"Sayang?"
Nancy membuka matanya perlahan dan menatap Jayan yang kini tengah berada di hadapannya dalam kondisi khawatir, sebuah tulisan dan gambar hati yang berkurang menerawang di pandangannya, sedikit menghalangi Nancy untuk melihat lebih jelas wajah Jayandirga.
Hati yang anda miliki: 2
Sudah ia duga, bahwa game ini juga memiliki hal semacam itu. Jadi, apa yang akan terjadi jika nyawa yang dia miliki habis? Apakah Nancy tidak akan bisa lagi menemui Jay? Jika begitu, Nancy ingin menjaga dua hati itu agar tetap utuh. Karena menurutnya tidak buruk juga memiliki Jay di hidupnya.
"Sakit banget?" Jay mengelus kening Nancy yang terus mengerut, padahal dia sedang memikirkan apa yang selanjutnya akan dilakukannya.
"Nggak terlalu, aku udah baik," dengan pelan, Nancy mengambil posisi duduk dan tersenyum lembut pada Jay, jika dilihat dari pandangan pria itu, mungkin dia akan mengira Nancy langsung berubah setelah mengalami kecelakaan.
Langsung di ambilnya punggung Nancy dan menyeretnya ke dalam dekapan hangatnya. "Maaf," Jay terus mengatakan hal yang sama berulang kali, seolah-olah dia begitu menyesal telah membuat gadisnya dalam kondisi berbahaya seperti itu.
"Hei? Gak perlu minta maaf, lagian bukan salah kamu juga, kan aku yang nyuruh kamu berhenti mendadak," balas Nancy membuat Jay menggeleng, "Aku yang bikin kamu begini."
"Sekarang aku tanya," Nancy meraih kedua sisi pipi Jay, dan memaksa pria itu untuk menatap kedua maniknya. "Bagaimana dengan kamu? Kita kan sama-sama di mobil, kamu ada luka?" Gadis itu memutar kepala Jay ke kiri dan kanan serta melihat bagian tubuhnya yang baik-baik saja.
Jay meraih pergelangan tangan Nancy dan menahannya di depan tubuhnya. "Jangan mengalihkan ke yang lain, aku baik-baik aja."
Nancy menghela nafasnya, "Kalau kamu tetap merasa bersalah, mending ajak aku keluar, gimana aku bisa sehat di ruangan membosankan begini?" Ujarnya, padahal dirinya baru saja bangun, namun nyatanya dunia game tidak seperti di dunia nyata. Bahkan Nancy sebenarnya tidak merasakan sakit setelah bangun beberapa saat lalu.
Jay tampak berpikir lalu mengangguk, "Kamu mau jalan-jalan? Tapi janji, kalau kamu beneran baik-baik aja sekarang."
"Iya, sayang, aku baik-baik aja," balas Nancy, menggelikan sebenarnya, namun ia ingin merasakan apa yang dirasakan oleh orang orang yang sedang kasmaran meski tidak langsung dialaminya di dunia nyata.
Senyum lebar mengambang di wajah tampan pria itu, dengan gerakan cepat ia mengecup pipi yang cukup berisi milik Nancy membuat sang gadis begitu terkejut. Di pegangnya bekas ciuman Jay di sana dan tentu wajahnya turut memanas. "Tiba-tiba banget?" Ujarnya terlampau kaget.
"Kamu gak suka?" Tanya Jay dengan kedua alis yang terangkat, seolah-olah mengejek Nancy yang kini sudah semerah tomat.
"Jangan mulai, katanya mau jalan, ayo!" Nancy mendorong Jay yang duduk di pinggir kasur dan kini pria itu terkekeh pelan. Dengan perasaan aneh gadis itu meraih telapak tangan yang sudah di berikan Jay padanya untuk membantunya berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING: CUPID GAME
Fantasy"Kenapa gue baper sama karakter game sih?" Nancy Cecilia frustasi akan kisah percintaannya. Hingga kini usianya sudah menginjak dua puluh satu tahun, ia sama sekali tidak pernah didatangi oleh sang pujaan hati. Bahkan ia disebut sebagai calon perawa...