Kalian tahu gak kenapa teman-temannya gak yakin kalau Jerrin dan Aleena cuma sahabatan?
Yah, kalian bayangin saja ini, ya kayak kali ini Aleena pulang telat karena harus ektrakulikuler Cheers. Terus Jerrin yang saat itu masih asik sama temennya sempat-sempatnya jemput Aleena.
"Akhhh," teriak Kavian yang kalah duluan.
"Lo pinter main gak sih, Kav? Dari tadi lo mati mulu." gerutu Devan yang fokus sama ponselnya.
"Strategi lo ampas," sarkas Masaka.
Ini berawal dari Kavian yang nyuruh Masaka maju kedepan dia area terowongan dan dia bakalan lindungi Masaka dari belakang, eh malah mereka kena kepung. Hal hasil mereka berdua mati di tembak musuh.
"Ya, gue mana tahu kalau mereka nunggu di depan," melas Kavian sambil menyeruput minumannya. Mulutnya manyun.
"Udah mau jam 5 gue cabut dulu." Jerrin bergegas pakai jaket.
"Mau kemana? Pulang?" tanya Masaka.
"Jemput Aleena." Santainya sambil ngambil tasnya.
"Jemput Aleena?" Muka Kavian langsung semangat dengar nama Aleena buat Jerrin lihatnya agak aneh.
"Kenapa tuh muka lo?" tanya Devan mewakili.
Kavian tersenyum lalu berdiri. " Gue aja yang jemput, Aleena," pintanya penuh harap sedangkan Masaka dan Devan melotot ke arah Kavian. Ini anak antara kurang peka sama mau uji nyali kali, ya pakai nawarin diri mau jemput Aleena di depan pawangnya.
"Gak," tolak Jerrin.
"Kenapa?" tanya Masaka pingin tahu kali saja ini anak jujur.
"Bokapnya Aleena itu galak." ucap Jerrin yang didengarkan dengan seksama sama yang lain terutama Kavian. " kalau tahu dia dianterin cowok, itu cowok bisa."
Mata Kavian melotot saat Jerrin seolah olah mengiris lehernya pakai tangan dengan ekspresi yang dibuat-buat.
"Ahhh, sadis pokoknya."
Semburan tawa keluar dari mulut Masaka dan Devan namun mereka tahan kembali agar tidak keluar. Kelihatan sekali Jerrin hanya menakut-nakutin Kavian.
"Tapi, lo kan cowok juga. Kok lo masih hidup sampai sekarang?" tanya Kavian sedikit nyolot soalnya kan Jerrin cowok sudah gitu hampir tiap hari tuh Kavian lihat Jerrin bareng Aleena tapi masih hidup saja itu orang.
Jerrin membenarkan jaket dan tasnya dengan sedikit pongah, "Gue beda. Gue sahabatnya," ucap Jerrin yang disahutin decihan muak dari sahabatnya.
Tapi, Jerrin gak peduli ia hanya mengidikkan bahu cuek, lalu mengambil kunci motornya di meja setelah itu pergi meninggalkan Kavian yang misuh-misuh.
"Emang ya temen lo itu kelewatan gensinya," ucap Devan.
"Temen lo itu kelewatan gak pekanya." Sahut Kavian
Masaka berdecih, "Tunggu di ambil orang dulu tuh baru nyesel."
***
Aleena baru saja keluar dari gedung sekolah sudah disuguhkan sama pemandangan Jerrin yang duduk diatas motor sambil pegang ponsel. Dari caranya pegang ponsel kelihatan itu anak lagi main game.
"Aleena enak, ya punya si Jerrin yang siap jemput 24 jam," ucap temannya sesama anak cheers yang keluat bareng dia juga.
"Sayang loh, Fah cowok ganteng kayak Jerrin gitu di anggurin kalau gue jadi lo udah gue embat itu si Jerrin."
"Ambil aja kalau dianya mau. Dia nampaknya udah kelamaan jomblo jadi hidupnya selalu ngikutin gue mulu," ucap Aleena yang buat temen-temennya pada ketawa.
![](https://img.wattpad.com/cover/350080224-288-k985808.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE || JUNGKOOK BTS
Ficção AdolescentePersahabatan cowok cewek itu kebanyakan gak murni pasti ada cinta di dalamnya entah dari kedua belah pihak atau di antara mereka. Sama kayak Aleena dan Jerrin, bedanya mereka saling gak sadar diri yang satu gak pekaan dan satunya lagi denial sampai...