yoongi sudah membiasakan diri di keluarga choi. ia memiliki keluarga yang lengkap dan harmonis.
ia juga memiliki dua kakak perempuan.
kakak pertama terpaut 7 tahun lebih tua darinya. dan kakak kedua terpaud 5 tahun lebih tua darinya.
saat kedatangannya di keluarga baru, tuan choi yang sekarang menjadi ayahnya membuat konferensi pers dan menyatakan ia memiliki anak ketiga yang mana itu hasil dari hubungannya dengan sang mantan kekasihnya dulu.
sang istri awalnya tidak terima dan tidak mau mengakui namun dengan usaha gigih tuan choi memberikan pengertian pada istrinya membuat sang istri luluh dan mulai menerima yoongi.
diawal kedatangan yoongi benar-benar membuat kericuhan.
kedua saudara perempuannya tidak menyukainya. mereka iri akan kecantikan yoongi yang selalu memikat hati para laki-laki.
beberapa kali sang ibu menjodohkan kedua putrinya namun selalu gagal karna si calon lebih memilih yoongi.
sampai-sampai ibu choi geram. ia memanggil semua dokter ahli kecantikan untuk membuat kedua putrinya tampak lebih cantik dari si bungsu.
tapi lagi-lagi itu tidak berhasil.
hem.. memang siapa yang bisa menandingi kecantikan yoongi? tidak ada.
hingga disaat ibu choi diambang keputusasaan ia mendapatkan ide untuk menikahkan yoongi terlebih dahulu dari kedua saudaranya.
ia lantas mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.
***
"kau tau kan berapa jumlahnya?"
"aku tau, tapi aku belum bisa melunasi semuanya. putraku akan melakukan tes tahun depan untuk menjadi pengawai negri. mungkin aku akan menyicilnya saat itu"
ibu choi tersenyum penuh arti.
"haisss... kau ini, kenapa dipikir sekali"
"kau memanggilku kesini untuk membahas ini. bagaimana kau ini?!"
"arasseo.. arasseo"
"begini saja_
ibu choi sedikit mendekat pada tamunya.
_putramu itu sudah dewasa kan? sudah saatnya menikah kan?"
"eung? ya. haiss.. dia itu bahkan belum punya kekasih. bagaimana mau menikah"
"tenang saja. bagaimana jika kau nikahkan saja dengan putriku si bungsu"
"yoongi maksudmu?"
ibu choi mengangguk antusias. agaknya rencana kali ini sangat sangat akan berhasil.
heuhh... tidak sia-sia ia menggelontorkan uang untuk meminjami si perempuan tua ini.
"benar. walaupun dia bukan putri kandungku tapi dia sudah seperti putri-putriku yang lain. aku menganggapnya putriku sendiri, aku juga merawatnya sama persis dengan kedua putriku. jangan khawatir, dia anak yang cantik"
si tamu menghela napas. haruskan ia nikahkan saja putranya itu.
sebenarnya ia juga sudah ingin sekali memiliki menantu.
pekerjaan rumah yang begitu banyaknya membuat dirinya tak sanggup lagi melakukannya. apalagi dengan tubuh ringkihnya yang semakin hari semakin tua.
belum lagi ladang dan sawah yang harus setiap hari dirawat.
ia juga merasa kasihan jika hanya putranya saja yang bekerja. belum lagi jika nanti harus belajar untuk tes pegawai negri.
tes itu tidak mudah dan menbutuhkan persiapan yang matang.
