🥟🐣 16

517 59 15
                                    

Maaf untuk kesalahan penulisan.

Maaf untuk kesalahan penulisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

□Dedek Bayi□



"Ndak boyeh!"

"Tidak boleh, cil." kata Langit membenarkan pengucapan Luan.

"Ndak boyeh iiih.." geram si kecil meremat plastisin dengan kedua tangannya. "Palang nakal!" imbuhnya ketika dari tadi bermain di kantor Ayah Eka bersama para bocil keluarga Lesmana.

"Loh paman dari tadi megangin adik kamu loh. Lihat ini."

"Luan mau main ma Aira. Palang awass."

"Anak paman masih 6 bulan loh cil. Belum boleh main plastisin."

"Nauurrr!." teriaknya tak menyetujui.

"Nanti dia makan plastisinnya bisa dimarahin tante Jeongin."

Langit sedari tadi harus tahan banting. Pasalnya dia harus menjaga bocil kematian, dua kakak bocil yang untungnya sudah patuh dan anaknya yang baru lahir 6 bulan yang lalu. Istri dan kakak iparnya sedang pergi makan. Jadi sebagai orang tua yang baik dia harus menjaga anak dari serangan bocil kematiannya Hyunjin.

"Tante ongin ngeli kalau malah."

"Nah itu kamu tau. Sudah main plastisinnya ya. Kita main bobok siang saja."

"Okei."

Langit mengelus dada setelah mendengar persetujuan Luan. Akhirnya dia bisa istirahat. Baru setengah jam dia menghadapi Luan rasanya sudah tidak karuan. Tak habis pikir bagaimana selama ini Felix merawat anak satu tapi serasa merawat 12 anak.

Enam bulan yang lalu, keluarga Lesmana menyambut kehadiran cucu keempat dari jeongin. Bayi perempuan lahir dengan wajah lebih mirip Ayahnya. Felix dan Luan yang ketika itu bersama Jeongin di rumah segera membawa Jeongin ke rumah sakit. Luan yang belum sekolah itu menunggu adik sepupunya lahir sore itu.

Ketika Bundanya sudah mengabari tentang kelahiran bayi perempuan bernama Aira, Luan lantas melompat-lompat dengan bahagia. Dia sangat senang ketika mengamati pergerakan tangan Aira di inkubator.

"Dedek." katanya sembari meremat tabung inkubator. Dia pun menoleh ke arah Felix dan bersorak ria "Nda! Luan punya dedek." si kecil Lesmana itu memeluk kaki Bundanya dengan gemas.

"Iya. Dedeknya Luan." jawab Felix sambil menggendong Luan.

Itulah awal keberisikan yang terjadi pada bayi Lesmana. Setelah pulang dia akan bertanya 'kenapa adik Aira tidak tinggal di rumah kita?' 'Nda, Luan mau ketemu dedek' 'Nda, Luan mau dedek bayi'. Pertanyaan dan pernyataan itu akan berlangsung berhari-hari atau setelah Luan bertemu Aira.

Felix tidak mungkin berkata kalau dirinya tidak bisa memberikan Luan seorang adik. Jadi jika anak bungsunya menangis, maka Hyunjin akan membawanya pergi bermain. Terus seperti itu hingga 6 bulan lamanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Home | HyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang