[4] Taman

144 32 4
                                    

• BETWELA •
Become The Weakest Lady

Selesai bersiap, aku yang sudah mengenakan gaun putih dengan motif hijau muda sederhana pun berjalan bersama Anna menuju taman kediaman Alphior.

Jujur gaun yang ku kenakan itu terlihat bagus, cantik, dann sangattt indah.

Tapi ...

KENAPA AKU JADI KELIHATAN IMUT?!!

SUMPAH DEH!!

AKU GAK SUKA SAMA SEKALI!!

Coba kalian pikirkan deh, aku itu sebenarnya penggemar barang barang imut, dan juga suka orang orang yang emang imut.

Tapi aku paling anti jika AKU SENDIRI yang kelihatan imut.

DUH,

MAU AKU KEMANAIN CITRA KERENKU INI??!!!

AH DASARR!!!

Aku berjalan perlahan dengan kurang percaya diri, jujur aku memang gak percaya diri sama sekali dengan tampilanku hari ini. Rasanya ku ingin menutupi wajahku, tapi jika begitu maka citra kerenku juga SEMAKIN MEMUDAR!!!

Akhirnya pun aku pasrah saja di sepanjang perjalanan, aku juga sesekali melirik Anna yang terlihat agak canggung dan malu.

Aku sih gak peduli, lagian salahnya sendiri. Punya tuan aja gak dilayanin dengan baik dan benar, udah gitu gak intropeksi diri lagi. Orang macam Anna mah gak bakal laku kalau ngelamar kerja.

Tapi ada untungnya juga tadi pagi ku buat dia sadar posisinya, akhirnya sedari tadi pagi perilakunya padaku sudah lumayan ada rasa hormat lah. Melayani dengan baik, dan dia juga udah enggak sarkas lagi.

EMANG MULUTKU INI BENER BENER AMAZING KALAU ADU ARGUMEN HAHAHAHHAHAHA!!!!!

Di sepanjang perjalanan, aku sibuk mengkritik Calein, Ibu tiri Seyin tiada habisnya. Pasalnya selain karna teriakkan Anna tadi pagi, mood burukku juga disebabkan olehnya.

Lagian gak ada angin gak ada hujan, tiba tiba aja dia suruh aku menemuinya!!

EMANG KITA AKRAB?!

BIG NOO!!

TEPATNYA DIA YANG SOKAB! SUMPAH DEH!!!
(Sokab : Sok Akrab).

Calein ini sekarang sudah menjadi Nyonya resmi keluarga Alphior, jadi pengaruhnya jelas besar. Kalau di novel dia ini digambarkan orang yang lemah lembut, dan juga bersikap baik pada Seyin.

Tapi apa kalian percaya? Kadang orang yang kelihatannya baik justru bisa menjadi yang terjahat. Contoh nyatanya adalah Freinna, makanya sebelum dia bertemu Calein, dia sudah punya dugaan dugaan buruk duluan.

Lagian ada pepatah, Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Dan juga dari ingatan Seyin sendiri, aku tahu seberapa buruk sifat Calein yang tersembunyi dibalik topeng malaikatnya.

Hari ini Calein menyuruhku untuk pergi menemuinya ditaman, kalo katanya sih untuk "Memperkuat hubungan keluarga". Kalau ditranslate sih buat "Cipika cipiki".

Nah kebetulan, aku tahu dari novel kalau bertepatan saat Seyin umur 5 tahun dan Freinna 4 tahun. Mereka pernah bertemu ditaman kediaman Alphior bersama Calein dan Deven atas dasar ajakan Calein.

Saat adegan itu, terjadilah suatu konflik. Yaitu Seyin yang menumpahkan teh panas  ke tangan Freinna.

Adegan itu tidak digambarkan secara rinci, intinya adalah Seyin menumpahkan teh panas ke tangan Freinna. Jadi aku tidak tahu mana yang salah, atau apakah itu disengaja atau tidaknya.

Jadi kini aku tahu, kalau hari ini aku tidak hanya akan bertemu Calein, melainkan juga dengan Deven dan Freinna. Lalu juga akan terjadi konflik.

Aku bener bener waspada sekarang!

°°°

Tak lama kemudian, aku sampai di taman kediaman Alphior. Jujur tamannya memang indah, tapi juga bukan yang terindah, karna yang terindah adalah taman hatiku.

KMIWWWW 😘😘😘

Di taman yang luas itu, aku melihat tiga orang yang sedang duduk di tengah tengah taman. Suasana diantara mereka terlihat harmonis, dan ketiganya jelas adalah Calein dengan dua anaknya, Freinna dan Deven.

Calein yang kebetulan duduk menghadap kearahku, segera melihatku dari kejauhan dan seketika tersenyum ramah padaku. Anna pun seketika berjalan menjauh.

"Seyin, kemarilah." ucapnya dengan senyum antusias ketika aku sudah berjalan mendekat.

Aku kemudian tersenyum ala kadarnya dan segera duduk disalah satu bangku.

"Nah, Seyin. Sudah lama Ibu tidak mengobrol santai denganmu, selain itu juga Ibu kira hubungan kalian bertiga tidak terlalu dekat. Jadi kenapa tidak kita mengobrol santai di tengah tengah waktu luang kita, benar? Putriku??" ucapnya sambil mengelus kepala Freinna yang kini menatapku dengan cemberut.

Deven yang melihat Freinna cemberut seketika juga ikut badmood, dia kini menatapku dengan tatapan yang seolah olah berkata, "Apasih kamu, ganggu suasana aja, minggir sana".

Aku yang mental baja sih cuma senyam senyum kalem aja dan sama sekali gak memperdulikan tingkah manusia aneh didepannya.

"Orang aneh buat apa dipikir, orang aneh mah pantesnya dipelintir kepalanya" pikirku.

Coba saja jika yang jadi diposisiku adalah Seyin, pasti dia balik balik ke kamar udah mewek. Pastilah, wajarnya emang begitu.

"Putriku, senyum dong. Lihat, Seyin kakak perempuanmu sedang berada didepanmu, masa kamu cemberut didepannya? Ayolah, sayangku~" bujuk Calein pada Freinna yang masih saja cemberut.

"Buset dah, ini mau pamer kasih sayang apa gimana dahhh" pikirku.

"Senyumin aja dah, gwenchanayooo~"

Selepas Calein selesai membujuk Freinna, akhirnya sekarang Freinna mau membuka mulut untukku.

"Kakak." hanya satu kata ini yang dia ucapkan padaku, dari wajahnya saja sudah kelihatan dia yang ogah ogahan menyebutnya.

"Loh, sayangg. Masa hanya memanggilnya begitu? Ayo dong, bermain bersama dengannya. Kamu harusnya merasa beruntung bisa punya teman bermain" ucap Calein dengan nada sedikit menegur pada Freinna.

Deven yang sedari tadi diam kini membuka mulut dengan sarkas, "Sudahlah, bu. Buat apa juga Freinna harus bermain dengannya? Kan sudah ada aku dan para kakak. Kita gak perlu dia untuk bermain bersama Freinna, bu."

Begitu Deven selesai berkata, Freinna seketika terlihat setuju dengan ucapannya. Sedangkan Calein melirikku dengan tatapn bersalah.

Melihat aksi mereka, rasanya aku ingin berkata, "AKU JUGA GAK BUTUH KALIAN YAA!!!" sambil menggebrak meja.

Tapi sayang, hatiku ini masih terlalu lapang untuk bersikap seperti itu. Jadi aku hanya berkata, "Buat apa juga aku bermain dengan dia" dengan santai. Seketika juga Freinna terlihat jengkel padaku, sama pula dengan Deven yang kini menatapku seolah olah bola matanya akan keluar dari rongganya.

Sontak Calein terkejut, "A-aih... emm- Seyin, apa kamu sedang tidak enak badan? Sebaiknya kamu istirahat saja hari ini. Kemari, biar Ibu antarkan" ucapnya dengan canggung, dan segera menuntunku pergi.

Aku hanya diam menatap aksi Calein.

"Kira kira ini makhluk mau bertingkah kapan ya? Kalau hari ini sih dia belum bertingkah, mungkin udah dikasih obat penenang kali ya" pikirku pada Calein.

To Be Continue

GWENCHANAYOO 🤯🤯🤯

Become The Weakest LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang