2

1.1K 103 29
                                    

"Assalamu'alaikum KAMI PULANG!!"

Blaze menjerit dengan mendobrak pintu rumah. Keadaan kedua putranya sedang dalam linglung akibat Blaze. Andra terkejut ketika Blaze yang menjemputnya, ia sudah berpikir negatif, dan hasilnya benar. Jadi, dua anak kembar itu lansung tepar ketika berhasil menginjakkan kaki diruang tamu.

"Waalaikumsalam–"

"Astaghfirullah, Andri! Andra!" Gempa terkejut dengan keadaan kedua putranya. Nyawanya sudah terbang bebas meninggalkan tubuh mereka.

"Huh? Mana Ice?" Blaze bertanya kepada Gempa yang sedang berusaha menyadarkan anak kembarnya.

"Dia kat lantai atas, temankan Hasna main" ucap Gempa. Helaan nafas lolos dari mulutnya. Dirinya berhasil menyadarkan anak kembarnya.

"AYAH!" Andra dan Andri langsung menjerit. Keduanya lantas memeluk Gempa. Pelukan yang begitu erat berhasil mencekik leher dari sosok elemental Gempa.

"Jangan bagi Ayah Blaze jemput kami lagi!!" lanjut mereka secara bersamaan. Sedangkan Blaze hanya tersenyum riang dan berjalan santai menuju dapur untuk makan. Seperti tidak ada rasa  bersalah sama sekali.

"Eh??" Gempa kebingungan. Lalu suara jeritan lainnya berasal dari lantai atas.

Suara gadis kecil yang memanggil sang Ayah dengan suaranya yang meleking. Gadis kecil itu berlari sambil menurunin anak tangga. Apalagi gadis itu berlari dengan melompati beberapa anak tangga.

"Hasna! Jangan lari!! Bahaya!!" Gempa langsung beralih kearah Hasna yang kebetulan tersandung dan hendak terjatuh. Kebetulan Gempa langsung menangkap sang putrinya. Duh, hampir saja jantungnya merosot kebawah.

Tubuh Gempa merosot kelantai dengan kedua tangannya yang terangkat keatas sambil memegang tubuh Hasna. Defenisi sayang anak sayang anak.

Muka boleh halus gara-gara terseret dilantai. Tapi anak harus tetap mulus dengan aman. Apalagi anak gadisnya.

"Ayah Gempa!" Gempa menatap putri kecilnya.

"Eh? Mana Ice?" Gempa bertanya, dirinya sudah kembali berdiri dengan mendapatkan bekas kemerahan diwajahnya. Dirinya juga membenarkan topinya yang sempat miring itu. Rambutnya sudah kusut.

"Ayah Ice sedang tidur. Sini sini, ikut Hasna! Ayah Blaze juga!!" Hasna menjerit hingga Blaze mengharuskan menghentikan kegiatan makannya. Mulutnya masih terisi penuh dengan beberapa remahan sisa makanan dibagian bibirnya.

Hasna menyuruh mereka untuk mengikutinnya menuju kamarnya. Pintu sudah dibuka oleh gadis kecil itu. Penampilan kamar Hasna yang bernuansa pink serta begitu banyak tumpukan boneka unicorn dimana-mana.

Hasna sangat menyukai apapun terkait unicorn. Hasna tertarik tentang kuda bertanduk itu saat Solar membacakan dongeng sebelum tidur.

Tapi itu semua tidak begitu penting. Ada yang lebih penting lagi bagi keempat orang yang masih berdiri diambang pintu kamar. Mereka sama-sama lebih fokus kearah seorang pria berjaket biru dengan beberapa bulu putih dibagian tudung jaketnya. Pria itu dalam keadaan tertidur dan posisi tidurnya telentang dan sedikit mengeluarkan dengkuran.

Tidak, bukan itu. Tapi...

"Tara!! Tengok nih! Hasna gambar dimuka Ayah Ice!" Hasna dengan bangga menunjukkan hasil karyanya kepada orang rumah.

Benar. Hasna mencoret wajah Ice dengan kerayon miliknya dan beberapa spidol warnanya. Dari mulai gambar unicorn dan awan-awan. Bahkan ada gambar hewan babi dibagian pipi kanan Ice...

Fiks. Ajaran Blaze sama Taufan.

"HAHAHAHA!!!" Blaze tertawa paling keras. Ia langsung memfoto muka-muka Ice yang sedang tidur dipermukaan lantai dengan tubuhnya yang telentang.

sweet home (BOBOIBOY X READER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang