chapter 3

31 3 1
                                    


Happy reading
.

.

.


Senja berjalan menyusuri koridor sekolah. Suara langkah kakinya menggema hingga ke seluruh penjuru ruangan.

Pagi ini suasana sekolahan terasa begitu sepi. Sepertinya senja terlalu bersemangat hingga mengharuskan ia datang ke sekolah lebih awal dari biasanya. Dan benar saja, bahkan di saat senja memasuki kelas, ia sama sekali tidak melihat adanya  seorang pun di sana.

Tak ingin memperdulikan hal tersebut, Ia segera menuju bangkunnya dan meletakkan tas ranselnya  lalu berniat untuk  menuju kantin, karena sedari tadi cacing cacing di perutnya sudah merengek minta diisi.

Namun, langkahnya terhenti di saat  seseorang dari ujung koridor terdengar seperti memanggil namanya.

"Senja!!" Sang pemilik nama menoleh.
Seorang laki-laki tersenyum kearahnya lalu menghampiri senja. Entahlah, senja tak mengenali siapa manusia itu.

Siswa ber nametag  Rafa tersebut menyodorkan sebuah buku kearah senja.

"Lo ketua kelas SOSHUM 1 kan?" Tanya Rafa kepada senja yang hanya di balas anggukan oleh gadis itu.

"Pak Santoso nggak masuk, ini tugas buat kelas Lo" jelas Rafa, lalu senja mengambil buku tersebut.

"Makasih" ucap Senja, lalu tak ada percakapan lagi diantara keduanya.

"Kenalin, gw Rafa, ketua kelas SOSHUM 2" ucap Rafa seperti hendak membuka topik.

"Salken" singkat senja.

"Udah gitu doang?" Tanya Rafa karena sikap Senja yang terlalu irit bicara.

"Gw laper, mau ke kantin" balas senja mengakhiri pembicaraan, karena sejujurnya ia sedikit tidak nyaman dengan laki laki tersebut.

Senja pun beranjak pergi lalu meninggalkan Rafa begitu saja.

***

Jam pelajaran ke 2 dimulai, setelah jam pertama hanya diisi dengan tugas di karenakan guru yang berhalangan untuk hadir.

Di kelas 12 ini, senja di amanahkan untuk menjadi ketua kelas dan Atlan sebagai wakilnya. Memang sudah tidak diragukan lagi. Walaupun dikelas sebelumnya senja hanya mendapat jabatan sebagai bendahara.

Alasan mengapa senja menjadi ketua kelas, dikarenakan pak Santoso lah yang memilihnya. Ia dikenal sebagai murid yang irit berbicara, begitu juga dengan Atlan. Oleh karena itu, pak Santoso yakin bahwa kedua muridnya itu pasti dapat dipercaya.

Karena jam pertama yang kosong, Senja segera menyelesaikan tugas nya lalu mengisi waktu luangnya untuk tidur. Entahlah, apa yang membuatnya begitu mengantuk hari ini.

Biasanya, Senja tidak akan mengantuk jika teman sebangkunya itu mengajaknya bicara, entah itu pembicaraan yang bermanfaat atau bahkan hal konyol lainnya. Bahkan, terkadang Artha hanya berbicara tentang hal-hal bodoh yang menurut Senja seharusnya hal itu tidak perlu dibicarakan. Terkadang juga Senja tidak akan menanggapinya.

Namun kali ini berbeda, entah jiwa apa yang merasuki Artha, sehingga cowok itu terlihat lebih pendiam dari biasannya, atau bisa di sebut lebih kalem.

Bahkan dapat terhitung banyaknya jumlah kata yang diucapkan Artha hari ini. Mungkin, tidak lebih dari 15 kata.

genartha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang