak senja membelalakkan matanya.

"Bukankah sebelumnya ia anak SAINTEK?" Batin senja.

***

Di kelas...
Beberapa siswa tengah berbincang antara satu dengan yang lain, juga beberapa siswa tengah sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Kini, senja terdiam, terduduk di bangku nya dengan tatapan kosong. Entahlah apa yang ia pikirkan saat ini, hingga atensinya teralihkan ke arah pintu kelas.

Di Sana, nampak beberapa siswa memasuki ruangan dengan tatapan dingin. Salah satu dari mereka ialah Atlanta, si ketua OSIS. Aura dingin itu menguar ke seluruh kelas, namun tak menghentikan bisikan dari penghuninya.

Seperti sarang lebah, kini kelas di penuhi dengan suara bisik yang tadinya hanya diisi dengan obrolan ringan.

"Ini yakin, Atlanta sekelas sama kita?"

"Bukannya dia anak SAINTEK ya?"

"Udah otak gw kayak dodol, malah ditambahin saingannya"

"Ganteng banget anjir!"

"Fiks, unreal ini mah"

"Punya dendam gw sama dia, tapi kenapa dia ganteng banget"

Begitulah, namun berbeda dengan senja. Kini, ia sedang sibuk dengan isi hatinya juga kepalannya. Saking sibuknya, ia tidak sadar bahwa seseorang kini berdiri tepat di sebelahnya.

Ckit, srek...
Suara kursi yang di geser berhasil membuyarkan lamunan senja. Sontak ia menatap cowok tersebut. Entahlah, sebelumnya senja tak pernah melihatnya. Senja hanya tau bahwa ia adalah teman dari Atlanta, karena sepertinya keduanya sangatlah akrab.
Cowok itu sama sekali tidak memberikan sapaan, bahkan ia malah memberikan tatapan sinis kepada senja.

genartha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang