KOMPUTER

13 3 2
                                    


  Sementara itu di lain tempat.

    " AAARRGG!!, Ini komputer Napa sih?!.."  Teriak seseorang di dalam salah satu  kamar di apartemen 4 tingkat itu.

  Terdengar seseorang membuka pintu kamar secara kasar. Dia adalah Dika.
 
   " Kenapa sih bro..., Berisik banget!. Kedengaran tau sampe kamar gue!.."

  protes Dika kepada teman samping kamarnya itu. Tadi dia sempat terpeleset di kamar gara gara kaget tiba-tiba denger suara teriakan.

   " Ini nih!, Komputer nya bikin gue kesel aja!!..udah cape cape nugas malah nge- blank. Mana harus bikin ulang lagi."        Ucap temannya itu jengkel.

    " Makanya... komputer tuh kalo dah butut kaya gitu cepetan ganti!"

    " Duitnya Dika!.., duitnya!..Lo mau bayarin?!.." temannya Dika ini sebenarnya emang emosional orangnya. Dika mau tak mau juga harus bersabar kalau dia lagi kumat.

    " Yaudah gini aja, tuh komputer gue benerin nanti, nah Lo pake laptop punya gue dulu biar gampang." Tawar Dika memilih jalan tengah.

    " Yaudah deh, terpaksa ngulang ini mah.." keluh temannya Dika. Masih untung Dika orangnya baik, jago komputer pula. Seperti nya dia harus banyak banyak bersyukur punya teman seperti dika...

  
   Yah..., Setelah drama beberapa menit, Dika baru keluar dari kamar temannya itu, hendak balik ke kamarnya tapi tidak jadi , mau ngapain?..,tuh laptopnya kan sedang dipinjam oleh teman pemarahnya itu. Dan satu satunya hal yang bisa dilakukan oleh Hadi  saat ini adalah jalan jalan ke taman

     __________------------_________------------______

   Taman pada pagi hari itu terlihat sepi, hanya ada beberapa anak kecil yang sedang bermain juga beberapa orang dewasa yang sedang berolahraga.
   Dika sedang duduk di salah satu kursi taman. Di tanganya ada sebuah buku gambar sketch dan pencil 2B. Tangannya sedari tadi asik menggambar sesuatu di buku gambar yang dia pegang, sesekali melirik ke depan lalu lanjut menggamba -r lagi. Rupanya dika sedang meniru pemandangan di depannya, hingga beberapa menit kemudian gambar yang Dika buat selesai. Dika mengangkat gambar tadi untuk menyamakannya dengan pemandangan yang Dika tiru.

    " Bagus! "  Itu bukan Dika yang berbicara, tapi seseorang di belakangnya  yang entah sejak kapan sudah berada di situ. Dika pun menoleh ke arah orang itu.

    " Mirip. Ternyata kamu jago gambar juga ya.." puji orang itu yang tak lain adalah salah satu teman dekat ibunya Dika dulu.

    " Eh!, Bu halimah?...lagi olahraga Bu?.."
Tanya Dika kaku, tak menyangka akan bertemu teman dekat ibunya di sini.

     " Iya nih.., niatnya saya habis ini pengen ke apartemen kamu, eh kamunya malah ketemu di sini!.." ujar Bu Halimah.

    " Ke apartemen saya?, Ada perlu apa ya Bu?.." tanya Dika sedikit bingung.

    " Begini...saya mau minta tolong buat rakit PC anak saya. Kata ibu kamu, kamu jago soal yang kayak begituan. Kamu bisa kan?.."

   " Oh!, Bisa Bu!. Kebetulan saya sekarang lagi kosong "

   " Bagus kalau begitu!.. mau langsung ke rumah saya aja "

   " Gak apa apa nih Bu? "

   " Gak pa pa dong.. yuk! " 

  Dika pun mengangguk, lalu ikut berjalan bersama Bu Halimah sambil mengobrol bersama.

   _______________(•~•)?__________________

 
   Sesampainya di rumah Bu Halimah, Dika langsung di persilahkan masuk ke rumah besarnya. Bu Halimah sendiri termasuk salah satu orang terkaya di kotanya, suaminya adalah pemilik perusahaan terkenal di kota.

  Dika malu malu masuk ke dalam rumah besar itu. Ruang tamunya lebar dengan perabotan seperti sofa, meja, bufet besar dengan tv LCD. Dika duduk di sofa empuk ruang tamu itu, menunggu Bu Halimah yang sempat pamit sebentar untuk ke belakang.

    " Eh dik Dika?.." sahut seseorang yang ternyata adalah suami Bu Halimah. Dia tampak rapih dengan setelan jas, tampak sedang ingin berangkat kerja. " Bagai -mana ayah, sehat?.."

     " Sehat pak ! " Jawab Dika dengan senyuman.

     " Aduh, bapak buru buru nih. Gak bisa  ngobrol sama kamu dulu " ucapnya sambil melihat arloji yang ada di pergelangan tanganya.

     " Nggak apa apa pak, mungkin bisa lain waktu "

     " Yasudah kalau begitu, saya berangkat dulu, jaga kesehatan " sehabis pamit, suami Bu Halimah langsung berjalan menuju garasi mobil.

  Tidak lama kemudian, Bu Halimah datang dan langsung menunjukkan dimana Dika harus  merakit PC. Dika pun mengikuti Bu Halimah dari belakang. Naik ke lantai 2 , sampai di salah satu kamar, mengetuk pintu kamar sambil menyebutkan nama seseorang, kemudian pintu terbuka, tapi hanya separuh. Dari dalam, muncul seseorang yang mengintip dari balik pintu, seorang perempuan. Mungkin sepantaran Dika.

     " Rara...ini kenalin namanya Dika " ucap Bu Halimah lembut, ke orang yang di panggil Rara itu.

    Dika hanya tersenyum kikuk saat di tatap oleh Rara.

     " Tenang Ra.., ibu sudah kenal Dika dari dia bayi " ucap Bu Halimah seperti meyakinkan kalau Dika ini orang baik.

   Rara yang masih mengintip akhirnya membukakan pintu kamarnya lebih lebar " si-silahkan " ucapnya hampir tak terdengar.
  
  

Flower and UmbrellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang