Sinar mentari telah menerangi pagi ini. Terdengar ketukan keras di depan kamarku. Sudah ku pastikan bahwa sosok dibalik pintu itu adalah bang Amer. Ia selalu merecoki pagi indah ku,saat aku mengadu kepada ayah dan bunda dia hanya menjawab "gangguin Acel di pagi hari itu menjadi semangat aku" aku hanya mendengus mendengarnya,seperti sekarang contohnya.
"Dek...woy bangun!!!kamu tidur atau mati sih?susah banget" gerutu nya.
Tok... Tok.... Tok....
"Acel.... Udah jam berapa ini!!!!" Panggil nya lagi.
"Iyaa Abang aku udah bangun" jawabku sekenanya. Segera aku bergegas pergi mandi.
Setelah melihat tampilan ku di cermin,aku segera mengambil tas ku di atas kasur dan pergi ke dapur untuk sarapan. Bunda yang melihat ku baru saja turun dari tangga segera memanggil ku untuk berjalan lebih cepat karena waktu sudah siang.
"Sayang! Cepat jalannya,Abang kamu sudah selesai dia menunggu diluar sekalian manasin motornya katanya" kata bunda.
"Iya bundaa"
"Kamu hari ini sekolah sampai jam berapa?" Tanya ayah. Jangan heran mengapa ayahku bertanya seperti itu dikarenakan jam pulang ku yang tidak menentu. Entah karena kerja kelompok, rapat kelas,main atau lainnya.
" Emm.... Hari ini kayaknya aku pulang lebih sore Yah, soalnya sekolah mengadakan event gitu jadi perwakilan kelas di suruh kumpul dulu pulang sekolah"
Menyebalkan memang waktu berleha-leha ku berkurang,aku ikut rapat itu dikarenakan aku menjabat sebagai menteri keuangan dikelas ku alias bendahara. Bendahara merupakan sosok yang kejam dikelas begitu kata teman kelasku. Mau bagaimana lagi memang itu tugasnya memalak paksa uang anak kelas.
"Kalau begitu kabari saja ketika sudah pulang, nanti ayah yang menjemputmu" kata bunda.
"Siap! Naon sih yang gak buat princess ayah" canda ayah. Aku yang mendengar jawaban dari ayah sontak terkekeh.
"Siap Bun hehehe, kalo gitu aku pamit dulu ya, ayah bunda . Kayaknya Abang udah kesal menungguku" .
"Iya sok,hati hati sayang " kata bunda.
"Assalamualaikum " salam ku.
"Waalaikumsalam " jawab ayah dan bunda.
Sesampainya di teras aku melihat bang Amer yang sudah nangkring di atas motornya.
"Lama banget sih dek,jamuran Abang nungguin kamu" kesalnya.
"Maaf ya Abang ku tercinta, let's go meluncur ke sekolah " sambil menaiki motor bang Amer dan memeluk erat pinggangnya.
Tak terasa 4 km sudah kami tempuh,akhirnya kita sampai didepan gerbang sekolah ku.
Setelah ku cium tangan kanan nya dia langsung menyalakannya motornya kembali untuk berangkat ke kampus nya,sebelum itu dia memberitahu ku bahwa dia tidak bisa menjemput dan menyuruhku untuk meminta jemput ayah atau memesan gojek. Aku hanya mengiyakan saran nya setelah itu aku memasuki gerbang sekolahku.Setelah sampai di kelas,aku langsung menaruh tas ku di tempat dudukku dan duduk dengan tenang sambil menunggu Khansa datang. Tak lama kemudian Khansa datang.
"Pagi Acel ku cintaku sayangku" lebay nya.
"Pagi juga Khansa ku yang tersayang" jawabku tak kalah lebay.
Kami berdua memang terkenal dengan kealayan nya di kelas tapi pada saat tertentu saja tidak setiap waktu.
"Cell...." Merasa terpanggil aku pun menoleh ke belakang tepatnya pandangku mengarah pada Arvin, ketua kelas ku.
Ku jawab "apa" namun tanpa suara.
"Jangan lupa pulang sekolah rapat dulu di Aula"
"Iya gua ingat kok,eh vin gak ada perubahan kan dari pengumuman semalem?soalnya gua belum cek grup lagi" tanyaku.
"Ga ada tenang aja"
"Oke deh".
Aku pun memperbaiki posisi duduk ku kembali ke adaan awal dan melanjutkan obrolan ku dengan Khansa.
"Iya, nanti istirahat jangan lupa mampir ke kelas Nana dulu ya" Khansa mengingatkan.
"Iya gua ga lupa kok, dia udah kabarin gua juga semalem,katanya mau ikut ke kantin bosen dikelas mulu"
"Haish dia itu.... Lagian selama ini di betah banget dikelasnya,gua aja sering izin ke toilet biar bisa keluar kelas" jawabnya dengan cengiran yang khasnya.
Aku dan Khansa tidak ada bedanya kita memang tidak betah di kelas namun ketika jamkos Khansa lebih memilih tidur daripada duduk di didepan kelas.
Oh iya satu hal yang harus kalian tau Khansa memiliki kekasih dan itu kakak kelas kita Dewa namanya,kisah mereka bisa dibilang lucu berawal dari Khansa yang mencoba memotret nya namun sialnya Khansa keciduk oleh kakak kelas itu dan berakhir lah mereka menjalin kasih.
Kring.... kring....kring....
Bel sudah berbunyi menandakan jam pelajaran pertama dimulai. Pagi ini kita awali dengan fisika,hufh pagi yang indah bukan.
Akhirnya 4 jam dengan 2 mata pelajaran telah kami lewati walaupun diakhiri dengan bonus kepala pusing dan perut yang lapar.
Semua siswa berhamburan keluar kelas walau sebagian siswa memilih di kelas untuk mengerjakan tugas,eits itu bukan anak rajin tapi anak yang tidak mau mengerjakan pr di rumah,kalo di rumah tidak bisa menyontek katanya.
Siswa yang berhamburan keluar kelas itu sebagain ada yang memilih ke kantin,koperasi atau pun ke taman sekolah untuk berpacaran. Seperti Khansa, setelah diluar kelas dia memberitahu ku bahwasanya dia akan makan bareng dengan pacarnya ditaman sekolah.
"Eh iya,sebelum kak Dewa datang lebih baik kita ke kelas Nana dulu gimana?" Ide Khansa.
"Boleh" baru saja kita melangkahkan kaki terdengar suara lelaki memanggil Khansa.
"Khansa" kami pun menoleh ke sumber suara, ternyata kak Dewa sudah ada di belakang kami berdua.
"Udah aku bilang kan tunggu di kelas aja, ngeyel" omelnya pada Khansa.
Aku menahan tawaku agar tidak keluar ketika melihat muka Khansa yang mendapat Omelan itu. Kasian sekali Khansa, pikirku sambil terkekeh kecil.
"Hehe maaf ya kak,aku cuman mau ke kelas sebelah kok nih nemenin Acel buat nyamper Nana" Khansa menyengir sambil mengangkat dua jadi telunjuk dan tangahnya menandakan perdamaian.
"Iya kak,kalo gitu aku tinggal duluan ya. Bisa bisa iritasi mataku melihat orang pacaran" pamitku.
"Dah sana byee sayangku " usir Khansa.
Ck memang orang pacaran itu menyebalkan awas saja Khansa kalau galau ngadunya ke aku. Sepanjang koridor aku menggerutu,tak terasa aku sudah sampai di kelas Nana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsel
Truyện NgắnArsellina Nugroho menjatuhkan hatinya pada sosok pria yang memiliki nama Arsya Putra Dirgantara