Hallo everyone! Ini Part 2
•••
Dhea menarik nafas, ia harus tenang tidak boleh selemah itu. Itu hanya sekedar disenyumin belum diajak nikah!
"Lama-lama gue bisa gila kalo begini terus" lirihnya.
"Ada apa dhey?" suara terdengar dari belakang telinga Dhea. Dhea yang sadar langsung memasang wajah tidak tahu apa-apa saat mendapat pertanyaan dari Jessie yang memperhatikannya sedari tadi.
"H-hah? engga apa-apa, Jes. Tadi jantung gue tiba-tiba sakit ga tau deh kenapa," elaknya. Jessie menatap Dhea curiga sedetik kemudian ia pun mengangguk tanda mengiyakan.
"Perhatian seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Palembang, silahkan memasuki ruangan kelas masing-masing karena tadi bapak dan ibu guru sudah memberikan arahan. Sebentar lagi wali kelas akan memasuki kelasnya masing-masing, terima kasih."
Suara dari speaker kantor terdengar kembali. Dhea langsung duduk dan merapihkan meja, menaruh cardigan yang dibawanya ke dalam laci meja yang tampak bersih.
"Wihh, kelas gue nih? hallo semua," seorang cowok masuk ke dalam kelas, terlihat antusias dan tidak punya rasa malu menyapa semua orang.
"Gila, sih. Gini ya udara bebas di sekolah, setelah 2 tahun belajar daring gue kangen banget vibes sekolah begini" sambungnya lagi.
Dhea membaca name tag cowok itu, setelah ia mengetahui namanya ia menganggukkan kepalanya.
"Sini, Kaf. Duduk belakang gue" suara cowok yang sudah masuk duluan bersama Naufal tadi memanggil cowok itu.
Ia pun berjalan menuju ke sisi kiri kelas tersebut, terlihat sebarisan paling kiri di isi oleh siswa laki-laki semua. Dhea menghitung semua jumlah siswa kelas itu dan ternyata hanya ada delapan orang. Apakah peminat IPA memang sedikit untuk siswa laki-laki? sepertinya memang iya.
"Dhey," Dhea yang sedang melamun terkejut saat Jessie tiba-tiba menepuk pundaknya.
"Kenapa, Jess?" jawabnya.
"Lo liat gak cewek itu yang didepan barisan kita? panjang banget ya rambutnya, vibes-nya kaya orang-orang sombong gitu gak, sih?" Jessie menunjuk cewek yang ada di depan Dhea. Cewek tinggi memakai masker hitam dan rambut panjang tergerai sedang fokus memainkan handphone. Dhea baru sadar sedari tadi di depannya ada cewek itu.
"Iya, Jess. Orangnya dingin banget, jdi takut mau nyapa" ujar Dhea sekenanya.
Tak terasa 15 menit sudah berlalu, sekarang kelas X IPA 4 sudah dipenuhi oleh siswa-siswi baru. Dhea menatap sekeliling, sama sekali tidak ada yang ia kenal kecuali Jessie dan itu pun teman barunya.
"Gue harus jadi cewek dingin cool-cool gitu, biar orang gak semena-mena ama gue kayak pas SMP" Dhea bermonolog didalam hati, lantas mengambil handphone didalam saku roknya. Ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 09.25 WIB.
"Assalamualaikum, selamat pagi, anak-anak"
Terdengar suara ketukan pintu, dan masuklah seorang guru cantik dengan jilbab syar'i-nya .
"Waalaikumsallam, selamat pagi, Bu"
"Wahh, semangat sekali menjawabnya. Hallo semua, selamat datang di kelas X IPA 4. Jadi, Ibu yang akan menjadi wali kelas kalian semoga kita bisa akrab dan berkerjasama dengan baik, Ya!"
Suara lembutnya menyapa telinga Dhea. Dhea tersenyum mendengar ucapan beliau.
"Sebelumnya, Ibu akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama Ibu, Nahdatul Ilmi biasa dipanggil, Bu Nahda. Ibu mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia, Ibu berdomisili di Palembang, umur Ibu 33 tahun dan ibu sudah menikah. Ada yang ingin ditanyakan?" Wali kelas yang bernama Bu Nahda menjelaskan panjang lebar tentang dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metamorfosis Sempurna [On Going]
Random[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Gadis yang terlalu banyak khayalan dan berharap mendapatkan cinta dari lelaki yang diinginkannya, atau yang sering dia sebut "crush". Dhea Kartika, gadis yang entah sudah berapa banyak laki-laki yang dijadikan 'crush' oleh d...