Hal 7 | Menjatuhkan

195 26 4
                                    


"Kau tidak akan pernah bahagia jika bermain-main dengan sihir, Haechan."

"Tapi sihir itu seru Kak! Haechan suka!"

Sosok yang mengenakan jas lab putih panjang itu tersenyum geli. "Bahkan lebih suka daripada suka dengan kakak?"

Haechan remaja mengangguk. Menyengir tanpa dosa dan memangku pipinya dengan kedua tangan sambil menggoyang-goyangkan kakinya yang tak napak di lantai marmer, seraya memandang sang pasangan dengan tatapan penuh sayang.

"Haechan sayang Kak Taeyong!"

Sosok itu, Taeyong, menoleh. "Benarkah?"

"Ya! Ya! Aku sangat menyayangi Kak Taeyong!"

***

Ingatan lama tiba-tiba terlintas. Taeyong mendengus. Kepalanya mendongak dalam posisinya tengah duduk di kursi kerjanya. Ia mengawang-awang pada lautan memori ketika ia masih remaja.

Ia mengingat jika dulu pernah menyentuh sesuatu yang diharamkan oleh sang raja. Kini Taeyong sedikit menyesal mengapa ia pernah terjerumus pada hal menjijikan seperti itu.

Ia juga menyesal pernah membawa lingkaran buruk bagi orang yang ia sangat cintai. Sayang sekali, cinta datang terlambat. Membuat penyesalan menjadi menumpuk di benaknya tanpa Taeyong bisa ungkapkan kepada sosok tersebut.

BRAK!

Pintu ruang kerjanya dibuka kasar oleh seseorang. Taeyong yang sudah bisa menebak kedatangan orang tersebut hanya menatapnya dengan tak acuh.

SRAK!

"Batalkan."

Jaehyun membuang dokumen pernikahan di atas mejanya kasar. Ia tak punya sedikit pun niat untuk menikah saat ini. Cintanya sudah bertepuk sebelah tangan, untuk apalagi ia mengharapkan pernikahan.

Taeyong tersenyum tipis. "Beri aku alasan yang jelas kenapa aku harus membatalkan pernikahan kita?"

"Bukankah kau ingin menikah dengan Lee Donghyuck?"

Taeyong sedikit meninggikan alis kanannya. "Tahu dari mana?"

Jaehyun tak bisa membalas pertanyaan Taeyong. Ia tiba-tiba saja meragu.

"Yah, walaupun aku sangat terobsesi dengan Donghyuck-ku, tapi Mark lebih gila. Jadi aku akan memilih mengawasi dengan aman, yaitu berdalih menyukaimu. Jika tidak, aku tidak bisa melindunginya lebih lama."

"Lalu melemparnya ke dalam pernikahan bersama Pangeran Mahkota dia akan aman?!"

Taeyong mendengus. "Dia sendiri yang meminta. Tadinya aku pun ingin memintanya menikahiku saja. Tapi dia bilang, aku tidak punya banyak kuasa. Menyebalkan sekali bocah itu." Taeyong teringat dengan percakapan mereka kemarin. Ia berusaha mengungkapkan jika obsesinya kepada Jaehyun adalah kamuflase untuk menutupi hasratnya memiliki Donghyuck.

Tetapi sosok yang ia suka sendiri adalah orang yang menutup hati dan antipati. Lantas, Taeyong tak bisa memaksanya, sebab ia sendiri bukan pemaksa dan sadar akan kekuasaan yang ia miliki masih kalah dengan Mark.

Jika saja dia berani untuk menggulingkan Mark dan menjadi Pangeran Mahkota--tapi itu tidak ada dalam daftar rencananya. Ia ingin hidup damai sesuai wasiat ibundanya.

"Payah!" ucap Jaehyun sebelum meninggalkan ruang kerja Taeyong, meninggalkan sosok itu yang menghela napas lelah karena gagal dalam rencananya kali ini.

"Apa kuculik saja bocah itu ke luar negeri, ya?" gumamnya mulai berpikir gila.

***

Haechan menggenggam bandul salib kalung Mark yang ia kenakan. Ia sedang berada di istana, menunggu kedatangan sang raja di taman pribadi milik raja. Rencana pernikahan yang ia minta pada Taeyong, telah disetujui oleh raja. Dengan identitas ia sebagai sepupu Taeyong, jadi darah keturunan bangsawan dianggap masih mengalir bersamanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PETERPAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang