Six

2.2K 116 7
                                    

3 minggu berlalu luka luka ditubuh enzi sudah membaik dari sebelumnya dan bisa beraktivitas seperti biasa

tapi enzie sering kali diberi give oleh seseorang yang tidak di ketahuinya belakangan ini, seperti makanan favoritnya,cemilan dan bahkan tadi setelah jam istirahat ada yang memberinya jam tangan.

setiap kali enzie menerima give, orang yang memberikan givenya pun berbeda beda namun setiap enzie tanya dari siapa tidak pernah di jawab dari pemberi itu, terkadang adik kelas kakak kelas sampai teman sekelasnya sendiri dan pastinya bersumber dari 1 orang

"buset jam tangan zie?" tanya william

"gila gw juga mau kalo dikasih ginian setiap hari" ujar panji sambil mengorek lebih dalam totbag dari jam tangan itu yang berisi beberapa coklat

"ini dari siapa si? cewe mana yang ngasih?" tanya enzie pada ade kelas dihadapannya

"bukan cewe kak tapi co—" sebelum menjawab teman dekel disampingnya itu dengan cepat menutup mulutnya
lalu pergi begitu saja

"jir cowo?!?!?!"

"busyet uke mane ni yang demen sama enzie?" enzie nampak berfikir
apakah dede gemesnya itu? ahh tidak mungkin soalnya saat dia confess dia di jijik jijik in sama dedegemes itu

lalu siapa?







( • ̀ω•́  )






"arghhhh motor anjeng!! pake bocor segala bannya!!" ujar enzie menendang motornya dia melihat sekeliling hanya ada warung madura dan tukang bakso

enzie menghela nafas dia mencoba menelfon dua gesreknya itu tapi hpnya kehabisan batre SIAL!

tak lama ada mobil yang berhenti di belakang motornya enzie tidak menghiraukannya dia segera mendorong motornya untuk kedepan gang

"tunggu" enzie melihat ke spion motornya, pria itu memanggilnya?
sontak enzie berbalik menghadap pria tersebut yang ternyata sudah dibelakangnya

tinggi sekali dannn mukanya familiarr...

"gi...o?" pemuda itu tersenyum lalu mengangguk

"iya, butuh bantuan?" tanya gio

"bannya pecah tapi tadi pagi ga ngapa ngapa aneh banget" ujar enzie tidak sadar merucutkan bibirnya

'menggemaskan'

gio yang melihat itu mengelus dadanya sabar lalu menawarkan tumpangan
"mau bareng? biar temen gw yang bawa nanti motornya kalo udah di ganti bannya"

enzie berfikir sebentar lalu mengangguk mengiyakan tawaran gio lalu mengikuti gio kedalam mobilnya

gio menelfon seseorang dengan hpnya

"jalan pepaya samping warung madura"

"......"

"iya nanti anterin ke mansion kalo udah kelar"

"......"

"tengs"

gio memutuskan panggilannya lalu menoleh ke enzie disampingnya berdehem untuk menetralkan rasa gugupnya lalu mulai bertanya

"rumah lu dimana?"

"Gg menjangan no **** samping lapangan futsal" gio mengangguk lalu melajukan mobilnya

sampai di rumah enzie lalu enzie turun dari mobil gio

"tengs yaaa.. mau mampir?"

gio menggeleng

"terus ngapain? kok ga berangkat?"

tangan gio membentuk gestur meminta

"ohh duwit... tau gitu gw naek ojek tadi!" cibir enzie

"bukan"

"lah terus??"

"minta no Telp"

enzie ber'oh'saja lalu menyerahkan hpnya pada gio

"makasih ya gw masuk dulu"

gio menatap punggung enzie yang sudah menghilang di balik pintu rumahnya tersenyum lebar karena berhasil mendapatkan no telp crushnya





"ENZIE PULANG!" teriak enzie dari ruang tamu

"eh sayangnya mamah udah pulangg, mandi sana dekil banget bau" ucap mamahnya enzie yang tetap terlihat awet muda padahal usianya sudah tidak muda lagi. berkepala 4

"mamah parah banget ngatain anaknya, anak mamah loh ini" ucap enzie sambil mencomot paha ayam

"nyenyenye sana mandi! jangan sentuh makanan kamu itu dari luar!!" omel mamahnya enzie langsung ngacir ke kamarnya mamah enzie menggeleng lalu melanjutkan membuat sup nya






Bersambung.

Its A BigBoy!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang