Wuss... Wuss...
Hembusan angin malam yang menerpa wajahku ini terasa menyegarkan, ditambah lagi sensasi ketika kakiku berjalan di atas padang rumput yang luas di pegunungan itu membuatku tak hentinya tersenyum. Sudah berapa lama aku tidak berada di dunia luar? Entahlah, aku sudah berhenti menghitung waktu setelah aku memutuskan untuk menetap di Void Palace, tempat yang aku ciptakan khusus di dimensi yang berbeda.
Aku menghentikan langkahku tepat di tengah-tengah padang rumput itu di mana tidak ada satupun pohon yang menghalangi pandanganku untuk menikmati keindahan langit malam itu. Ada satu hal yang membuatku tak bisa berhenti menatap ke arahnya, yaitu dunia ini memiliki 2 bulan yang saling berdekatan.
Meskipun mereka terlihat dekat, tapi ada jarak yang cukup jauh yang memisahkan mereka. Aku bisa mengetahuinya karena melihat ukuran kedua bulan tersebut yang berbeda. Bulan yang bersinar terang dengan cahaya putih tampak lebih besar dibandingkan bulan yang berada di belakangnya yang bersinar terang dengan cahaya biru cerah. Belum lagi jutaan bintang-bintang yang ikut menghiasi ruang kosong di angkasa.
Ini sangat menakjubkan.
Namaku selalu muncul di berbagai buku sejarah dunia itu. Mereka menyebutku dengan banyak nama, "Goddess of Void", "Angel of Miracle", "Ruler of Monster", "Chaos Creator", "Mother of Knowledge", "Tempest Queen", "Chaos Monarch", "Guardian of The World", "Octagram's Eighth Star" dan masih banyak lagi. Meskipun waktu terus berjalan dan perlahan orang-orang mulai melupakan masa lalu dunia mereka yang penuh dengan perselisihan, namun nama "Rimuru Tempest" akan selalu diwariskan ke setiap generasi di masa depan.
Benar, sosok Rimuru Tempest sudah tidak lagi ada di dunia itu. Aku sudah menjaga dunia itu untuk waktu yang cukup lama, dan aku rasa sudah saatnya untuk melepas mereka sendirian.
Aku tidak akan menyesali keputusanku, tapi mungkin aku akan merindukan teman-temanku di masa lalu. Meski begitu, tidak ada yang bisa kulakukan dari sekian banyak teman yang aku miliki, hanya beberapa dari mereka saja yang masih ada. Mereka memiliki keabadian yang sama denganku, namun mereka memilih untuk mewariskan jiwa mereka untuk generasi penerus mereka.
Jujur saja, aku sangat marah saat Benimaru pertama kali meminta izin kepadaku agar dia bisa mewariskan jiwa dan inti asalnya untuk anak-anaknya dalam wujud pedang miliknya. Tetapi aku juga sadar, kalau mereka tidak bisa terus-terusan bergantung pada kami. Dan melihat perkembangan dunia itu dari sisi lain membuatku harus mengakui kalau keputusan mereka bukanlah suatu hal yang buruk.
"Sudahlah Rimuru, lupakan masa lalu itu. Sekarang, mulailah kehidupan baru di dunia ini" gumamku dengan senyum yang tersimpul di bibirku.
~~(Scene Break)~~
Keesokan paginya, di sebuah desa kecil yang berada di pinggiran Kekaisaran Helios. Ada sebuah toko roti yang lumayan terkenal. Aroma harum roti yang baru saja selesai di panggang mulai menyebar ke area sekitar, yang tentunya memikat banyak pelanggan untuk singgah dan membeli roti.
"Nyonya Amber, aku beli 2 bungkus roti gandum" ucap seorang pembeli.
Seorang wanita paruh baya yang dipanggil "Nyonya Amber" itupun tersenyum lalu memberikan pesanan pelanggannya tersebut. Pagi yang sibuk bagi toko roti itu terus berlanjut hingga waktunya makan siang. Setelah menutup pintu tokonya, Nyonya Amber berjalan menuju dapur dan melihat seorang wanita dewasa yang tengah memasak makan siang untuk mereka.
"Kirana, bisakah kamu pergi ke pasar sebentar untuk membeli beberapa buah-buahan? Biarkan ibu yang melanjutkan masakanmu" ucap Nyonya Amber kepada anaknya.
"Baik bu, kalau gitu Kirana pergi dulu" jawab sang anak yang bernama Kirana Amber.
Setelah mengambil tasnya, Kirana berjalan keluar dari toko sekaligus rumahnya dan langsung pergi menuju pasar. Di sepanjang jalan banyak orang-orang yang menyapanya atau hanya sekedar tersenyum ke arahnya. Kirana sendiri juga tidak jarang membalas setiap sapaan yang dia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tear of Memories : The Forsaken World
FanfictionSetelah berhasil mewujudkan semua mimpinya, dan menikmati kedamaian dunia yang telah diraihnya, Rimuru merasa kalau tugasnya sebagai raja telah selesai. Dan sekarang, dia ingin beristirahat sambil menikmati kehidupan sebagai rakyat biasa. Agar keing...