3%

509 62 2
                                    

Setelah pertemuan keluarga yang tak terduga kemarin, dan karena kakaknya yang kabur-kaburan. Hari ini ia ditugaskan sang mama untuk mengawasi sang kakak agar tidak kabur lagi, karena kakaknya harus bertemu dengan calon suaminya.

Karena tugas dari sang mama itulah ia harus terjebak dalam situasi seperti ini dengan sang kakak.

“Ayolah dav bantu kakak ya?” pinta sang kakak.

Kakaknya itu meminta Davi untuk berpura-pura menjadi dirinya. Dan mewakili kakaknya untuk membujuk calon suami kakaknya agar mau membatalkan perjodohan ini.

“Lo yang bener aja kak? Gue cowok anjir” tolak nya.

“Ya lo kan cowok tapi cantik, terus juga lo manis tuh jadi dia gak mungkin curiga” bujuk Dania.

“Ya, tapi kalau dia curiga gimana? Kok muka kakak beda sama sebelumnya?” Kata Davi, memberitahu kemungkinan yang akan terjadi.

“Gak akan gue belum pernah ketemu sama dia, jadi dia gak akan tau muka gue kayak gimana” bujuk kakaknya lagi.

Tapi masalahnya gue yang udah pernah ketemu sama dia batin Davi, seharusnya ia mengatakan secara langsung agar kakaknya berhenti membujuknya.

“Gini aja deh, gue bakal lakuin apa aja kalau lo mau gantiin gue buat temuin orang itu, gimana?” Tawar Dania saat ia tidak mendapat respon apapun dari adiknya.

“Tenang aja gue bakal makeover lo secantik dan semeyakinkan mungkin biar di gak curiga” Sambungnya meyakinkan. Sambil memasang wajah semelas mungkin agar adiknya mau membantunya.

Karena melihat wajah kakaknya yang sangat melas itu ia jadi sedikit merasa iba, apa ia harus menerima tawarannya? Dan membantu kakaknya?

“Yaudah deh, tapi lo harus temenin gue ya kak? Dari jauh sama kak Megan gapapa” final Davi.

“Iya iya nanti gue sama Megan bakal temenin lo dari jauh. Makasih makasih banyak adikku sayang” balas Dania sambil melompat memeluk sang adik yang sudah sangat amat berjasa di hubungannya dan sang kekasih itu.

“Iya sama-sama, btw gue harus nemuin dia kapan?” tanyanya.

“Siang ini” Jawab Dania pasti.

“Hah? Yang bener aja lo kak” kagetnya, ia kira masih beberapa hari. Tau gitu ia tadi kekeh tidak mau.

*****

Dan saat ini Davi sudah di rumah kak Megan, dengan kak Dania yang saat ini sedang mengubahnya menjadi seperti wanita. Ia benar-benar diubah menjadi seorang wanita, ia di pasangkan wig, di make up, dan di carikan baju yang cocok untuknya.

Tapi saat ia melihat ke pantulan kaca. Sial! Kenapa ia sangat cantik, jika tidak ingat itu dirinya pasti ia sudah jatuh cinta pada dirinya sendiri.

“Lo cantik banget gila dav” puji kakaknya saat melihat adiknya yang sudah di make up.

“Ini gue harus nemuin dia dengan dandanan kaya gini?” tanyanya masih tidak percaya.

“Yaiyalah” balas Dania sambil merotasikan bola matanya.

“Dah sekarang lo pilih baju yang mau lo pakai” sambung Dania sambil membawa dua stel baju kehadapan nya.

“Lo yang bener aja kak? Masa gue suruh pake rok kaya gini?” Protesnya saat melihat baju yang dibawa kakaknya.

“Gue gak mau pake itu, gue pake baju gue ini aja” katanya serius.

“Dav, lo yang bener aja masa lo mau pake kaos oblong kaya gitu” ucap sang kakak, masalahnya baju yang di gunakan Davi itu hanya kaos oblong warna hitam dan celana jeans berwarna senada.

“Gimana kalau baju Davi ditambah kardigan atau jaket gitu? Terus nanti kaos nya dimasukin ke celana” saran Megan yang sedari tadi diam memperhatikan kedua kakak beradik tersebut.

“Bener juga, setidaknya gak kelihatan kaya anak gelandangan gitu” Balas Dania menyetujui.

Akhirnya Davi juga menyetujui itu, daripada ia harus memakai rok kurang bahan milik kakaknya.

*****

Saat ini Davi sudah di cafe tempat kakaknya dan calonnya itu bertemu. Ia sedang menunggu cowok tersebut. Dan sang kakak duduk di pojok bersama pacarnya.

Tenang Dav, lo tinggal ketemu sama dia dan jelek-jelekin kakak lo udah gitu doang gak usah gugup batin Davi mencoba menenangkan diri.

“Sorry gue telat” Suara dari orang didepannya itu mengalihkan perhatian Davi yang sedang sibuk menenangkan diri.

“Ah iya gapapa” Kata Davi dengan suara yang dilembutkan, selayaknya seorang wanita.

Karena lawan bicaranya hanya diam, mau tak mau Davi yang harus membuka obrolan.

“Kenalin nama gue Dania” ucapnya sembari mengulurkan tangannya.

Bukannya mengenalkan diri dan membalas uluran tangan Davi, orang itu malah menanyakan pertanyaan lain.

“Kok muka lo kaya gak asing ya?” tanyanya.

Davi yang mendengar itu sedikit gugup, ia tidak tahu harus menjawab apa, ia sedikit melirik ke meja pojok tempat kakaknya berada. Sampai ide tiba-tiba muncul di otak kecilnya.

“Eum, mungkin lo pernah ketemu adik gue, soalnya dia mirip banget sama gue. Bedanya dia versi cowok aja” Katanya sambil menyentuh hidungnya, tabiatnya sedari kecil saat ia sedang berbohong.

“Oh” hanya itu? Yang benar saja Davi sampai rela berbohong, tetapi hanya itu balasan dari cowok di depannya ini. Ingin marah tapi ia ingat jika ia harus bersikap lemah lembut seperti kakaknya.

“Eh gue gak mau basa basi, jadi gue cuma mau lo nolak perjodohan ini” Katanya setelah sekian lama diam. Sedangkan cowok di depannya ini hanya diam dan mendengarkan apa yang ingin ia katakan.

“Emm, lo yakin mau dijodohin sama ka- eh gue? gue orangnya mageran loh, terus juga gue gak bisa masak, gue juga orangnya berisik jadi kita kayaknya gak bakal cocok deh” kata Davi menjelekkan diri sendiri, harusnya ia menyebutkan sifat jelek kakaknya, bukannya malah sifat jelek dirinya sendiri.

“Gue gak masalah”

*****


Dahlah gitu doang

Bye.


Written on 01-01-24

Not GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang