Beberapa belas tahun yang lalu...Aku mempunyai seorang sahabat perempuan. Kami sering bermain bersama,tertawa bersama,bercanda bersama,bahkan sedihpun bersama.
Orang tua kami juga sangat dekat. Aku mempunyai sebuah janji dengannya.
Waktu itu di sebuah taman, aku sedang bermain kejar-kejaran dengannya, berlari sambil tertawa di atas rerumputan dan bunga bunga. Aku berhenti karena lelah terus menerus mengejarnya, tetapi dia mendekati ku lalu berkata,
" Duduk dulu yuk!, Cape lari larian terus " waktu itu dia memakai baju kaos putih dan rok selutut berwarna merah dengan garis putih melingkari bagian bawah rok .
Dia mengajak ku duduk di sebuah kursi taman. Aku duduk dengan dia sambil sesekali bersenda gurau, hingga beberapa menit kemudian dia berkata kepada ku
"Kalau begini terus, mungkin hidup kita akan selalu bahagia..." Dengan tersenyum dia menoleh ke arah ku " mau berjanji? "
Aku mengangguk sembari tersenyum, tetapi sedikit bingung.
" Tapi janji untuk apa? " Tanyaku.
Dia melirik ke atas, tampak sedang berfikir. Lalu kembali melihat ku sambil tersenyum lebih lebar
" Janji untuk selalu bersama! "
Dia pun mengangkat tangannya dan mengacungkan jari kelingking nya yang mungil. aku mengangguk lagi, lalu menautkan jari kelingking ku dengam jari kelingking nya.
Itulah janjiku. Aku tahu itu hanya pertemanan. Janji itu sudah terkubur bertahun-tahun yang lalu. Karena, dua bulan setelah janji itu, dia sempat menangis dan memeluk ku, bilang maaf berkali-kali. Aku balik memeluk nya, dan....mulai saat itulah hidupku berubah.
_____________________________
Kembali ke masa sekarang...
" Ruby? " Ucap Hadi memastikan, " kamu Ruby kan? "
" Hadi?, Kamu...Hadi? " gadis dihadapan Hadi itu masih berdiri kaku. Dia seperti sedang menahan sesuatu dari matanya. Sesuatu yang sudah pasti akan muncul di mata umat manusia manapun..tapi untunglah sekarang penyebabnya adalah hal baik.
Hadi yang sudah bisa memastikan kalau gadis didepannya adalah teman masa kecilnya itu tersenyum kecil. Berbeda dengan gadis dihadapan nya. Ruby , dia tidak bisa menahan tangisnya keluar, refleks langsung memeluk hadi. Hadi yang tak menduga akan seperti itu jadi salah tingkah sendiri.
" Ruby... Gak usah sampe nangis juga.." Hadi jadi bingung sendiri mau ngomong apa. Sebenarnya Hadi juga tadi sedikit ingin menangis, tapi karena dia laki laki, jadi batal. " Malu udah gede " batinnya. Sementara itu, Ruby masih memeluk erat sambil sesenggukan.
" Loh!, Loh!.. kenapa ini mas!? " Tanya pria tua tadi, separuh kebingungan separuh lagi kaget. Wajar, dia baru datang ke teras tadi. Lagi pula dia mana tau apa apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower and Umbrella
RomanceBergembira lah.., karena disini kamu akan menemukan sebuah kegembiraan tak berpenghuni.. Cerita ini bermula dan berawal dari setangkai bunga matahari, juga dari sebuah payung yang tergeletak tak bernyawa di rumah kosong.