00. Prolog

101 37 8
                                    

Berminggu-minggu Nancy menggunakan aplikasi Cupid Game di ponselnya menjadikan hidup gadis yang pengangguran itu lebih berwarna, sebenarnya jika disebut pengangguran kurang tepat juga bagi seorang komikus yang akhir-akhir ini karyanya di adaptasi ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berminggu-minggu Nancy menggunakan aplikasi Cupid Game di ponselnya menjadikan hidup gadis yang pengangguran itu lebih berwarna, sebenarnya jika disebut pengangguran kurang tepat juga bagi seorang komikus yang akhir-akhir ini karyanya di adaptasi menjadi drama. Hanya saja, Ibunya menganggap Nancy pengangguran karena hanya asyik menggambar komik di kamarnya tanpa mengetahui cuan yang bisa diperoleh oleh gadis itu.

Nancy yang tidak pernah memiliki pacar seumur hidupnya mulai merasakan bagaimana rasanya menjalani hari-hari dengan memiliki sosok yang dicintai. Hingga, semua kesenangan yang ia alami berubah menjadi mimpi buruk.

"Sumpah?! Kenapa lo ada di sini?"

"Gak tau, tiba-tiba di sini," jawab pria dengan rahang tegas itu. Ia juga turut bingung kenapa dirinya secara kebetulan berada di kamar Nancy, pacar manusianya.

Nancy meraih ponselnya dan membuka kembali aplikasi yang menjadi asal mula masalah ini terjadi.

"Sayang?"

"J-jangan mendekat!" Nancy mundur beberapa langkah saat Jayandirga-nama yang ia berikan pada pacar digitalnya. Tidak menyangka bahwa karakter yang ia buat sendiri bisa bangkit seperti sekarang.

"Kenapa? Kamu gak suka?"

Nancy mengangguk, "Ya, Ya! Gue gak suka."

Jay mengerutkan keningnya, menatap Nancy yang tampak ketakutan saat ini. Memang apa beda dirinya di dunia game dan sekarang? Bukankah akan lebih menyenangkan jika dirinya sudah satu dunia begini dengan pacarnya? Jay memang karakter game yang dibuat sendiri oleh Nancy. Namun, seiring banyaknya waktu yang dihabiskan, karakter Jay bisa menyimpan begitu banyak memori dan emosi yang dikeluarkan oleh Nancy. Membuatnya kini bisa berpikir seperti manusia, meski hanya setengahnya.

"Tapi aku suka."

"Oke, oke, sebentar," Nancy menarik pergelangan tangan Jay lalu membawanya duduk di kursi meja riasnya. Dia memutar kursi tersebut menghadap ke cermin.

"Jay, lihat, sekarang lo bukan karakter game lagi, iya kan? Jadi, kita gak bisa melakukan hal yang sebelumnya selalu kita lakuin," putusnya membuat Jay semakin memutar memori penyimpanannya.

"Kita bisa pacaran sebagai manusia kan?" Jay menatap Nancy dari cermin di depannya lalu tersenyum penuh kemenangan.

Tuhan, bagaimana ini bisa terjadi?

Tuhan, bagaimana ini bisa terjadi?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nancy Cecilia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nancy Cecilia

Harvey Regardion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harvey Regardion


Riko Ghazi Adrian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PLAYING: CUPID GAME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang