2. Pasar

522 85 14
                                    

Happy Reading

.
.
.
.

"Hwannie~ Jilo ingin itu, bolehkah?"

Junghwan memang tidak pernah pelit untuk membelikan apa saja yang Jilory inginkan selama ini, bahkan jika Jilory meminta sebuah istana pun ia akan menyanggupinya demi si sulung Cassarion tersebut.

"Boleh sayang, tapi ingat! Jangan meminumnya terlalu banyak. Aku bisa mati di tangan Ibumu jika dia tau kau pulang dalam keadaan mabuk lagi," tukas Junghwan mengingatkan Jilory agar tidak melewati batas meminum minuman keras yang sedang di pegangnya.

Terakhir kali, Junghwan di buat tak berkutik ketika Haruto mengamuk besar di dalam istana. Menggunakan feromon mematikannya karena merasa marah saat Jilory pulang dalam keadaan berantakan, padahal Haruto sudah mengingatkan pada Junghwan agar tidak menuruti Jilory jika mengenai hal minuman keras.

"Aku mencintaimu!" Seru Jilory sembari memberikan kecupan singkat di bibir Junghwan tanpa merasa malu, ketika semua pasang mata melihat interaksi keduanya.

Banyak dari mereka bergunjing mengenai tata Krama sang Putri Mahkota yang kian hari semakin tidak terdidik, mereka menyalahkan sang Raja yang lebih memilih membantu rakyat tanpa identitas di bagian Utara daripada menertibkan anaknya sendiri.

Sikap seperti itu di nilai tidak sopan oleh para rakyat karena tidak menerapkan sistem yang sudah di buat oleh Raja pertama, namun sepertinya Putri Mahkota satu ini tidak peduli akan hal itu.

"Kapan kita bisa melakukan mating, Hwannie? Aku sudah tidak sabar ingin terikat denganmu. Apa Hwannie juga sepertiku?" Tanya Jilory sebelum menyeruput sedikit minuman keras itu ke dalam tenggorokannya.

Junghwan memijit pangkal hidungnya karena merasa pusing setiap kali si sulung Cassarion tersebut menanyakan hal itu, padahal berulang kali juga ia mengatakan bahwa keduanya hanya bisa mating pada saat Blue Moon terjadi saja.

"Kau sudah tau jawabannya, sayang. Aku tidak ingin membahas ini," balasnya.

Lantas, Jilory menaruh gelas di tangannya ke meja dengan pelan. Segera naik ke atas pangkuan sang mate dengan tatapan sayu, kedua tangannya mengalung di leher sang empunya.

"Tapi Jilo ingin, Hwannie. Kenapa kau tidak pernah menyentuhku? Apa yang kurang dari diriku? Wajahku cantik, dadaku berisi dan kencang, bokongku sangat kenyal jika kau menamparnya. Aku merawat tubuhku dengan baik," kata Jilo.

Memang tidak ada yang kurang secara fisik dari Park Jilory Cassarion, tetapi Junghwan sudah berjanji pada Haruto tidak akan menyentuh Jilory sampai anak itu telah berusia legal.

Selama ini juga menjadi tanda tanya besar di kepalanya, darimana Jilory mendapatkan sifat binal tersebut. Padahal setahu Junghwan, Haruto tidak seperti ini dan sama sekali atau bahkan tidak.

"Bersabarlah, Blue Moon akan terjadi satu bulan lagi. Aku pun juga tidak sabar menantikan hari itu,"

.
.
.

"Pangeran, sebaiknya kita pergi saja daripada membuat keributan di tengah-tengah acara. Itu tidak baik," Junhyuk di buat panik oleh sikap kasar sang Pangeran Cassarion tersebut yang dengan berani menampar seorang anak seusianya saat menonton acara pertunjukkan seni yang di adakan.

Wajah memerah serta kepalan tangan kecilnya menunjukkan seberapa marahnya Jeran pada salah satu bocah rakyat jelata, yang telah menghina Ibunya dan mengatakan hal yang tidak pantas mengenai Haruto.

Queen LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang