TEN: Faking Smile

4K 429 19
                                    

Eveline menggeliat dan membuka matanya. Dengan mata yang masih buram, ia meraba-raba mencari handphone nya untuk melihat jam.

Lho? Kok gaada sih? Duh ini apasih keras keras empuk gini? batin Eveline.

Gadis itu menggeleng dan melupakan masalah handphone nya karena rasa kantuknya belum sepenuhnya hilang, dan ia memejamkan matanya lagi.

Eve memejamkan matanya, namun ia masih sadar. Ia merasakan bantalnya bergerak naik turun. Dan ia juga merasakan sesuatu melingkar di lehernya. Berat.

Eve meraba-raba 'sesuatu' yang melingkar di lehernya. Itu seperti tangan. Tapi tangan siapa?

Gadis itu sontak mengangkat kepalanya. Mendapatkan sebuah erangan yang terdengar dari atasnya.

Haduh, apaan lagi nih horror banget,batin Eveline.

"Niall?!" Seru Eve begitu melihat wajah Niall di dekatnya. Wajah Niall yang tampak sangat polos ketika tertidur itu ada di dekatnya.

Dan sedari tadi.. Eve tidur di dada Niall?

Eve menidurkan lagi kepalanya di dada Niall yang tidak terbangun mendengar seruan Eve. Ia merasa sangat nyaman. Mendengar detak jantung Niall yang tenang, merasakan dada Niall yang bergerak naik turun karena bernafas, dan mendengar suara dengkuran kecil Niall, itu membuatnya tersenyum kecil.

Eveline merasakan déjà vu. Ia ingat, waktu JHS dulu, ia pernah seperti ini dengan Niall. Pernah menonton film bersama sampai jatuh tertidur bersama Niall.

Bagaimana aku bisa tidur seperti ini? Seingatku tadi malam aku tidur sambil duduk deh, pikir Eveline.

Membiarkan pikiranya, ia pun memejamkan matanya lagi, dan tidur,lagi.

***

"Morning,"

Sayup-sayup Eveline mendengar suara serak, beraksen Irish yang kental di dekatnya.Gadis itu segera membuka matanya begitu mengingat kalau ia tidur dengan Niall.

Ia mendongak dan melihat Niall sedang tersenyum ke arahnya. Eveline tersenyum balik. "Morning too,"ujar Eve.

Niall tersenyum, lalu pria itu dengan beraninya mengecup kening Eve, membuat gadis itu merona.

Seketika suasana hening. Tak ada dari keduanya yang mengucapkan apa-apa. Eve masih malu karena dicium oleh Niall sedangkan Niall takut Eve marah karena ia menciumnya.

"Eve? Maaf tadi aku..."Niall bingung mencari kata-kata yang tepat. Tapi sepertinya gadis itu sudah mengerti.

"Tidak apa,"kata Eve. Kemudian Gadis itu tersenyum. "Kau mau sarapan?"tanya Eve.

Dengan cepat Niall mengangguk. Kalau tentang makanan, mana bisa Niall Horan menolak?

"Okay, aku ingin bikin sarapan. Silahkan lakukan apa saja disini asal jangan memberantaki ya,"Eve bangun dari sofa, otomatis membuat rangkulan Niall di lehernya terlepas.

Yah, lagi nyaman juga begini, gerutu Niall dalam hati.

Eve masuk ke pantry. Ia melihat kulkasnya yang hanya berisi beberapa bahan karena ia lupa belanja bulanan. Eve melihat-lihat bahan yang tersedia di kulkas. Ia berfikir apa saja yang bisa ia buat dengan bahan sedikit seperti ini? Eve memutuskan untuk membuat omelet. Hey! Itu makanan paling mudah dan paling simple. Bahannya juga sudah tersedia di kulkas.

Eve membawa bahan-bahannya ke arah kompor, lalu memasaknya.

"Eve? Kamar mandinya dimana?"

"Ummm, kamar mandi luarnya flashnya sedang rusak. Tapi kau bisa pakai kamar mandi di kamarku. Pintu kedua dari pantry,"jelas Eve.

Change // n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang