01. Bocil durjana

15 5 5
                                    

Hari Senin adalah hari yang paling tidak di sukai oleh sebagian banyak orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari Senin adalah hari yang paling tidak di sukai oleh sebagian banyak orang. Alasannya cukup simpel, karena hari Senin berada tepat setelah hari Minggu yang dimana hari itu adalah hari untuk beristirahat sejenak setelah enam hari terus menerus melakukan berbagai kegiatan. Hari Minggu adalah hari yang ditunggu-tunggu, walaupun sebenarnya satu hari itu tidak cukup untuk mengistirahatkan badan-badan yang lelah, tapi satu hari itu juga sudah cukup berharga. Hari Minggu terasa sangat cepat, tidak terasa esok hari ketika membuka mata kita telah dihadapkan dengan kerasnya hari Senin.

Pagi ini, Laras-gadis berumur 17 tahun itu menghembuskan nafas kasar. Dirinya sungguh malas berangkat menuju sekolah. Tubuhnya terasa sangat tidak enak. Selepas bangun tidur tadi, Laras merasakan tubuhnya terasa seperti akan remuk. Tadi malam dirinya berada di luar rumah sampai tengah malam untuk menikmati segarnya angin malam yang malah membuat tubuhnya terasa sakit. Kemerlap kemerlip indahnya bintang masih dapat dia bayangkan. Bulan bulat sempurna juga terlihat sangat cantik tadi malam.

Setelah selesai sarapan, Laras ogah-ogahan ketika dirinya diminta sang bunda untuk memberi tebengan pada tetangga depan rumahnya. Bocah kelas 3 SMP yang sangat amat super duper jahil. Adnan Andrian-tetangga Laras yang kerap membuat Laras naik pitam. Bocah tengil itu kerap sekali membuat Laras naik pitam. Selalu ada saja tingkah dari bocah tengil itu. Laras akui, bocah itu cukup tampan. Kulit putih bersih dan rambut yang tebal dan halus sangat membuat Laras ingin menyentuh rambut bocah tengil itu. Tapi, keinginan itu harus dia tepis karena mengingat kepribadian bocah itu yang sedikit sinting.

Motor beat hitamnya dia parkirkan di depan rumah tetangganya itu. Jarak rumah Laras dan Adnan hanya berjarak beberapa langkah. Rumah Adnan berada tepat dihadapan rumah Laras. Membuat cewek itu muak setiap hari memandang wajah tengil Adnan.

Dengan langkah kecil cewek itu berjalan mendekati pintu rumah itu yang terbuka dengan lebarnya. Setelah mengucapkan salam, Laras dengan cepat menanyakan keberadaan Adnan kepada Arini selaku mama Adnan. Bocah tengil itu ternyata tengah bersarapan, kata tante Arini bocah itu bangun kesiangan hari ini. Sampai-sampai tante Arini harus turun tangan untuk membangunkannya dengan mencipratkannya air.

Setelah menunggu lima menit, Adnan kini sudah berada di hadapan Laras dengan senyum yang mengembang di bibirnya. Bocah tengil itu tahu, pasti Laras akan memarahinya karena membuat Cewek itu menunggu lama. Tapi, sebelum itu dia sudah meminta maaf yang membuat cewek itu tidak jadi bersuara.

"Gue tahu, gue salah. Sorry ya, kak Laras. Janji deh, nggak bakal gitu lagi." Laras memandang wajah Adnan dengan ekspresi yang benar-benar buruk. Cewek itu tidak tega mendengar penjelasan dari Adnan. Bocah itu semalam begadang untuk mengerjakan pr yang sangat menumpuk. Untuk kali ini Laras sedang tidak ingin marah-marah, alasan dari Adnan dia terima begitu saja.

"Ya udah, ayo berangkat. Gue nggak mau telat," ujar Laras sembari memberikan satu helm pada Adnan yang langsung diterima oleh cowok itu.

***

Tetangga : Adnan AndrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang