FOUR: "Can i have your number?"

4.2K 513 23
                                    

"Hey,"sapa Eveline sambil sedikit menyentuh tangan Niall yang daritadi diam memperhatikannya.

Seperti tersadar, Niall tersenyum canggung pada Eve dan membalas sapaannya. Lalu dengan berani ia mendekatkan diri ke Eve dan berbisik, "You look so beautiful today."lalu pria irish itu menarik diri.

Eveline merasa tersipu saat Niall membisikinya kalimat itu, dan tak bisa ditahan lagi, pipinya langsung bersemu merah. "Well, thank you,"

Disaat Niall dan Eve sama-sama tersipu, Louis dan Zayn asik berbisik-bisik. Tentu saja mereka membicarakan Niall dan Eve.

"Wow, akhirnya Niall-ku berani juga dengan wanita!"bisik Zayn, tapi kelewat kencang sehingga Niall bisa mendengarnya.

"I heard you, Malik!"seru Niall dan segera mendekati Zayn untuk megacak rambutnya, satu hal yang dibenci Zayn.

"Owwwww! You're gonna pay for that Horan!"

Niall tertawa dan refleks menarik tangan Eve sambil berlari ke dalam studio tempat Eve melakukan photoshoot.

"Niall, I'm wearing high heels!"protes Eveline.

Seketika itu Niall berhenti dan langsung menghadap ke perempuan yang tangannya masih ia pegang itu. "Ada yang sakit? Duh, i'm sorry,"ujarnya memperlihatkan wajahnya yang khawatir sekaligus menyesal.

Eveline diam saja. Ia menatap pergelangan tangannya yang digenggam oleh Niall. Dadanya berdesir ketika mengetahui bahwa Niall langsung menariknya untuk ikut kabur, bukan Louis.

"Eve? Does it hurt?"Niall menyadarkan Eve dari lamunannya. Membuat gadis itu bersemu merah wajahnya.

"No its fine. Thank you,"ucapnya sedikit menunduk.

"For what?"

"I don't know! Ummm, maybe for asking?"

"Oh no problem,"

Keheningan mengitari mereka. Niall menggerakan tangannya ke dagu Eve, membuat wajah gadis itu menghadapnya.

Eye to eye. Mereka bertatap cukup lama. Tatapan mereka memiliki arti tersendiri. Harapan, kesedihan, kemarahan, kecewa, dan senang terpancar dari mata Eveline. Sedangkan Niall menatapnya dengan penasaran, bingung, dan.... terkejut mungkin? Entahlah. Terlalu sulit untuk dideskripsikan.

Entah berapa lama mereka bertatapan seperti itu, namun akhirnya mereka tersadar. Niall melepaskan jarinya dari dagu Eve, sedangkan yang perempuan menunduk malu.

Mata itu... apa ini dia? batin Niall.

Eve bingung dengan perubahan raut wajah Niall. Saat Niall menatapnya tadi, ia merasa bahwa dia akan kembali mendapatkan Niall-nya yang dulu. Tatapan Niall yang memberi tahunya. Tapi entahlah, takdir yang akan menentukan.

"Eveline! Gosh! Daritadi aku mencarimu dan kau berada disini?! C'mon! Shoot untuk baju yang selanjutnya!"Suara Victoria yang cempreng itu menganggetkan Niall dan Eve. Dasar manager bawel pengganggu,batin gadis itu. Eve mendongakan kepalanya untuk bertatap dengan Niall, tapi tidak berkata apa-apa.

"Uh.. see you later, i guess?"kata Niall.

Eveline mengangguk, lalu ia berbalik badan untuk menghadap Victoria. Namun gerakannya terhenti oleh tahanan tangan Niall.

"Can i have your number?"

5 huruf yang dikeluarkan oleh mulut Niall sukses membuat pipi Eve berwarna merah, melebihi blush-on yang ia pakai.

Niall menyodorkan ponselnya yang langsung diambil oleh Eve. Dan gadis itu mengetik nomornya, tak lupa menyimpannya di contact list Niall. "Done, gotta go! Bye Niall!"Setelah itu Eve meninggalkan Niall with that stupid grin on his face.

Change // n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang