Asisten 03

1K 107 1
                                    

Happy Reading

*****

"Oh jadi dia yang gantiin aku buat model tas terbaru itu?" Bisik Bella pada Rani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh jadi dia yang gantiin aku buat model tas terbaru itu?" Bisik Bella pada Rani. Mereka berdua juga model di agensi Gracia bekerja.

Rani mengangguk, melihat penampilan Gracia dari atas sampai bawah. "Biasa aja padahal, tapi kok semua produk pada pengen dia modelnya ya? Heran."

"Kita harus bikin pelajaran sama dia." Bisik Bella.

"Caranya?"

Bella tersenyum licik, ia menghampiri Chika yang sedang duduk di sofa menunggu Gracia selesai pemotretan, "Hai, asistennya Gracia ya?"

Chika mengangguk, "lya, ada apa?"

"Nanti aku mau ngajak Gracia makan siang bareng. Btw, dia ada alergi sesuatu gak?"

"Memangnya kenapa?"

"Eung anu...jadi takutnya ntar aku malah pesen makanan yang bikin dia alergi. Jaga-jaga aja sih, kan aku pengen temenan sama dia." Balas Bella dengan ramah.

Chika senang mendengar jawaban Bella karena akhirnya ada yang mau berteman dekat dengan Gracia. Semenjak orang tua mereka meninggal, Gracia jarang dekat dengan orang lain bahkan temannya bisa terhitung oleh jari, "Non Gracia hanya alergi udang, selain itu aman."

"Oh gitu ya? Okedeh makasih ya Chika, jangan lupa bilangin ke dia kalo aku sama Rani ngajak dia makan siang bareng di cafetaria sini."

"Baik."

*****

Saat ini Gracia, Bella dan Rani sedang menikmati makan siangnya di cafetaria agensi mereka.

"Padahal kita udah lama kerja di sini, tapi baru sekarang ya bisa makan siang bareng?" Bella tersenyum ramah pada Gracia.

"Hmm iya." Gracia sibuk memakan nasi gorengnya.

Chika memantau mereka di meja sebrang karena permintaan Veranda. Sedangkan Veranda sudah pulang duluan. Jadwal hari ini memang sudah selesai, jadi mereka bisa pulang lebih awal.

"Kamu sih akrabnya cuma sama Kathrina doang." Rani menambahkan.

Gracia terdiam karena merasa badannya mulai panas disertai gatal, ah entahlah. Padahal Gracia tidak memakan udang.

Bella dan Rani yang sadar jika wajah dan kulit Gracia memerah hanya bisa menahan tawanya.

"Maaf kak, ini nasi goreng biasa kan?" Tanya Gracia memastikan. Rasanya ia ingin menangis karena gatal dan panas sekujur tubuhnya, "Gak ada udangnya kan?

"lya, ini nasi goreng biasa kok. Kita gak pesen yang ada udangnya." Jawab Rani pura-pura panik, "Kenapa? Kamu ada alergi udang?

"Chikaaa!" Gracia melambaikan tangannya ke arah Chika.

Chika yang peka langsung berlari ke meja Gracia, ia terkejut saat melihat kulit Gracia merah-merah seperti alergi. "Non makan apa? Udang?" Tebaknya.

"Enggak." Gracia menangis, "Gatel Chika~ tenggorokan aku sakit." Keluhnya.

Chika memeriksa makanan di piring Gracia, memang tidak ada udang di situ. "Kita ke rumah sakit sekarang ya non?" Chika langsung membawa Gracia yang sudah lemas tidak karuan.

"Chika, kita minta maaf ya. Kita beneran gak tau loh kenapa Gracia bisa gini." Ucap Bella dan Rani menampilkan wajah menyesal yang tentunya hanya pura-pura.

"lya." Tanpa ba-bi-bu Chika langsung berlari menuju mobil. Gracia harus segera ditangani oleh Dokter.

"Rencana kita berhasil." Bella merangkul Rani, "Pasti besok dia gak bakal bisa pemotretan."

"Hebat juga ya kamu."

*****

21.00

Chika dan Zee sedang menemani Gracia di kamar.

"Makanya kak, kalo makan tuh periksa dulu! Jangan ngerepotin orang." Omel Zee.

"Apasih? Lagian yang bantuin kakak tuh Chika bukan kamu." Gracia memeletkan lidahnya.

Datang Veranda dengan nafas terengah-engah, "Gre, gimana keadaan kamu sekarang?"

"Mendingan tante, udah minum obat." Gracia melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 9 malam, "Tante ngapain malem-malem ke sini?"

"Tante pengen tau keadaan kamu lah, besok kan kamu banyak kerjaan. Mana pemotretan produk skincare semua, kulit kamu merah-merah gini." Veranda terlihat frustasi.

"Tante, kakak lagi sakit. Kenapa kerjaan terus sih yang dipikirin?" Baru kali ini Zee protes pada Veranda.

"Kan itu udah jadi tanggung jawab kakak kamu, Zee." Balas Veranda sinis, "Mending sekarang kamu tidur Gre, biar besok pagi udah sembuh alergi kamu."

"Hmm." Gracia mengangguk pasrah.

"Bu," Panggil Chika dengan ragu pada Veranda, "Apa boleh jadwal non Gracia di cancel dulu untuk hari besok? Kalo dipaksakan-"

"Gak bisa Chika!" Veranda segera menyela, "Besok juga paling udah sembuh." Veranda keluar dari kamar.

Zee mengepalkan tangannya, "Kenapa kakak gak ngadu ke kakek sih kalo selama ini tante Ve jahat sama kakak?"

"Udahlah de, lagian percuma. Dia tuh pinter banget ngomong di depan kakek."

"Seandainya masih ada papa sama mama, kita gak bakal gini kak." Zee menggenggam tangan Gracia.

Gracia jadi mellow kalo liat Zee gini, mendingan dia liat adeknya nakal deh daripada gini. "Kakak gak papa kok, kan ada Chika yang jagain kita berdua."

Chika tersenyum kemudian mengelus pelan rambut Zee, "Jangan sedih, kan masih ada saya dan kakek juga yang sayang kalian."

"Oh? Kak Chika sayang sama kak Gre?" Celetuk Zee. Maksudnya, dia agak aneh kalo denger Chika sayang sama kakak perempuannya.

"Eung? A-ah b-bukan gitu maksud saya." Chika gelagapan. Emang ya tuh bocah dino paling jago bikin kalimat orang jadi beda arti.

Zee menahan tawanya "Bercanda kok kak Chika, panik amat"

"Mending kalian balik ke kamar masing-masing deh. Aku mau tidur." Usir Gracia.

"Baik." Chika menarik selimut Gracia sampai menutupi sebagian tubuh gadis tersebut, "Kalo ada apa-apa, langsung panggil saya ya non?"

"Iya." Gracia memejamkan matanya.

Zee menepuk bahu Chika kemudian berbisik, "Makasih ya kak, selalu jagain kakak."

"Sudah kewajiban saya, Zee."

.
.
.
To be continue...

Asisten✓ || [GreChik]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang