18

452 15 0
                                    

6.30 pm

Catherine safely comes home and searches for Meera.

"Love! My love! Meera! Meera, my love!"

Dia berpusing satu rumah mencari sampai ke dalam bilik. Dia nampak Meera sedang bersiap seperti ada acara malam.

"Ooh, dah balik?"
"Yeah, I'm home. Where do you wanna go?"
"Malam ni ada something. Tapi, you have to take a shower first, lepastu pakai baju atas katil tu. Aku dah siapkan. Jangan pakai baju lain!"
"Okay. Where do you wanna go?"
"Turun bawah."
"Tak nak turun sama - sama ke?"
"Turunlah sendiri."
"Fine."

Dia turun ke halaman kebun bunga. Di situ kawasan lapang dengan rumput - rumput berwarna hijau sahaja. Dia bentangkan tikar dan meletakkan 2 gelas tinggi kaca dengan sebotol wain.

Dia naik semula ke bilik mereka untuk memanggil Catherine. Terlihat Catherine sudah memakai baju yang disediakan oleh Meera.

"Jom!"
"Where we going?"
"Ikut jelah."

Mereka sampai di halaman luar rumah. Kebun bunga.

"Ta da!"
"Wah, so pretty."

Kawasan itu di hiasi dengan lampu - lampu kecil di sangkut di dinding. Satu meja terhidang makanan untuk dua orang. Muzik klasik dari radio berbunyi memeriahkan suasana.

"Sit here."
"Thank you."

Meera duduk sambil memandang Catherine.

"Kenapa, you buat semua ni? Tak penat ke?"
"Tak! Aku bosan lah. Kau dah lah tak bagi aku kerja."
"Hahahahahahahahahahah."
"Makan lah, aku masak."
"Love, today you cook for me. I really love your effort. Thank you. You must be tired today."
"Tak pun. Setakat masak je pun. Senang!"
"Hahahahaha ye ke?"

Catherine memotong stik dipinggan nya dan ditukar dengan pinggan Meera. Catherine menuangkan air untuk Meera.

"So, what are we doing here?"
"Entah, saja je. Rumah ni cantik kot tapi tak ada orang. Sia - sia je buat."
"It's my grandfather...."
"I know. Qian Qian has told me about it."

"Thank you for cutting my steak."
"No need, that's my job."
"Yelah."

Catherine menyuap stik kedalam mulutnya. Meera masih menunggu komen Catherine.

"How?"
"Hmm, sedap macam sup ayam tengah hari tadi."
"Habiskan tau. Penat aku masak."
"Okay, okay."

Sedang mereka makan. Meera memulakan perbualan.

"How's work? Ok?"
"Just fine as usual."
"You're not like this. You so different."
"Salah ke nak tanya?"
"No, just....."
"Ha! Lepas ni kita stargazing tau!"
"Where?"
"Adalah! Makan lah cepat - cepat."

Mereka selesai makan dan mengelap mulut. Meera menutup mata Catherine dengan kain. Dia memimipin tangannya ke tikar yang dibentang tadi.

Dia membuka kain tersebut.

"We're here!"
"Wow...."
"Cantik tak?"
"So pretty!!!!"

Dia terlalu gembira hingga mendukung Meera.

"You so smart, my girl."

Dia mencium muka Meera.

"Eee, geli lah."
"Hahahaha i like it."
"Here, duduk sini."
"Wah, tonight the stars is prettier than before."
"Heleh, main cakap je. Selama pandang atas pun tak, ada hati cakap macam tu."
"Eh! Who said that?! Huh! Everyday i watch them before go to sleep."
"Yelah tu."
"Ye!!!"

Meera merebahkan badan di bantal kecil yang disediakan di situ. Catherine masih terpegun dengan bintang malam ini.

"Love, you know what? The stars is same like my heart to yours, this feelings never erase from my heart."
"Hmm."
"Love, i bought you something."
"Apa?"
"Here."
Gelang perak dengan ukiran yang halus dan cermat berserta huruf yang di tampal di situ yang merupakan pemilik bagi gelang itu.

"Here, the bracelet. I even engrave the initial for you."
"Wah.... cantiknya. Terima kasih."
"I'll wear it, for you."
"Thanks again."

Mereka merenung kembali bintang - bintang di langit malam.

"Ririn...."
"Yes, love?"
"Why you treat me like this? Why you being so kind to me?"
"Because i love you. From bottom of my heart you're the missing piece of my heart that I've been looking for."
"But.... is it true?"
"Yes, i will never lying to you."
"Okay...."

Suara Meera bergetaran dan jantungnya berdebar kencang.

"Why, my love? You sweating."

Dia mengelap muka Meera dengan kain kecil di poketnya.

"Are you okay, my love."
"I'm fine. Aku sebenarnya.... nak bagi tahu kau something ni."
"What?"
"Actually the purpose i do this tonight, because i want make a confession to you."

"Apa dia?"
"I think i have falling in you. I don't know. Maybe? I don't know how to tell you because I'm shy with it."
"Hahahahahahahahahahah."

Dia memeluk Meera. Meera berada dalam dakapan Catherine.

"Why you be so confused. Like you said before to me. If you really love them show them your effort that you should be loved by them."
"Yeah..."
"Kenapa you macam ni? Are you afraid?"

"Yeah. Maybe because the trauma."
"I know. That's I'm here. I'll be there for you no matter what condition you are. I will love you when you fail, even if everyone against you. I will never leave your side because you're everything to me."

"Really? What if you lying to me?"
"You can kill me by your hands."
"Mengarut je. Tak takut mati eh?"
"I only scared you will leave me. I love you, Meera. I will love you for the rest of my life. My heart is yours. Please don't ever give it to me."
"That sounds like confident. I'll accept that."
"Really you will be my girl? For the rest of my life."
"Even as your wife. I will."

Meera mengangkat kepala dan menjawab pertanyaan Catherine. Meera berada di atas Catherine. Mereka merenung antara satu sama lain. Catherine menyelak rambut Meera ke belakang telinga dan mengusap pipi Meera.

Meera juga memegang muka Catherine. Dia menyentuh muka Catherine dan telinga Catherine. Dia sentuh setiap anggota di mukanya.

"Your eyes, your eyebrow, even your lips plump as peach. Your nose, our babies will get this."
"Hahahahaha you really mean it what you just said?"
"Nampak gurau ke? Gurau sudah lah."

Dia turun dari badan Catherine.

"Hey, love. I'm kidding."

Nampaknya, ada orang merajuk.

Dia menuangkan wain di gelas kaca yang tinggi dan meminum nya. Dia berkongsi minuman itu ke mulut Meera.

"How's that taste?"
"Masam."
"No, my lips."
"Lembut."
"Really?"
"Kau nak buat apa ni? Jangan macam - macam."

Catherine mula melepaskan lapisan pertama baju di badannya. Dia mula dekatkan muka ke Meera. Meera memejamkan mata.

"Can I?"

Dia memegang muka Meera. Hidung mereka bersentuhan.

"I'm scared."
"Don't worry, I'm here."

- sambung -




Strangers To Lovers [WLW] ✅️Where stories live. Discover now