TWENTY FOUR: Love

3K 356 54
                                    

Setelah menonton satu film setengah, Eveline mulai bosan. Ia mengetuk-ngetukkan jarinya dengan pelan di dada Niall yang menjadi bantalnya. Niall menoleh, tersenyum, lalu mengecup kepala Eve pelan. Eve tersenyum dan memejamkan matanya saat merasakan lembutnya sentuhan Niall.

"Aku mencintaimu, Eve,"ucap Niall pelan. Eve hanya mengangguk dan memeluk Niall lebih erat.

Tapi kemudian ia berfikir.. Mereka ini apa? Pacaran juga tidak. Sahabat? Masa sih, mereka bisa disebut hanya sekedar sahabat? Sikap mereka dengan satu sama lain itu seperti lebih dari sahabat.

"Niall?"panggil Eve. Gadis itu mengadahkan kepalanya menghadap Niall.

Niall menoleh dan berkata,"Yes baby?"

"Kita ini apa?"

Tiga huruf itu mampu membuat Niall terdiam. Tapi kemudian ia tersenyum lebar. "Kau maunya apa?"

Aku ingin kita bersama,batin Eve. Tapi tentu saja ia tidak menyuarakan batinnya. Malu dong. "Tidak tahu. Kau sendiri?"

"Kalau aku sih maunya.. kita bersama, kau dan aku. Aku juga mau kita berstatus Eve, agar lelaki lain tahu kau milikku dan tidak bisa mengambilmu dariku,"ujar Niall. Ia tersenyum menatap Eve yang juga sedang menatapnya. "Kau mau tidak?"

Eve mengangguk malu. "Aku mau Ni. Aku mau menjadi milikmu selagi kau berjanji untuk tidak menyakitiku.."ucap Eveline.

Tiba-tiba senyum Niall luntur, membuat Eveline menyesal telah berkata seperti itu. "Ni?"

"Itu yang aku takutkan, Eve. Aku takut menjalin hubungan dengan perempuan karena aku takut akan menyakitinya. Maksudku.. lihat saja kau dan aku. Aku akan memulai tourku beberapa hari lagi, kita akan terpisah oleh jarak yang sangat jauh. Itu tidak bisa membuatku tenang ketika kau pacarku, tapi kau berada ribuan mil dariku.. Kau bisa saja bersama lelaki lain selagi aku tidak ada.. Dan lagi timezone akan membuat kita sulit untuk berkomunikasi.. kau yakin kau tidak apa?" Niall menjelaskan semuanya sambil menatap Eveline. Tidak sedetikpun ia memalingkan wajahnya dari Eve.

Sejujurnya, ada satu lagi yang membuat Niall takut.. kesalahpahaman. Niall paling benci dengan kesalahpahaman. Menurutnya itu merupakan sesuatu yang benar-benar bisa merusak hubungan suatu pasangan jika mereka tidak sepenuhnya saling percaya terhadap satu sama lain.

Niall bukannya tidak percaya oleh Eve. Ia tahu gadisnya itu tidak akan macam-macam. Tapi Niall tidak percaya dengan lingkungannya.. maksudnya, Eveline kan model dan aktris. Ia akan sering melakukan photoshoot bersama artis-artis lain. Niall takut kalau artisnya itu lelaki lain.

"Ni,"panggil Eve, membuat Niall yang sedang berfikir itu menatapnya lagi. "Aku sudah memikirkan itu semua.. Aku juga takut akan semua yang bisa menghancurkan hubungan kita. Tapi, bukankah itu wajar? Bukankah hal-hal itu memang biasa terjadi di hubungan orang?"

"Iya aku tahu.. Sekarang semuanya tergantung padamu. Kau mau atau tidak? Aku sih.. mau sekali.. hehe,"ujar Niall sambil menyengir kuda.

"Jadi ceritanya kau memintaku untuk jadi pacarmu nih? Hmm, dasar Niall tidak romantis sama sekali,"ledek Eve. Ia hanya bercanda kok. Sebenarnya, walaupun Niall tidak mengatakannya dengan membawa bunga mawar di tengah-tengah taman yang sudah dihias, ia akan tetap mengatakan iya.

"Ooh, jadi kau mau yang romantis ya? Yasudah ayo kita hujan-hujanan di luar. Kan romantis tuh,"ucap Niall asal.

"Yang ada nanti kita berdua sakit!"seru Eve.

Tiba-tiba terbesit di otak Niall untuk serius dengan ucapannya. "Ayolah, Eve. Sekali-kali, biar romantis." Niall langsung menarik Eveline ke luar gedung flatnya lalu berhujan-hujanan seperti anak kecil.

Change // n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang