Sebelumnya, Yudha masih berada di ruangan dimana ia dikurung. Ia bertemu dengan musuh yang telah membunuh kekasihnya Reva, Yudha tak menyangka bahwa Aidan telah keluar dari penjara hanya dalam kurung waktu beberapa bulan.
"Yo, Yudha.. lama tak jumpa ya?" ucap Aidan sambil terkekeh kecil.
"Aduh kasihan, sendirian ya di sini? Gue temenin ya.." Aidan melangkah mendekati Yudha lalu ia menyadari bahwa mulut Yudha di bungkam oleh solatip yang membuat Aidan melepasnya dengan kasar.
Yudha sedikit meringis kesakitan sangking kasarnya Aidan melepaskan solatip tersebut. "K-kenapa lo ada di sini...? Kenapa lo bisa keluar dari penjara secepat ini??"
"Yah itu karena seseorang yang berhasil kirimin gue pengacara, sumpah ya Yud gue bener-bener kaget ada orang sebaik dia," Aidan tersenyum semeringai. "Dan sebagai tanda terima kasih, gue jadi anak buah dari orang itu and guess what? Ternyata gue di suruh buat nyiksa lo di sini!"
Aidan tertawa jahat bak orang gila dan ia mendongakkan dagu Yudha dengan kakinya. "Jujur Yud, gue seneng banget! Akhirnya gue bisa lepasin unek-unek gue selama di penjara!"
Dengan sengaja Aidan menendang pipi Yudha dengan kuat. "Lo pasti nggak tau gimana rasanya berada di penjara, gue bener-bener ke siksa Yud! ITU SEMUA GARA-GARA LO!"
Aidan kembali menendang pipi Yudha di bagian lainnya. "Sepatutnya lo terima takdir lo dan gausah sok-sok nyelamatin Reva dia istri lo aja bukan, saudara aja bukan. Gausah bertingkah sok pahlawan!"
Kini kedua pipi Yudha memiliki memar yang cukup menyakitkan, sedari tadi Yudha hanya terdiam dan mendengarkan ucapan-ucapan busuk dari Aidan.
Menurut Yudha, Reva merupakan salah satu orang yang paling ia sayangi setelah adiknya, Yudha tak mungkin membiarkan orang tersayangnya terbunuh dan terluka begitu saja.
Aidan mendecak kesal dan menendang perut Yudha dengan kuat.
"Ackk!" mata Yudha terbelalak dan ia merasa rasa sakit yang luar biasa di bagian perutnya yang membuatnya batuk-batuk.
Aidan menatap Yudha lumanyan lama dan ingin menghajarnya sekali lagi namun ia mendengar sebuah sinyal dari bawah sana. Aidan pun menghela nafas berat. "Sepertinya kita sudahi dulu reuni kita ya? Senang bertemu denganmu lagi Yudha."
Kesadaran Yudha perlahan mulai menghilang dan ia merasa bahwa tubuhnya perlahan terlilit oleh rantai.
-
-
-
-
Kini Yudha masih tergelantung di atap dan menyaksikan pertarungan yang tak jauh di bawah sana. Ia juga merasa bahwa tubuhnya perlahan-lahan turun, dan ia sedikit terkejut karena hanya tubuhnya yang terlilit sedangkan tangannya tidak.
Ia kemudian menyipitkan kedua matanya dan melihat beberapa buaya kelaparan yang berada di bawahnya.
Yudha terkesiap dan ia mulai panik karena baru menyadari akan hal itu. "Anjir??! Kenapa ada hewan begituan di sini??"
Beberapa saat kemudian akhirnya Aluna mundur menjauhi Caesar, tubuhnya bergetar hebat dengan luka hampir di sekujur tubuhnya. Aluna hanya dapat melukai Caesar di bagian pipinya dan itu pun hanya luka lecet.
"Wah kamu benar-benar berantakan, Lun. Kamu yakin masih kuat? Kamu bisa menyerah kapan saja kok." ucap Caesar santai sambil tersenyum semeringai.
"Diam..!" ucap Aluna dengan suara serak. "Gue nggak bakal biarin Yudha mati di sini."
"Hee..jadi nama kekasihmu itu Yudha ya? Menarik," Caesar meregangkan badannya sejenak. "Mari kita sudahi ini, aku mulai sedikit lelah."
Dengan gerakan yang tak bisa di baca Caesar melompati pilar demi pilar hingga ia sampai di tempat Aluna berada dan ia mencengkram kuat kerah bajunya. "Huh?! Lo mau-"
Caesar pun melempar tubuh Aluna keluar dari area pilar, tubuhnya terlempar cukup jauh dan hampir jatuh ke air namun dengan beruntungnya Aluna terlempar di mana Yudha berada yang tak jauh dari dirinya, melihat akan hal itu Yudha pun menangkap tangan Aluna.
"Lun?! Jadi ini beneran lo??! Lo ngapain di sini? Dan tubuh lo..." ucap Yudha dengan panik karena melihat Aluna yang terluka cukup parah.
"Ah," Aluna mendongak ke atas. "Yudha?"
"Iya ini gue." jawabnya sambil terus memegang tangan Aluna.
Aluna terdiam menatap Yudha dan ia tersenyum kecil. "Yud, lepasin tanganku."
"Lo gila? Gue nggak bisa! Lo mau mati kemakan buaya hah?!" heran Yudha.
"Gapapa, asal kamu selamat Yudha. Aku nggak mau kamu mati lebih dulu... maaf ya aku udah libatin kamu ke sini." ucap Aluna dengan suara lemas nan serak.
"Lo ngomong apaan sih? Lo jangan salahin diri lo sendiri, ada orang yang pantas di salahin di sini!" seru Yudha. "Ayo dong yang tegar!"
Aluna menggeleng dan menundukkan kepalanya. "Nggak bisa Yud...udah nggak bisa."
Yudha mendecak kesal. "Aluna dengerin gue! Walau pun tingkah lo kayak tai, bangsat dan brengsek banget gue juga nggak mau lo mati! Lo harus sayang nyawa lo sendiri karena,"
Yudha memenggengam erat tangan Aluna. "Ada gue sama yang lain yang masih sayang dan butuh lo di sini."
Mata Aluna terbelalak karena terkejut dan tersanjung usai mendengar perkataan Yudha yang begitu menggerakan hatinya. Aluna tersenyum penuh percaya diri lalu menatap Yudha. "Baiklah, aku bakal berusaha."
Yudha pun merasa senang dan ia tersenyum ke arah Aluna.
Aluna pun membalas senyuman hangat Yudha dengan wajah yang sedikit memerah dan senyumannya. Akhirnya, gue bisa lihat Yudha tersenyum kayak gitu ke gue. Rasanya kayak mimpi mau teriak! Batin Aluna.
"Kalau gitu, apa kamu bisa goyangin rantainya?" tanya Aluna.
"Eh.. bisa sih, kenapa emangnya?" jawab Yudha.
"Aku pengen kamu lempar tubuhku kembali ke area pilar itu bisa kan?" tanya Aluna.
Yudha mengangguk cepat dan mulai mengayunkan tubuhnya ke samping walau pun sedikit susah, beberapa saat kemudian ia berhasil mengayunkan dirinya dengan ayunan yang cukup kuat. "Dah bisa nih! Gue lempar ya?"
Lalu dengan sekuat tenaga Yudha berhasil melempar tubuh Aluna ke area pilar. Maka dari itu, Aluna memegang katananya dan akan mendarat ke arah Caesar yang sedari tadi santai menonton Yudha dan Aluna dari kejauhan.
"Hah?" Mata Caesar terbelalak dan ia bersiap untuk menahan serangan Aluna dengan katananya namun tanpa di duga Aluna malah bertumpu ke katana Caesar.
"Ha! Gue menang!" Seru Aluna lalu katana Caesar hancur seketika dan Aluna mendarat di dada Caesar yang membuatnya jatuh ke bawah sana.
Mata Caesar masih sama terbelalaknya dan ia terkejut dengan apa yang terjadi.
Brush!
Tubuh Caesar jatuh ke air yang kini sudah dalam, membuat perhatian buaya dan hewan berbahaya lainnya menuju ke arah Caesar.
Sebenarnya, Aluna ikut jatuh namun berhasil selamat karena ia sempat menancapkan katananya di pilar tersebut yang membuatnya bergelantungan di sana. "...fiks anak itu mati sih."
Aluna pun mulai memanjat pilar tersebut dan berhasil meraih puncaknya, akhirnya seleksi selesai sampai di sini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Give | GxB [TAMAT]
Romansa[Budidayakan follow sebelum membaca!] Yudha, seorang siswa yang di kenal sebagai 'saksi' atas kasus pembunuhan keluarganya sendiri dan sudah lama menghilang dari publik. Namun pada akhirnya ia kembali bersekolah dan bertemu dengan teman masa keciln...