Shaka kini sudah selesai menyelesaikan urusan rambut lepeknya yang jijikin itu. Seudah ngeringin rambutnya,Shaka duduk lagi di atas kasurnya sambil ngelamun. Sekarang dia harus ngapain coba? Pikirnya.
'Tidur aja kali? Tapi sekarang keknya udah sore deh.. Kan pamali:(' batin Shaka.
"Tuan.." Shaka terperanjat saat mendengar suara Lena.
"Ish! Kamu ngangetin aja!!" Lena tertawa kecil mendengar gerutuan Shaka.
"Ih iya,kenapa kamu manggil aku?" Lanjutnya bertanya.
"Apakah anda ingin pergi keluar? Siapa tau nanti ada sesuatu yang terjadi" Ujar Lena.
Shaka kemudian berpose seperti orang yang sedang berpikir,padahal nyata nya dia cuma nyanyi-nyanyi ga jelas.
"Tuan.. Sekarang saya lagi nanya,tuan mau jalan-jalan keluar apa enggak? Kenapa tuan malah nyanyi-nyanyi ga jelas?" Lena berujar dengan nada kesal.
Sontak saja Shaka tertawa canggung,ia menggaruk kepalanya yang gatal.
"Heheh.. Maaf ya? Shaka mau kok! Tapi di temenin kamu kan??" Matanya berbinar kala bertanya pada Lena.
"Pasti tuan,saya kan memang di perintah kan untuk menemani tuan selama di sini" Shaka mengangguk-ngangguk.
Ia kemudian berjalan ke arah lemari baju nya yang hanya terdapat baju seragam sekolah yang di gantung,pakaian t-shirts yang udah ketinggalan zaman~ dan juga celana pendek yang ada bolong-bolong kecil di bagian bawah sama atas nya. Shaka mengernyit kan keningnya kala melihat isi lemari itu.
"Lena,kamu punya uang ga?" Tanya Shaka.
"Tentu tuan,semua poin yang anda miliki bisa di tukarkan dengan uang!!" Jawab Lena dengan semangat.
Shaka menyeringai, "Kalo gitu.. Ayo kita belanja!!" Serunya.
"Ayoo!!" Lena juga ikut berseru ketika melihat Shaka berseru.
Langsung saja Shaka mengobrak-abrik lemarinya untuk mencari sebuah jaket,sweater,hoodie ataupun cardigan. Ya kan mana mungkin Shaka keluar belanja baju cuma pake kaos warna putih doang? Ga gaya banget.
Setelah sekian lama mencari,akhirnya Shaka nemuin satu cardigan warna biru pastel yang agak gede waktu di pake Shaka. Ga pake lama dan ga ngeliat dulu penampilan di kaca,Shaka langsung pergi keluar dari kamar nya. Waktu keluar dari kamarnya dia ngerasa aneh, kok sepi gitu ya? Tapi waktu Shaka turun dari loteng alias kamarnya,kedengeran suara tawa bahagia dari ruang keluarga.
Tapi ada satu yang narik perhatian Shaka dari suara tawa itu, "kok ada suara tikus kejepit yang ketawa sih? Jijik banget ihh dengerin nya.." Gumam Shaka sembari melanjutkan turun tangga nya.
Dan pas Shaka turun,langsung aja semua mata di sana ngeliat ke arah Shaka. Bahkan suara tawa tadi yang terdengar riweh alias berisik pun langsung hening. Shaka yang ngerasa ga nyaman di liatin kayak gitu pun langsung nanya,tapi belum sempet suara nya keluar tiba-tiba ada yang motong.
"Mau kemana kamu?!" Tanya Rina —ibu Arshaka— dengan tatapan mencemooh nya.
Shaka yang mendengar pertanyaan itu langsung merasa bahwa bibirnya kelu untuk berbicara,seperti nya itu bawaan asli dari tubuh Arshaka.
"Kenapa diem? Ga punya mulut lu??" Tanya Gani —Abang pertama Arshaka— yang melihat Shaka tak mengeluarkan suara sama sekali.
"Udah jadi bisu kali bang" Ujar Gina —Kakak kedua Arshaka— sembari menatap remeh Shaka dengan tertawa puas saat mengatakan pendapat nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAKA [Bl]
Teen Fiction[DROP] VOTE AND COMMENT!! Warning!! This is area bxb!! Arshaka Putra Arkatama,si anak broken home bukan anak indihome yang transmigrasi setelah mati di tangan mak bapaknya. "Ga salah nih kelebihanku?" "Coba kayang sabi kali ya?" "Wihh apa nih? Ko...