⇛chapter 4《黒川》

363 53 4
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading~

Sepasang mata heterochrom menatap seorang bayi berusia 6 bulan yang tengah bermain diatas karpet berbulu. Tatapannya pun beralih kepada ayah dari bayi itu yang tengah memasak untuk makan siang. 

" Kakucho, awasi putriku selama aku memasak. " titah Izana yang diangguki oleh pemuda itu. 

Pemuda dengan luka di bagian mata kirinya itu terus mengawasi bayi kecil yang berada dihadapannya. Ini adalah kali pertamanya melihat putri Kurokawa Izana, Ia pun selama ini tak pernah bertemu dengan Izana semenjak kematian mendiang Sakura dan hanya berhubungan melalui chat ataupun telfon. 

Bayi yang sangat menggemaskan. Pikir Kakucho dengan kedua pipi yang memerah menahan gemas pada bayi itu. Pipi chubby itu ingin ia sentuh, tetapi tak ada keberanian dalam dirinya untuk melakukan itu. 

' Wajahnya adalah perpaduan dari Izana dan mendiang Sakura. rambutnya seperti izana, putih platinum dan terlihat lembut. Warna matanya juga seperti Izana, tetapi terlihat lebih jernih dan bercahaya. Hanya kulit seputih susu yang membedakan, kulitnya sama persis dengan milik mendiang Sakura. '

' Bayi kecil ini adalah satu-satunya keluarga sedarah yang Izana miliki. ' 

Terlalu lama tenggelam dalam pikiran hingga tak menyadari Ichika yang kini merangkak kearahnya. 

Kakucho tersadar dari lamunannya ketika merasakan telapak tanga kecil yang hangat dan lembut menyentuh kakinya. Segera ia menatap kebawah dan terlihat Ichika yang juga tengah menatapnya. Kedua iris matanya yang berbeda warna, bertubrukan dengan iris mata violet yang jernih milik bayi itu. 

" Apa yang kau lakukan disini. " ucap Kakucho dengan suara kecil lalu dengan takut-takut menggendong tubuh Ichika dan dengan hati-hati membawanya kembali keatas karpet berbulu. 

Kini pemuda itu mengawasi Ichika dari jarak dekat, memerhatikan setiap gerak-gerik bayi kecil itu yang menurutnya selalu menggemaskan dan tidak membosankan. 

Izana yang baru saja meletakkan masakannya diatas meja makan segera menemui Ichika yang tengah bersama Kakucho. Lelaki itu segera menggendong putrinya, mengingat bahwa ini adalah jamnya Ichika tuk tidur. 

" Kita berbicara setelah menidurkan putriku. " ucap Izana yang diangguki oleh Kakucho. 

Ichika yang tengah ditimang oleh sang ayah perlahan mulai terlelap dalam tidurnya. Kepalanya menyender pada pundak Izana, sehingga Kakucho dapat melihat wajah bayi itu ketika terlelap. 

" Menggemaskan, putrimu sangat menggemaskan, Izana. " ucap Kakucho dengan suara kecil karena tak ingin mengganggu tidur Ichika, walau begitu Izana dapat mendengar ucapannya. 

Begitu Ichika tertidur lelap, Izana segera memindahkannya ke kamar. 

Izana kembali menemui Kakucho tanpa Ichika digendongannya. " Kita mulai pembicaraan ini. " ucapnya seraya duduk di single sofa. 

Tak ada basa-basi diantara mereka. 

" Aku akan tetap melanjutkan rencanaku. Saat ini, Tenjiku tidak terlalu dikenal oleh berandalan diluar sana. Tetapi nanti.... akan ada saat dimana Tenjiku mengusai dunia berandalan. " 

" Semakin besarnya Tenjiku, semakin banyak musuh yang mengincarku. Dan tentu mereka akan mencari tau tentang kelemahanku. " 

" aku sadar bahwa sekarang aku tak lagi sendiri, ada putriku yang menjadi tanggung jawab terbesarku untuk melindunginya sebagai seorang ayah... " 

" Tujuanku mendirikan Tenjiku tidak hanya untuk balas dendam, tetapi aku mencari ingin tau... orang yang telah mencelakai Sakura. " 

Kakucho terdiam mendengar ucapan Izana, ia dapat melihat temannya itu yang menunduk hingga wajahnya tertutupi oleh surai putihnya. Beban berat telah dipikul seorang diri oleh Izana. 

" Aku tidak akan menghentikanmu, tetapi jika kau sudah diluar batas... aku akan menghentikanmu, Izana. " ucap Kakucho. " Tidak hanya kau yang akan melindungi Ichika, aku akan melindunginya juga, dan tidak akan kubiarkan orang lain menyentuhnya bahkan seujung jari-pun. " 

Izana mendongak, menatap netra heterochrom Kakucho yang menatapnya serius. Lalu ia tersenyum tipis. " Arigatou, Kakucho. " 



++++



Pemakaman. Tempat yang dikunjungi oleh Izana untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Kali ini ia tak lagi datang sendiri, ia datang bersama Ichika yang telah menginjak usia 7 bulan. 

Izana ingat bahwa ini adalah kali pertama putrinya datang ke tempat pemakaman. Dan dikali pertamanya itu, Ichika datang untuk mengunjungi makam sang ibu. 

" Ichika, ini adalah pemakaman mama. " ucap Izana yang tak dapat dipahami oelh putrinya itu. 

Lelaki itu berjongkok didepan pemakaman sang kekasih, lalu meletakkan putrinya didepan makan itu dengan posisi duduk. " Sapalah mama. " 

Ichika terlihat bingung, ia melihat kesekitar. Pemakaman adalah tempat yang sangat asing bayi bayi itu, ia hanya menurut ketika sang ayah menelungkupkan tangan mininya.

 " Mamama. " bayi itu mengoceh ketika sang ayah tengah berdoa. 

Izana menurunkan kedua tangannya setelah ia selesai berdoa. Iris violetnya menatap batu yang bertuliskan nama sang kekasih. " Maaf baru mengunjungimu setelah sekian lama. Aku membutuhkan waktu lama untuk menerima dan berdamai keadaan... Bagaimana kabarmu disana? aku selalu berharap kau bahagia. " 

" Hari ini aku datang bersama putri kita, Ichika. Dia tumbuh menjadi anak yang ceria, mirip sekali denganmu. Putri kita tumbuh dengan sangat baik sesuai dengan harapanmu...  " 

" Banyak hal yang ingin kuceritakan kepadamu, tetapi sayangnya kami harus pulang sekarang. Ichika tidak boleh lama-lama berada diluar, putri kita baru saja sembuh dari demamnya.... " 

Izana menggendong kembali Ichika yang tengah bermain dengan bunga. " Lambaikan tangan ke mama. " ucapnya seraya mengambil tangan putrinya dan melambaikannya kearah makam sang istri. 

" Kami akan berkunjung lagi nanti. Kami menyayangimu, beristirahatlah dengan tenang. Sampai jumpa lagi.. " 


















TBC....


Father And Daughter ( Kurokawa Izana )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang