PART 8《 HURT 》

138 17 3
                                    

Salahkan dirinya sendiri karena Milly enggan menemuinya setelah sadar dari pingsan. Ini yang ke tiga kalinya Gavin mencoba masuk dengan menyibak gorden yang menjadi salah satu bilik di UKS, tujuannya hanya ingin meminta maaf, kejadian ini diluar skenario Gavin, tak terduga dan mungkin mengakibatkan trauma yang akan dialami sang gadis.

Kalau saja Milly tidak menangis sesenggukan seperti sekarang, Gavin tidak akan bersikeras untuk menemuinya, tujuannya berubah seketika, hanya ingin meminta maaf pada Milly dan membuatnya berhenti menangis sekarang.

Gavin menatap iba pada Milly yang tengah di rengkuh Miss. Nina. Gurunya itupun menengok ke belakang menyadari Gavin datang kembali, masih dengan kondisi seragam yang basah, Miss. Nina hanya menyuruhnya keluar tanpa suara namun dari tatapannya ada yang ingin guru itu sampaikan padanya.

Gavin menurut, ia keluar dari UKS dan menunggunya di luar, mulai ada rasa khawatir dengan kondisi Milly yang jelas diakibatkan olehnya.

Tak lama keempat temannya datang setelah beberapa saat yang lalu mendapat kabar dari Gavin kalau terjadi sesuatu padanya, namun mereka belum mengetahui lebih jelasnya seperti apa.

"Gavin!" panggil Hugo dengan ketiga lainnya mengerubungi Gavin.

"Lo kenapa bisa basah kayak gini?" tanya Hugo tidak santai.

"Terjadi sesuatu?" tanya Justin.

"Ini kenapa, Vin? Maksudnya ada kejadian apa?" tanya Juan.

Merasa tak ada jawaban karena Gavin masih menutup mulutnya namun raut kepanikannya begitu jelas terlihat, akhirnya Ricky bersuara, "Vin, lo baik-baik aja, kan?"

"Gue baik-baik aja tapi-"

Mereka setia mendengarkan Gavin yang begitu ragu memberitahu teman-temannya, "Milly gak baik-baik aja." ucapnya.

"Maksudnya?"

Tak sempat menjelaskan kelanjutannya, Miss. Nina keluar dari UKS dan memanggil Gavin untuk mengikuti kemana guru itu melangkah.

"Nanti gue kasih tahu jelasnya." kata Gavin pada teman-temannya sebelum menghampiri Miss. Nina.

▪︎ ▪︎ ▪︎

Milly menangis dan menolak untuk bertemu Gavin yang cukup jelas menampakkan kekhawatirannya, lalu kondisi keduanya basah kuyup sedangkan cuaca sedang cerah.

Wajar jika mengundang kebingungan dari Miss. Nina yang menghadapi mereka tanpa tahu seluk beluknya seperti apa.

"Jadi, apa yang terjadi di antara kalian?" tanya sang guru ketika Gavin menyusul ke ruangannya.

"Saya juga gak tau Miss mau jelasin dari mana, intinya gimana caranya saya bisa bicara sama Milly cuma sekedar minta maaf aja."

"Ngeliat kondisinya seperti tadi, sebaiknya kamu ikuti kata Milly, kemungkinan besok juga sudah membaik."

"Semoga."

"Sebelumnya kenapa Milly pingsan?"

"Jatuh ke kolam renang yang sedalam dua meter, saya kira Milly bisa ber-"

"Milly tenggelam?" kata Miss. Nina memotong perkataan Gavin yang belum selesai.

"Iya."

"Gavin kamu tahu, Milly punya trauma karena sewaktu kecil pernah tenggelam."

Miss. Nina tahu betul, sebagai wali kelas pernah mengurus masalah Milly yang meminta ganti ujian praktik olahraga cabang renang itu dengan yang lain, alasannya seperti yang disebutkan sebelumnya.

Tapi ada cerita yang belum Miss. Nina atau siapapun tahu kalau Milly tenggelam di pantai saat ia dan keluarganya tengah berlibur kala itu, kedua orang tuanya lengah dalam mengawasi Milly, hanya fokus pada dua anak mereka yang lainnya. Milly kecil belum mengerti bahaya dan memiliki rasa penasaran yang tinggi, hanya karena itu, ia mencoba berjalan ke tengah pantai dan belum bisa mengendalikan tubuhnya yang terseret ombak. Beruntung, ada yang menyadari itu dan Milly masih terselamatkan meskipun harus meninggalkan trauma.

REVENGE - SORRY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang