02. Tragedi copet

8 4 6
                                    

Say, hai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Say, hai!

Halo-haloooo, selamat datang untuk para pembaca, jangan lupa pencet bintang dan juga komen, ya! Bintang dan komen kalian sumber semangat ku. Love you all ❤️

***

Sepulang menjemput Adnan dari sekolahnya, Laras terpaksa membawa bocah tengil itu ke suatu tempat. Sebenarnya Laras sangat ingin datang ke sana sendirian, tapi apalah daya, mengingat bahwa dirinya diberi amanah untuk mengantar jemput anak tetangganya itu setiap hari.

Setelah memarkirkan motor beat hitamnya, Laras berjalan menuju suatu stand yang terlihat menjual mile crepe. Setibanya Laras di sana, sang penjual langsung menyambut Laras dengan baik dan menanyai pesanan customernya dengan ramah.

Setelah itu, Laras kembali melangkahkan kakinya menuju suatu stand yang menjual berbagai cake dengan potongan sedang, Laras terlihat kesulitan memilih dikarenakan banyaknya model, dan pilihan cake. Setelah sekian lama menimang-nimang, akhirnya cewek itu memilih 3 cake, juga dengan 3 rasa yang berbeda-beda. Cewek itu memilih rasa tiramisu, matcha, dan cokelat. Tentu saja kembali ke rasa-rasa favoritnya.

Setelah dirasa cukup dan sudah tidak ada yang ingin di beli, Laras rasa dirinya akan pulang, terlebih mengingat Adnan yang sepertinya sudah kelelahan. Ngomong-ngomong soal Adnan, dimana bocah tengik itu berada, padahal Laras rasa sejak Laras turun dari motor, Adnan ada di belakangnya, Seperti anak ayam yang mengintil pada induknya.

Mata Laras menyorot ke berbagai penjuru untuk mengamati dimana bocah tengik itu berada, sampai akhirnya, sorot matanya menemukan seseorang bocah dengan seragam smp yang tengah memesan sesuatu di balik stand Es. Laras melangkahkan kakinya menuju stand tersebut, dua sampai tiga langkah memang masih aman, tapi selanjutnya, dia benar-benar terkejut. Dompet di tangannya dirampas oleh seseorang, dirinya benar-benar syok. Tangannya bahkan sepertinya terkena sesuatu karena rasanya sangat perih dan menyakitkan.

"COPET! COPET! COPET! TOLONG!" Laras berteriak-teriak seperti orang kesetanan. Bahkan urat-urat lehernya sampai menonjol keluar, untung saja cewek itu memakai hijab, sehingga tidak terlihat oleh orang lain.

Adnan, cowok dengan seragam smp yang tengah asyik memesan satu cup es teh itu langsung menoleh panik saat dirinya mendengar pekikan seseorang yang tak lain adalah Laras, tetangganya yang memberinya tumpangan setiap hari. Cowok itu seketika lari mengejar pencopet yang larinya sekencang orang yang tengah menahan berak.

Adnan benar-benar geram dengan sosok manusia yang lengkap dengan pakaian berwarna hitam lengkap dengan masker kain yang bertengger pada wajahnya. Adnan menambah tingkat kecepatan berlarinya, bahkan mengalahkan beberapa bapak-bapak yang ikut mengejar copet tersebut. Sampai saat dirinya sudah berjarak dekat dengan pencopet itu, Adnan langsung melayangkan satu bogeman pada punggung pencopet itu dengan kerasnya. Dalam hati dia berkata dan meminta maaf karena lancang menghajar seseorang yang lebih tua darinya, tapi ini juga demi kebaikan bersama jadi Adnan menganggap hal yang dilakukan ini tidak apa-apa.

Tetangga : Adnan AndrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang