Satoru

282 19 2
                                    

.


.


.



"Kau yakin mau seperti ini terus?"

Setelah malam itu, Utahime sama sekali tidak pernah berkomunikasi dengan Satoru. Jika berpapasan di jalan, Utahime hanya akan fokus melihat kedepan tanpa membuat kontak mata dengan Satoru. Kebetulan beberapa waktu ini, Utahime sudah jarang mendapatkan misi, tentu saja berbeda dengan Satoru yang mempunyai banyak urusan.

Apa mungkin Utahime sengaja menyibukkan diri dengan kerja lain?

"Aku tidak paham dengan pemikiran perempuan, biarkan saja dia. Yang penting aku sudah mencoba meminta maaf kepadanya, bukan? Seperti yang kau katakan waktu itu."

"Hah...." Suguru menghela nafas berat. "Aku tidak tau kalau kau ternyata sebodoh ini jika berurusan dengan perempuan." Ucap Suguru dengan tatapannya ke atas.

Semakin hari cuaca semakin dingin. Pakaian tebal milik Suguru juga tidak bisa membuatnya hangat; mungkin nanti Suguru akan membeli yang baru dan yang lebih tebal lagi.

Satoru menggesekkan kedua telapak tangannya untuk mendapatkan kehangatan. "Salju tahun ini lebih cepat turunnya. Sepertinya besok aku akan memakai kaos tangan." Gumam laki-laki bersurai itu.

Suguru meliriknya dengan ekor matanya. Ini masalah Satoru, entah mengapa dia yang pusing

"Bayangkan saja kalau kau berada di posisinya. Kau akan sakit hati bukan jika dicabuli seperti itu?"

Satoru berdecak kesal. "Jangan berkata seolah-olah aku benar-benar melakukan yang itu."

"Satoru, aku yakin Utahime kebingungan."

"Tidak, pemikirannya yang sulit dimengerti. Itu hanya sebuah ciuman, bukan? Dia bisa saja menganggap itu angin yang berlalu. Kenapa harus sampai segitunya?"

Satoru lelah memikirkan banyak hal dari kemarin. Suguru malah menyuruhnya memikirkan hal yang tidak jelas, hal yang tidak penting. Jika Utahime tidak mau memaafkannya, biarkan saja berlalu. Masalah selesai! Tidak perlu diperpanjang.

"Masalahnya di sini adalah Utahime sendiri. Jangan suruh aku untuk--"

"Kau yakin? Andai saja waktu itu kau bisa berpikir, aku yakin tidak akan apa-apa. Paling tidak, kau bisa memberikan alasan mengapa kau melakukan itu."

Seketika Satoru terdiam.

"Aku sudah bilang, kan? Tidak ada alasan khusus." Tegasnya kepada Suguru.

Suguru sudah mau pasrah dengan Satoru. Mungkin karna dia sahabatnya, Suguru sampai mau memusingkan masalah sahabatnya walaupun Satoru acuh tak acuh dengan konfliknya.

Akhirnya Suguru maju selangkah berdiri di samping Satoru, Ia menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu. "Utahime hanya kebingungan karna mu. Kalau kau mau menjelaskan semuanya ke dia, aku yakin dia mau berlapang dada." Ucap Suguru lembut, berharap Satoru mau memperbaiki hubungan dengan Utahime.

"Wah, ternyata Gojo cabul juga, ya." Shoko tiba-tiba datang dan mengatakan itu dengan entengnya. "Aku tidak tau kalau dia ternyata benar-benar sampah!"

Satoru dan Suguru langsung menoleh ke arah suara itu, mendapati Shoko yang berdiri sembari bertopang dagu pada penyangga di balkon sekolah mereka dengan senyum meremehkannya.

Couses Probleml||GojoHimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang