⭐⭐⭐"Wajahmu pucat sekali", salah seorang temannya memandang Wonbin dengan cemas ketika Wonbin mendudukkan diri di kursinya. Tadi dia hampir terlambat dan ke mesin absen. Wonbin memegang pipinya, memang terasa agak panas, apakah dia demam? Dan kepalanya juga pusing sekali. Tapi tetap dipaksakannya tersenyum
"Engga apa-apa kok, mungkin karena belum sarapan, nanti setelah minum teh hangat pasti agak baikan."
Tapi ternyata tidak, rasa pusing itu makin menusuk nusuk di kepalanya terasa nyeri, bahkan untuk menolehkan kepalanya saja terasa sangat sakit, badannya juga sama saja, rasanya nyeri di sekujur tubuh seperti habis dipukuli. Wonbin bertahan dengan tidak bergerak di kursinya, tapi rasa sakitnya makin tak tertahankan
"Wonbin coba kesini sebentar, lihat draft pemasaran ini bagaimana menurutmu?", salah seorang rekannya memanggilnya. Dengan mengernyit Wonbin mencoba berdiri, tubuhnya limbung sejenak, tapi dia berdiri dan bertahan sambil berpegangan di tepi meja. Lalu setelah menarik napas dalam-dalam, dia melangkahkan kaki ke meja rekannya. Tapitiba-tiba rasa nyeri tak tertahankan menyerang kepalanya dan semuanya menjadi gelap.
***
"Pingsan??!"
Eunseok setengah berteriak kepada Mark yang menyampaikan kabar itu padanya,"Kapan?! Dimana?!" Eunseok mulai berdiri dari balik meja besarnya.
Mark hanya duduk santai di sofa kulit hitam di ruangan kantor Eunseok
"Tadi dalam perjalanan ke sini aku kan mengambil arsip di sebelah klinik, ada keributan di luar,gadis itu sedang digendong salah seorang rekannya ke klinik dan di antar beberapa rekannya yang lain juga, dalam kondisi pingsan, dia pucat sekali seperti kelelahan" tambah Mark penuh arti.
"Digendong?", kali ini wajah Eunseok menegang karena marah
"laki-laki?"
Mark tiba-tiba saja tidak bisa menahan tawanya
"Simpananmu pingsan dan kau meributkan siapa yang menggendongnya?", Tawa Mark kembali terdengar tak peduli pada wajah Eunseok yang marah,
"Tentu saja laki-laki, mana mungkin perempuan?"
Eunseok mendengus marah dan hendak melangkah keluar ruangan, tapi Mark berdiri dan menahannya
"Kau pikir kau mau kemana Eunseok?" Eunseok menatap tangan Mark yang menahan lengannya dengan marah, "Tentu saja melihat Wonbin!"
"Dan membuat kehebohan di luar? Seorang CEO perusahaan yang jarang terlihat saking sibuknya, yang bahkan untuk berkonsultasi dengannya harus melalui perjanjian temu yang sulit, tiba-tiba saja turun menjenguk seorang staff biasa? Ku ulangi seorang staff biasa, yang tidak ada hubungan apapun dengannya", Mark menatap Eunseok tajam, "dan bahkan dengan wajah pucat pasi lebih pucat dari yang pingsan kalau boleh ku tambahkan", Mark mulai terkekeh geli.
Eunseok melotot marah padanya, tapi kemudian menarik napas dan tersenyum skeptis
"Kau benar, aku tak bisa", dengan pelan dia melangkah dan duduk di sofa. Mark menuangkan minuman untuknya dari meja bar kecil dan memberikan kepada Eunseok yang langsung menyesapnya."Kau tak pernah begitu sebelumnya Eunseok, dan tak kusangka kau sebegitu perhatiannya kepada gadis kecil ini, kukira kau hanya menganggapnya tubuh yang sudah kau beli?"
Eunseok meletakkan gelasnya, lalu menatap tajam Freddy
"Dan tubuh yang kau katakan itu yang sekarang terbaring pingsan." Mark tersenyum dan duduk di sebelah Eunseok
"Kemarin aku baru saja bilang kalau gadis itu membuatmu lelah dan tidak berkonsentrasi, ternyata kau berbuat lebih parah padanya", Mark tak dapat menahan diri untuk tersenyum lebar,
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic story about wonbin (Eunseok X Wonbin) GS
RomanceRemake story from santhy agatha Dalam hidupnya, Impian Wonbin hanyalah ingin menjadi perempuan yang biasa-biasa saja. Dia ingin menikah dengan Sungchan kekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagia, lalu seperti akhir kisah klise lainnya: bergan...