part 8

7 2 0
                                    

Di hari Minggu yang terik membuat manusia malas beraktivitas karena panasnya sinar UV membakar kulit mereka.

Sama hal nya dengan Acel sungguh ia malas sekali keluar rumah namun sang Baginda Ratu memerintahkan dirinya untuk membeli bahan dapur yang telah habis.

Jarak antara rumahnya dengan supermarket rasanya sangat jauh untuk kali ini. Iya menyesal tidak mengiyakan ide sang bunda untuk memakai payung.

"Huh gila,ni hari panas bener buset mana kaga nyampe - nyampe"

Segala keluhan yang ia keluarkan menemani perjalanan nya sampai supermarket.

"Akhirnya,muter-muter dulu apa ya numpang ngadem di ni tempat"

Sambil menyelam minum air,itu lah Acel saat ini. Berkeliling supermarket untuk mencari benda yang ia cari dan juga memperlambat waktu untuk menumpang ngadem.

Siapa yang gini jugaaa????belinya cuman ceban keliling nya seharian karena numpang ngadem wkwkwk.

Setelah puas berkeliling dan sudah mendapatkan barang yang disuruh bundanya ia menuju ke kasir untuk membayar.

Setelah keluar dari supermarket ia menghampiri tukang jajan langganan nya.

"Mang siomay dua bungkus, seperti biasa yang satu campur yang satunya..."

"kol nya lima,siomay dua,tahu putih,dan pangsit dua?"

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya,Mang Jono ternyata sudah hapal pesanannya.

"Iihh apalan si mamang"

"Muhun,kumaha teu apal lamun meser kan cuman eta doang nu disebutkeun ku si neng"

"Hahahaha....bisa wae si mamang"

"Hapunteun neng,nih siomay nya sudah jadi"

"Eh hatur nuhun mang,jadi sabaraha?"

"Dua puluh ribu neng"

"Ini mang"

"Makasih ya neng"

"Iya mang sami-sami,mari mang udah ditunggu sama bunda"

Tak terasa Acel sudah sampai di rumahnya. Ia langsung menaruh barang titipan bundanya ke dapur.

Setelah mengambil piring dan air minum dingin ia langsung membawanya ke ruang keluarga. Ternyata sudah ada Abangnya yang duduk anteng di sana.

"Wihh siomay tuh,mau dong"

"Nih"

"Tumben inget sama Abang"

"Yaudah kalo ga mau"

"Ya mau atuh"

Setelah siomay habis Acel pun mengeluarkan kemauannya. Yaps dia ga mancing keributan karena ada maunya kepada sang Abang.

"Bang"

"Hemm"

Tanpa menoleh Abangnya hanya menjawab dengan deheman.

"Antar adek yuk"

"Kemana?"

"Ke foto copy depan"

"Males ah,sendiri aja sih biasanya juga gitu"

"Iih ayok udah dikasih siomay juga"

"Lah kaga ikhlas amat sih"

"Bukan gitu tapi ayolah bang"

"Yaudah tolong ambilin kunci motor nya dulu dek"

"Okee"

Sesampainya di foto copy Acel langsung mencari apa yang ia butuhkan dan Amer mengekor Acel seperti anak yang ikut belanja dengan ibunya.

"Hai sel"

"Hai kak,disini juga?"

"Iya dong,kalo bukan disini trus ini siapa? Roh nya?"

"Hahaha ... Bisa aja kak"

"Siapa?"

Tiba-tiba suara berat Amer menginstruksi.

"Kakak kelas aku bang,kak Raka"

"Raka bang" jawab kakak kelasnya sambil berjabat tangan dengan Amer.

"Yakin cuman kakak kelas?"

"Lah yakin lah bang,gimana sih"

Setelah itu Acel berpamitan kepada Raka untuk lanjut mengelilingi foto copy itu.

Sebelum mengikuti Acel kembali Amer mengobrol sebentar dengan Raka.

"Adek gua ga peka ya?"

"Ha? Oh hahaha...."

"Kalo suka kejar aja,asal jangan disakitin. Cengeng orangnya"

"Boleh bang? Serius?"

"Ya iya, duluan ya nanti dia nyariin"

"Iya bang thanks"

Dari tatapannya saja Amer sudah bisa membaca bahwasanya yang Acel bilang kakak kelasnya itu suka sama dia. Emang dasar bocah nya aja kaga pekaan.

____________________________________________________________________________

Segini dulu ya guys
maklum penulis abal-abal wkwkwk

Bye byee

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArselTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang