Coffee Time

18 4 3
                                    

 
   Pukul 13:12.

  Motor Hadi terpakir rapih di salah satu kafe yang berada di kota itu. Di atas pintu masuknya terdapat tulisan -DREAM CAFE-  yang menjadi nama tempat itu.
 
   Aroma kopi langsung tercium kala Hadi memasuki kafe itu. Hadi duduk di kursi paling pojok, paling nyaman. Sambil memesan segelas cappucino, Hadi mengeluarkan laptop yang dibawanya dari rumah, lalu membuka naskah novelnya yang masih setengah jalan. Hadi menyebutnya '' coffee time ".
Waktu dimana Hadi bisa melanjutkan naskah novelnya sambil menyeruput segelas kopi hangat.

  Hadi memilih kafe ini karena tempatnya nyaman, membuat siapapun yang memasukinya merasa nyaman.

  " Tiing!! " Satu pesan masuk ke ponselnya Hadi.

Hadi yang sedang mengetik seketika mengerutkan dahinya, ia menoleh ke arah ponselnya, lalu mengambilnya.

  Gerry :
woi!!.., lu udah nyampe Jogja     nggak ngomong ngomong!, Parah lu...

   Hadi tersenyum melihat pesan itu. Ternyata pesan itu berasal dari teman lamanya yang dulu sudah duluan pindah ke Yogyakarta -tempat tinggal Hadi yang Sekarang.

  : Hadi
  Sorry.., gua lupa kasih kabar

     Gerry :

    Ya,ya.. Sekarang lu ada dimana?

: Hadi
Dream coffe

      Gerry :
     Ok , gua kesitu ya!

: Hadi
Siiip!!..

  
  Setelah itu Hadi langsung fokus kembali ke layar laptopnya, melanjutkan naskahnya. Naskah yang Hadi buat sendiri sudah berumur 8 bulan dan belum selesai selesai juga. Sedari SMP Hadi memang sudah suka membuat cerita cerita pendek atau pun puisi. Cita cita nya pun ingin menjadi penulis, mulai dari SMA dia rajin mengikuti kompetisi kompetisi atau lomba cerpen. Dirumahnya pun penuh dengan medali/piala yang di dapat dari lomba lomba itu. Mulai dari yang tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten bahkan nasional. Hadi selalu dapat juara 1, kecuali tingkat nasional, dia hanya dapat juara 3 disana. Tapi walaupun begitu, itu sudah termasuk yang paling bagus.

  " Ekhem.." Hadi tersadar dari keterfokusan nya dengan layar laptop, lalu menoleh ke arah orang yang berdeham.

    Ternyata gery, teman nya sudah berdiri di sampingnya sambil menenteng sebuah tas. Hadi tersenyum melihat nya

  " Anjay...makin putih aja lu disini! " Celetuk Hadi sambil menjabat teman lamanya itu.

  " Iya dong! Gimana kabar lu ? " Tanya gery yang langsung duduk di meja Hadi.

  " Baik, apalagi ternyata gua disini ketemu sama temen kecil gua "

  " Siapa? "

  " Ruby! "

  Demi mendengar itu. Mata gery langsung membelalak , dia memang sudah pernah di ceritakan oleh hadi saat SMP, bahwa Hadi pernah punya teman perempuan dulu waktu kecil. Yang membuat Gerry terkejut ternyata mereka berdua di pertemukan kembali di sini.

    " Serius? "

    " Iya dong!! "

    " Gimana?, Masih sama kayak yang dulu? " Tanya gery antusias

    " Masih, apalagi sekarang dia tambah.." Hadi melirik ke arah sekitarnya lalu berkata pelan  " cantik! " Yang lebih mirip seperti bisikan.

   Gerry langsung mengetuk meja pelan " fix sih ini mah!, Mesti jadian! "

  Hadi hanya tertawa riang.

" Sabar!.., baru juga ketemu udah langsung di sikat aja! " 

Mereka berdua kemudian tertawa bersama. 

....

Tak terasa hari sudah mulai gelap. Hadi dan gery beranjak keluar dari dream cafe, menuju parkiran.

  " Oh iya, lu tinggal di daerah mana? " Tanya gery, dia sudah memakai helmnya.

  " Ntar gua share lock di wa.." jawab Hadi. Dia sudah menyalakan mesin motornya " gua duluan ya!..,ntar kapan kapan kita main deh!! "

   " Oke! "

  Hadi kemudian meninggalkan parkiran tersebut. Menyisakan gery yang masih berdiri melihat punggung Hadi yang makin lama makin menjauh, gery tersenyum kecil

       " Ternyata lu masih sama ya..". Gumamnya, lalu beranjak pergi dengan motor ninjanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Flower and UmbrellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang