" Kamu jaga kesehatan baik baik ya nak, jangan cape cape dulu biar gak gampang sakit. Inget ! , Jadi orang baik disana.."
Sekarang ini pukul 15:07 , sore hari.Hadi sudah berdiri persis di depan rumah barunya. Ya... Dia sekarang sudah resmi jadi anak rantau.
Di sekeliling rumah barunya itu banyak sekali tanaman tanaman hias berjejer. Dari pintu gerbang kayu rumahnya sampai halaman belakang rumah.
Rumahnya sendiri bergaya klasik dengan teras depannya yang di keliling tanaman rambat di gantung, menyajikan pemandangan yang lumayan menarik.
Kalau diliat liat, pemandangan yang di sajikan oleh rumah klasik itu cukup aesthetic. Ditambah dengan lingkungan yang masih asri.Hadi berdiri cukup lama melihat rumah itu. Sebenarnya itu adalah rumah bekas pamannya dulu. Paman Hadi adalah seorang, jadi wajar saja jika rumah bekas tempat tinggalnya bisa se-aesthetic itu.
" Lumayan juga " Gumam Hadi lalu masuk ke dalam rumahnya.
Di dalam rumahnya pun tak kalah menarik,pasalnya di ruang tamunya banyak sekali terpajang lukisan lukisan hasil karya Paman Hadi.
Hadi menaruh kopernya sembarang, ia tampak antusias melihat lihat lukisan yang terpajang. Dan perhatiannya pun tertuju pada sebuah lukisan yang dipajang agak besar di atas meja di pojok ruangan, di kiri kanan lukisan tersebut ada miniatur bunga matahari yang lumayan besar.
lukisan itu bergambar seorang gadis bergaun putih yang memakai topi jerami sedang membelakangi pandangan dengan latar belakang ladang bunga matahari. Rambut hitam nya terlihat seperti tertiup angin, yang membuat kesannya menjadi lebih indah.
Entah mengapa, lukisan ini seperti mempunyai sihir tersendiri yang mampu memikat siapa pun yang melihatnya. Hadi terus memerhatikan lukisan itu.
"Seperti nya tidak asing..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower and Umbrella
RomanceBergembira lah.., karena disini kamu akan menemukan sebuah kegembiraan tak berpenghuni.. Cerita ini bermula dan berawal dari setangkai bunga matahari, juga dari sebuah payung yang tergeletak tak bernyawa di rumah kosong.