h

6 3 1
                                    

"Oke kalo gitu gue telpon pak Adi"ucap Clara dengan pede

Tak lama setelah berkata demikian Clara mengambil ponsel dan mulai menggerakkan jemari nya diatas benda pipih berlogo apel digigit itu.

Tut!Tut!

"Hallo"panggilan terhubung sehingga terdengar suara dari sambungan telepon

"Hallo pak Adi, maaf mengganggu. Sekali lagi saya mau bertanya apa benar bercak darah yang ada di baju Thea tadi itu bukan darah mimisan bapak"tanya Clara dengan nada yang jauh berbeda saat berbicara dengan Thea

"Iya, memang nya ada apa?"ucap pak Adi yang berhasil membuat aku hampir mengeluarkan bola mata ku dari tempat yang seharusnya

"Pak Adi-"

Tut!

Saat aku berusaha untuk mengambil alih ponsel yang berada di tangan Clara terlebih dahulu dia mematikannya sepihak.

"Mau ngelak gimana lagi sih Thea?!"ucap Clara dengan smirk nya

"AARGGHHHHHHHHHH"Aku berteriak untuk meluapkan amarahnya ku tapi tak berselang lama aku tergeletak pingsan

"Halah drama banget"

╰(⸝⸝⸝´꒳'⸝⸝⸝)╯

Rencana yang sudah disusun oleh Clara sedikit hancur, rencana itu memang tidak disusun sedemikian rapi. Itu hanya sebuah kebetulan yang di jadikan oleh Clara sebagai salah satu cara untuk membuat nama ku menjadi buruk.

Aku telah mengatakan semua yang terjadi aku hanya perlu bukti saja untuk itu, dan itu gampang aku hanya perlu pernyataan dari mulut pak Adi.

Flashback on

"Eugh"

"Thea"ucap opa yang kala itu berada di samping tempat tidur ku sambil mengelus lembut pucuk rambut hitamku

Aku terdiam, tak mampu memberikan suara dari mulutku aku hanya dapat mengalirkan cairan bening dari mataku. Aku bukan mencari perhatian tapi jujur hati ku hancur, mereka lebih mempercayai pernyataan Clara dibandingkan aku yang memberikan kebenaran, bahkan orang tua ku sendiri pun lebih mempercayai dia.

Dan tidak hanya itu pak Adi orang yang selama ini aku kagumi, aku tinggikan, aku dambakan, yang ku sanjung itu ternyata tidak lebih dari seorang penghianat. Dengan dia memberikan pernyataan yang salah itu sama artinya dia memfitnah aku.

Selama aku menangis tak ada suara dari orang disamping ku, dia hanya mengelus kepala ku. Aku mendongakkan kepalanya menatap opa. Ia tersenyum sebagai balasan.

"Apa kau sudah merasa cukup untuk air yang kau keluarkan itu?"ucapnya

Mendengar itu mata yang tadinya mulai mengering kini kembali dibasahi oleh aliran air mata.

"O-opa"ucap ku sambil sesenggukan

"Menangis lah, selagi itu tidak dilarang, luapkan isi hatimu dengan menangis, puaskan rasa itu dalam tangisan mu"tanpa berniat menenangkan opa malah membuat ku semakin terisak

"Thea gak ikut tawuran o-opa"aku kembali bersama bersama dengan aliran di pipiku

"Ceritakan jika kau sudah merasakan lebih baik"ucap opa sambil mengusap pipiku

"O-opa"ucapku yang langsung opa hentikan dengan menaruh jari telunjuk di hadapan bibirku.

"inhale...exhale..inhale...exhale"

"Opa tau kan Thea itu gimana, betapa petakilan nya Thea, betapa ekspresif nya, ya.. ehmm Thea tu lagi cerita sama Kalina yang di depam rumah ada pohon beringin itu loh opa. Nah tadi itu Thea diantar sama papa kesekolah soalnya Thea gak di percaya buat bawa motor sendiri, terus pas Thea nyeberang itu ada cowo pake motor kenceng banget hampir nabrak Thea, nah cowo itu tu ehmm crushnya Thea. Lalu pas Thea udah masuk gerbang sekolah kelihatan lah tu si Kalina ngelambai ke arah aku, jadi aku nyamperin kalina habis itu aku cerita in lah ke kalina Soal crush aku itu tadi, opa tau kan gimana kalo Thea cerita, kaya sekarang ini, anaknya emang gak bisa diam. Thea cerita sambil jalan ke kelas pas banget Thea lagi nunjuk ke arah gebang depan tiba tiba aja ada pak Adi guru bahasa Indonesia yang lewat, kayanya mau nyalip aku sama Kalina. Dan yang paling parah tangan aku itu kena hidungnya pak Adi lumayan keras sampai hidung mimisan. Opa tau juga kan Thea paling ga bisa kalo liat darah bawaannya lemes jadi yaa.. Thea pingsan. Dan tadi juga aku kecepetan datangnya murid murid juga sedikit yang datang, gada cara lain pak Adi harus angkat Thea ke UKS dengan posisi dimana pak Adi mimisan jadi ya darahnya netes lah di baju Thea yang warna putih itu"panjang kali lebar kali tinggi sudah aku menjelaskan tentang tragedi tadi pagi sementara opa hanya ngangguk-ngangguk sambil sesekali tersenyum

"Masuk akal"ucap opa

"Jadi setelah penjelasan aku yang sepanjang itu opa masih gak percaya sama aku?"ucapku dengan mulut menganga

"Ya bisa dibilang 50% percaya 50%tidak"

"Why opa?"

"Bukankah Clara sudah bertanya kepada guru kamu itu dan kamu juga sudah dengar jawaban dia"

"Jadi opa perlu bukti?"

"Tentunya"

"Oke fine"jawab ku dengan percaya diri

Flashback off

Tentunya itu hal yang mudah, kita hanya perlu eitss ralat aku hanya perlu kejujuran dari mulut pak Adi. Dan kejujuran itu adalah bukti untuk membungkam pernyataan Clara.

YOU'RE REALLY LOVE ME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang