1%

746 70 3
                                    

Davi saat ini sedang duduk di meja cafe paling pojok, karena ia tidak mungkin duduk satu meja dengan kakak dan pacarnya.

Di mejanya sudah terdapat choco cheese cake kesukaan nya, itu juga hasil sogokan dari kakaknya. Jika saja ia tidak lemah dengan makanan di depannya ini mungkin ia tidak disini sekarang, mungkin dia sedang rebahan di kasurnya bukan malah menatap dua sejoli yang sedang bermesraan di depan sana.

Davi menghela nafas panjang dan mengalikan atensinya ke arah pintu masuk, dan netranya tidak sengaja menangkap siluet sosok yang ia kenali.

Tanpa pikir panjang, Davi memanggil sosok yang tidak asing dimatanya itu.

“KAK DAVID!!” Teriaknya dengan tangan yang melambai, bermaksud menyuruh pemuda bernama David itu untuk menghampirinya.

Sesampainya David di tempat Davi, ia langsung menyerbu Davi dengan beberapa pertanyaan.

“Loh ian? Kok ada disini? Sama siapa?” tanyanya.

"Eh iya kak, itu lagi nemenin kak Dania” balasnya sembari menunjuk Dania yang masih saja bermesraan dengan Megan.

David ini adalah teman SMP sampai SMA kakak Davi— Dania. Dan ia juga pernah menjadi kakak kelas Davi waktu SMP. Dan saat kuliah David dan Dania memilih jalan mereka masing-masing. 

“Masih sama Megan ternyata” ucap David saat melihat siapa kekasih sahabatnya itu.

“Iya, awet banget mereka. Padahal gak dapet restu mama sama papa” balasnya dengan memelankan suaranya saat mengucapkan kalimat terakhir.

Saat sedang asik mengobrol Dania tiba-tiba menghampiri mereka. Dan berdiri di samping bangku Davi. Davi yang melihat itu mengerutkan keningnya.

“Dav, kakak mau nonton dulu sama Megan, lo pulang sendiri aja ya? Nanti bilang aja sama mama kalau kakak nginep di rumah Winda” Jelas Dania.

“Yah, terus gue pulangnya gimana dong?” tanya Davi memelas, semoga saja kakaknya luluh dan mau mengantarkan nya pulang terlebih dahulu.

“Eum, bareng David aja. Lo gak sibuk kan vid?” tanyanya pada David yang duduk di depannya.

“Eh enggak kok, boleh nanti gue yang anterin si Davi” balas David dengan wajah yang sumringah.

“Oke jadi semua udah clear kan? Kalau gitu gue duluan ya, lo hati-hati pulangnya” pamit Dania pada adiknya. Lalu beralih ke David.

“Jagain adik gue ya vid” titip nya pada David.

Iyaelah na, kaya sama siapa aja lo” balas David.

Setelah mendapat jawaban dari David, Dania akhirnya meninggalkan cafe bersama Megan menaiki mobilnya.

“Jadi, kita mau langsung pulang, atau mau mampir kemana gitu?” tanya David memecah keheningan yang terjadi setelah Dania meninggalkan cafe tadi.

“Kalau mampir ke minimarket dulu gimana kak? Soalnya gue mau beli sesuatu dulu” Balasnya.

“Hm, boleh” Jawab David sambil tersenyum, dan tangannya juga mengusap kepala Davi gemas.

Davi yang di perlakukan seperti itu pun menundukkan kepalanya, ini tidak aman untuk jantungnya.

“Makasih ya kak udah nganterin gue sampe rumah, makasih juga udah jajanin gue tadi”  ucapnya sembari mengangkat plastik belanjaan yang penuh dengan jajanan.

“Iya sama-sama, kalau gitu gue pamit duluan ya, salam juga buat mama” pamit David.

“Iyaa hati-hati kak, jangan ngebut” katanya sambil melambaikan tangannya.

Sabar, tokoh utamanya belum ke spill

Mungkin di chapter ke 3-5 lah ya

Jangan lupa vote guyss

Written on 18-12-23

Not GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang