"Enghh, Raf. Geli ih, udah gue mau ke kamar mandi."
"Nanti aja, Al. Boleh gue masukin bentar gak?" Rafa meraih tangan istrinya membawa untuk segera menyentuh miliknya yang selalu tegang di pagi hari.
"Dingin, cutie. Dia butuh kehangatan,"
"Tuh kan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini Alin cemberut melihat pantulan dirinya di cermin, saat ini dia sedang di dandani oleh Elin. Usai perdebatan mereka tadi siang membuat Elin menangis di kamar menyebabkan Alin tak tega lantas menghampiri sang kakak. Lalu Alin pun terpaksa menyetujui perjodohan itu.
"Wah Ade kakak cantik banget.." ucap Elin, dan Alin memutar bola matanya malas.
Di dalam hati Elin cecikikan, tak sia-sia juga dia berekting nangis jika alhasil Alin setuju menikah. Dan malam ini dia sudah mendapatkan undangan dari keluarga Pratama untuk malam malam di luar, Elin pun dengan penuh semangat mendandani Adiknya untuk bersiap.
Sebenarnya Elin juga tak tega menempatkan Adiknya di posisi sulit seperti sekarang, tapi apa boleh buat? Belakangan ini dia selalu memimpikan Ayahnya, menanyakan amanah tersebut, dan tentu saja Elin harus memenuhinya.
"Udah siap, yaudah yuk kita keluar."
Alin mengangguk malas lalu mengikuti langkah kaki Alin keluar dari kamar, di luar rumah Barra dan bayi berusia dua tahun sudah menunggu mereka, lantas mereka pun memasuki mobil.
Setibanya di restoran, Alin hanya duduk seperti orang bego karena hanya bisa memperhatikan Kakaknya sedang berbincang-bincang dengan orang tua yang katanya calon mertuanya itu, sesekali Alin melirik kiri kanan, kenapa tidak ada tanda-tanda kehadiran calon suaminya itu? Oh shit.. lalu mengapa Alin begitu kepo?!
"Kak dia kemana sih?" tanya Alin berbisik.
"Bentar lagi dia dateng kok, kamu udah gak sabar ya?"
"Stt, udah diem deh, lama-lama Alin kesel juga sama kakak"
"Iya-iya.. kamu tenang aja, calon suami kamu ganteng kok."
"Gantengan mana sama Bang Barra?"
"Jelas gantengan suami kakak dong."
Alin memutar bola matanya. "Dasar bucin!"
"Kita liat aja ntar, kamu pasti bakal bucin sama suami kamu."
"Dih ogah." Alin bersedekab, tidak melanjutkan percakapannya dengan sang kakak lagi, bisa-bisa dia akan mengajak perempuan itu adu jotos disini.
"Ngmong-ngomong, Rafa mana ya, Tan?" tanya Elin pada Shakira.
"Bentar lagi datang kok, soalnya dia bareng ade-adenya," jawab Shakira sembari tersenyum.
"Eh nak Alin sekolah di SMA GARUDA ya?" tanya suami Shakira, Darsh Pratama.
"Eh iya, om." Elin yang menjawab.
"Yaudah gimana kalo nanti pindah di SMA GALAKSI aja? Biar satu kelas sama Rafa."
"Alin gak ma..."
"Iya om, kalo itu mah aman. Nanti saya urus surat pindahnya," jawab Elin cepat memotong ucapan Adiknya, dia menatap tajam kearah Alin.