6

543 34 1
                                    

⭐⭐⭐⭐⭐

Wonbin hampir saja terlambat kerja, dia menarik napas panjang melihat jam absennya...hanya kurang satu menit.

Dengan segera dia melangkah masuk ke mejanya, teman-teman seruangannya sudah mulai sibuk bekerja. Wonbin pun mulai berkonsentrasi, tapi matanya hanya menatap kosong ke layar komputer, pikirannya mengingat ke kejadian semalam dan dia mengernyit, Dia merasa murahan sekali, menjual diri kepada laki-laki itu tetapi terlena dengan rayuannya. Mau bagaimana lagi, lelaki itu adalah jelmaan Eros penakluk wanita dengan segala pengalaman dan keahliannya, sementara Wonbin baru pertama kalinya bercinta. Tuhan, ampunilah dosa-dosaku. Wonbin memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya sebelum mulai menenggelamkan diri dalam pekerjaan.

"Iya, aku juga tidak menyangka", suara berbisik dua rekan disebelahnya menarik perhatian Wonbin, "Rasanya seperti bukan Mr. Eunseok." Mendengar nama lelaki itu disebut mau tak mau Wonbin menajamkan telinganya,mendengarkan.

"Tadi kami serombongan habis sarapan berpapasan dengan Mr. Eunseok, kami hanya menunduk karena biasanya Bos besar itu hanya melirik dari sudut matanya,mengangguk selama sedetik lalu pergi dengan acuh tak acuh." Wanita itu menghembuskan napas takjub, "tapi tadi,,,, astaga! Mr. Eunseok bahkan tidak berhenti, tersenyum ramah dan menanyakan kabar kita semua....", suaranya terpekik hampir histeris

"Dan senyumnya yang sangat jarang itu,,,bukannya menjawab semuanya malah terpesona dengan mulut menganga, ada yang mencoba menjawab tapi yang keluar hanya suara tercekik", lanjutnya menggebu-gebu.

"Mr. Eunseok sama sekali tidak merasa terganggu dengan sikap konyol kami. Dia malah tertawa geli dan melambaikan tangan ramah sebelum pergi......benar benar anugerah tak terlupakan! Menurutmu.........." Wonbin beranjak berdiri ke kamar mandi, tak tahan mendengarkan pemujaan pemujaan terhadap laki-laki itu. Tapi tetap saja dia ikut bertanya tanya, Wonbin terpekur di depan pintu kamar mandi.

Dia berpikir mengenai perubahan sikap Eunseok dikantor, bosnya itu memang selalu memasang wajah dingin, ketus dan jarang bicara, banyak wanita di sini yang takut sekaligus memujanya karena sikapnya itu........tapi kenapa dia berubah ramah?

"Memikirkanku?"

Suara yang diucapkan dengan pelan dan lembut itu membuat Wonbin membalikkan tubuhnya mendadak dengan terlonjak kaget dan hampir menabrak orang yang berdiri di belakangnya. Matanya langsung bertatapan dengan mata cokelat yang tajam, obyek pikirannya.

Dan kenapa si bos ada di sini? Di lorong menuju kamar mandi lantai 3 padahal dia punya kamar mandi sendiri di ruangannya?

Tanpa sadar Wonbin mengucapkan pertanyaannya keras-keras, Eunseok tertawa, "Aku sedang menemui kepala personalia di lantai yang sama, tiba tiba ingin ke toilet, tidak bolehkah?", suaranya makin melembut, lalu matanya berubah tajam. Dan Wonbin mengenali tatapan itu, tatapan kalau.... "Damn! Aku sudah amat sangat merindukanmu!" Dengan cepat Eunseok meraih Wonbin, lalu menciumnya, dengan gairah menggebu-gebu sudah lama tidak berciuman, padahal baru tadi pagi mereka..... Suara percakapan yang sayup-sayup mendekat membuat Wonbin terperanjat, dengan secepat kilat didorongnya Eunseok dan dia setengah berlari masuk ke toilet perempuan.

Didengarnya suara Eunseok dengan ramah
membalas sapaan orang-orang yang baru datang ke toliet, Suaranya terdengar biasa saja bahkan sedikit kegembiraan kecil terselip di sana. Apakah lelaki itu geli atas sikapnya? Sialan dia! Tak sadarkah dia kalau menyergapnya seperti itu di toilet kantor benar-benar tindakan nekat? Jantungnya masih berdentam-dentam dengan kuatnya seakan ingin meloncat dari tempatnya....

Tapi...Serena mengernyit, apakah jantungnya berdetak keras karena ketakutan....ataukah karena ciuman spontan yang tidak diduganya itu.....? ***

"Kau tampak senang", Mark menatap Eunseok yang sedang memeriksa berkas kontrakkerja mereka dengan supplier baru.

A Romantic story about wonbin (Eunseok X Wonbin) GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang