If you love somebody
Could we be this strong
I will fight to win
Our love will conquer all
Wouldn't risk my love
Even just one night
Our love will stay in my heart
My heartPemandangan dari jendela bus memang terlihat berbeda, kali ini Eve duduk sendirian dibarisan tengah, karena bus yang terlalu besar dan hanya beberapa orang saja yang ikut.
Eve memohon kepada ayahnya semalaman, sebelumnya ia tidak diizinkan untuk pergi, tentu saja karena dia tidak bersama Raya, Kinan atau Salsa. Namun akhirnya subuh tadi sang ayah memberikan izinnya, meminta agar selalu mengabari dan mengirim foto adalah syarat utamanya. Tapi sepertinya itu bukan syarat yang tepat.
Akhirnya mereka tiba di tujuan dengan selamat. Semuanya segera bergegas memasuki penginapan masing masing untuk membersihkan diri. Mereka semua benar benar dibebaskan mau kemana saja, asalkan sebelum jam 10 malam harus sudah kembali ke penginapan.
Semua orang disini adalah temannya, tapi bukan teman yang seperti Raya, Kinan dan Salsa. Jadi Eve memutuskan untuk jalan jalan sendirian, selalu membawa dompet yang lengkap dengan kartu tanda penduduknya serta uang dan kartu ATM, tak lupa headset dan powerbank.
Sore ini ia berencana untuk ke Lembang, hitung hitung dia akan mengenang pertemuan pertamanya dengan Faiz. Namun jika ia perkirakan lebih jauh, alangkah baiknya jika ia hanya jalan jalan disekitar gedung sate saja, karena lembang cukup jauh sedangkan ini sudah menuju sore, waktunya tidak akan cukup.
Tetap dengan kebahagiaan yang sangat banyak, Eve berjalan menyusuri kawasan gedung sate, mengambil gambar apa saja yang ia kira indah, beberapa kali mengirimkan fotonya serta pemandangan indah bandung kepada ayah serta teman temannya.
Eve sudah merasa lelah ketika waktu menunjukkan pukul 8 malam, dia memutuskan untuk kembali ke penginapan, tak lupa ia membawakan beberapa camilan lezat untuk teman temannya.
Diatas ranjang tempat Eve berbaring saat ini, matanya masih terbuka. Rasanya dia tidak bisa tidur, dia terus mengguling-gulingkan tubuhnya hingga kasurnya sendiri berdencit. Eve meraih ponselnya, segera ia keluar kamar untuk menjernihkan pikiran.
Melihat nomor ponsel sang ayah masih dalam kondisi online, Eve melakukan panggilan telepon bersama sang ayah. Eve terdiam beberapa detik saat panggilan sudah terhubung. Dia tidak tau apa yang akan ia sampaikan.
"Kenapa Ve?" Tanya sang ayah dari sebrang.
"Gatau, kenapa Eve telfon bapak ya?" Kekehan kecil terdengar dari ujung yang lain."Nikmati aja jalan jalannya nak" Sambung sang ayah.
"Eve ga bisa tidur pak"
"Kenapa, ada sesuatu yang terjadi?"
"Nggak juga" Eve menatap langit malam yang dipenuhi dengan bintang."Bapak, Eve minta maaf ya, Eve sering merepotkan bapak, karena Eve bapak jadi harus banting tulang"
"Dih apaan nih anak bapak ngomong begini"
"Eve serius pak"
"Aneh kamu Ve kalau serius gini, becanda aja"Eve terkekeh, "Eve beneran minta maaf atas hal buruk yang Eve lakuin ke bapak, dan mulai besok kalau Eve udah balik, bapak ga perlu kerja keras lagi, Eve bakal urus diri Eve sendiri dan juga bapak"
"Cuih gadis 21 tahun kok mau kerja keras mau ngurusin bapak, bisa apa kamu, mending main, beli jajan, jalan jalan, nyusahin bapak, jangan bikin bapak seneng dulu, bapak masih mau direpotin dibikin susah sama kamu" Terdengar kekehan kecil dari ujung yang berbeda itu. Eve pun ikut terkekeh, dia tau seberapa sayang ayahnya kepadanya.
"Maafin duluu tapi, nanti Eve mintain duit mulu deh" Suara Eve terdengar sedikit merengek seperti minta dibelikan mainan dan berjanji untuk bersikap baik setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagai Pungguk Merindukan Bulan
Short StoryKehilangan seseorang yang sebelumnya sudah ada bisa membuat kita sangat gila dari pada kehilangan seseorang yang memang sudah tidak ada sejak awal.