Empat 🩹

340 23 0
                                    

Setelah selesai makan malam bersama orangtuanya, Gemini langsung membawa Fourth ke kamarnya. Mami Gemini pun mengerti, putranya mungkin ingin waktu berdua bersama kekasihnya, sehingga mami Gemini tidak lagi menahan Fourth, yang sejak sore hari mami Gemini tidak membiarkan Fourth pergi dari sisinya.

Gemini berbaring di sofa yang ada didalam kamarnya, dengan paha Fourth yang ia jadikan sebagai bantalan kepalanya. Sambil menikmati belaian di rambutnya oleh sang kekasih.

Saat Fourth menyibakkan poni Gemini, terlihatlah sebuah luka bekas jahitan yang cukup panjang di pelipis Gemini.

Dengan ibu jarinya, Fourth mengelus luka itu, mengikuti garis jahitannya.

"Masih sakit gak?" Tanya Fourth tanpa mengalihkan pandangannya dari luka itu.

Gemini menggelengkan kepalanya "udah enggak. Lagian udah lama banget itu lukanya." Kata Gemini sambil terus memainkan ponselnya.

Selang beberapa saat, Gemini menyadari bahwa ada yang aneh dengan Fourth. Fourth terdiam tanpa berbicara. Gemini pun mengalihkan pandangannya dari ponselnya, hendak menatap kekasihnya.

Dan benar, Fourth sedang memandangi luka Gemini sedari tadi, dengan tatapan sedih di matanya.

Gemini sudah beberapa kali memergoki Fourth sedang memandangi luka di dahi Gemini dengan tatapan itu, dan Gemini tentu tidak menyukainya. Ia tidak mau melihat ekspresi sedih di wajah cantik kekasihnya.

Gemini pun menarik tangan Fourth yang sedang memegangi luka Gemini itu. Dan membetulkan posisi poninya agar kembali menutupi lukanya.

"Babe, udah gue bilang jangan Lo liatin terus, kalo ujung-ujungnya Lo jadi sedih." Kata Gemini berusaha mengalihkan perhatian Fourth pada dirinya.

"Sorry." Kata Fourth. Ia pun mengalihkan pandangannya pada layar TV yang menyala di depannya.

Knock,, knock,, suara ketukan di pintu kamar Gemini mencuri perhatian mereka. Gemini dan Fourth pun menoleh ke arah pintu.

"Gem sayang, ini mami. Boleh mami masuk?" Seseorang yang mengetuk pintu kamar Gemini bertanya dari luar kamar, yang ternyata adalah sang mami Gemini.

"Masuk aja, Mi. pintunya engga Gemini kunci." Balas Gemini dengan berteriak. Gemini terlalu malas untuk beranjak dari pangkuan kekasihnya.

"Gemmm,,, bangun sih. Itu bukain pintunya buat mami." Kata Fourth berusaha mendorong badan Gemini yang sedang tertidur di pangkuannya.

"Biarin Napa babe. PW guenya." Kata Gemini berusaha mempertahankan posisi tidurnya.

Klik ,, pintu kamar pun terbuka.

"Tuh mami bisa buka pintu sendiri, babe." Kata Gemini dengan polosnya. Ia pun kembali memainkan ponselnya.

Fourth melihat mami Gemini memasuki kamar Gemini sambil membawa nampan berisi cake di atasnya. Melihat sang mami sedang kesusahan Fourth pun berniat untuk membantunya. Dengan seluruh tenang yang ia miliki, Fourth pun menggulingkan badan Gemini yang masih anteng tiduran di pahanya hingga terguling ke lantai.

"Oih Fourth. Sakit pantat gue." Kata Gemini terkejut saat dirinya didorong oleh Fourth sambil mengelus pantatnya yang kesakitan karena mencium lantai.

"Rasain! Dibilangin bangun juga dari tadi." Kata Fourth sambil berjalan ke arah mami hendak membantu membawakan nampan tersebut.

Fourth tidak peduli meski ia sudah berbuat kasar pada Gemini bahkan dihadapan ibu Gemini sekalipun. Mami Gemini pun tidak marah atau apalah pada Fourth, beliau hanya tersenyum gemas sambil menggelengkan kepalanya melihat interaksi antara Fourth dan puteranya.

REGRETS [Gemini X Fourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang