prolog

311 28 23
                                    

Di sebuah kota kecil yang damai, hiduplah Ellia dan Langit, dua sahabat sejak kecil yang tak terpisahkan. Mereka berbagi segala hal, dari tawa hingga rahasia terdalam. Setiap sudut kota ini menyimpan kenangan indah mereka, dari saat mereka berlarian di taman hingga petualangan di hutan belakang rumah.

Namun, takdir memiliki rencana lain untuk mereka. Saat matahari terbenam di langit kota kecil ini, kabar buruk tiba dengan cepat. Keluarga Langit dipaksa pindah ke Korea Selatan, meninggalkan Ellia dalam kehampaan yang mendalam. Kedua sahabat ini harus berpisah, dan kehidupan mereka berubah selamanya.

Di malam terakhir Langit di kota kecil itu, mereka duduk bersama di kamar Ellia. Aroma makanan kesukaan Langit mengisi udara, menciptakan suasana campuran antara kegembiraan dan kepedihan. Ellia memandang Langit dengan mata berkaca-kaca, mengungkapkan perasaan sedihnya karena harus berpisah dengannya.

"Lu ko ninggalin gw sihh, gw gamau Lang," ucap Ellia sambil menahan tangisnya, mencoba menyembunyikan perasaan kehilangan yang begitu dalam.

Langit mengelus lembut punggung Ellia. "Seorang Ellia nangis?" ejeknya dengan lembut.

"Ihk, apasih Lang, gak lucu tau," ucap Ellia, sedikit kesal tapi tetap tersenyum.

Dalam keheningan, Langit tiba-tiba memegang tangan Ellia dengan erat. "Ada sesuatu yang mau gw omongin ke lu, El. Terima kasih udah selalu ada buat gw sejak kecil, dan gw pengen lu tau betapa gw sayang sama lu. Lu adalah rumah buat gw."

Ellia terdiam, terkejut dengan pengakuan tulus Langit. Hatinya berdegup kencang, karena sebenarnya dia juga memiliki perasaan yang lebih dari sekadar persahabatan terhadap Langit. "Lang, lu serius?" tanyanya dengan suara yang gemetar.

Langit menatapnya dengan tulus. "Ngapain gw bohong soal perasaan? Jadi, gimana?"

Dengan senyum yang tak terbendung, Ellia menjawab, "Gw juga sayang sama lu, Lang."

Namun, takdir berkata lain. Kehidupan mereka hancur ketika keluarga Langit pindah ke Korea Selatan, memisahkan mereka dengan jarak dan waktu. Melalui panggilan telepon dan pesan yang penuh kerinduan, cinta mereka tetap membara.

"Sayang, kapan kamu bisa datang ke sini?" tanya Ellia dalam panggilan telepon mereka.

"Aku di sini baru enam bulan, tapi aku juga kangen banget sama kamu dan masakan kamu. Aku janji, pas kita merayakan anniversary satu tahun kita, aku bakal datang nemuin kamu," jawab Langit dengan penuh rindu.

Namun, saat hubungan mereka hampir mencapai satu tahun, Ellia tiba-tiba kehilangan kabar dari Langit. Kehidupannya berubah menjadi kegelapan yang menyelimuti hatinya. Dalam keputusasaan yang melanda, Ellia memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Korea Selatan, mencari tahu keberadaan Langit yang hilang.

Namun, apa yang dia temukan di sana adalah misteri yang tak terbayangkan.

"Langit udah gak ada, El. Dia... bu*uh diri," ucap seorang pria dengan suara serak.

Tangan dan badan Ellia bergetar mendengar perkataan itu. "Gak, gak mungkin. Langit bilang dia bakal datang pas kita merayakan anniversary satu tahun. Dia gak mungkin melakukan itu," bentak Ellia, menolak mempercayai kabar buruk itu.

Dalam pencariannya yang penuh bahaya, Ellia menemukan petunjuk-petunjuk yang mengarah pada kematian tragis Langit. Namun, dia harus bersiap menghadapi bahaya yang mengintai di setiap sudut, dan menghadapi kebenaran yang mungkin mengguncang dasar-dasar keyakinannya.

Inilah kisah Ellia dan Langit, tentang cinta yang kuat, pengorbanan yang mendalam, dan perjuangan untuk kebenaran dalam gelapnya kehidupan.



Haiii haiiii semuanya ini cerita pertama aku,jadi masih belepotan

Usahakan di vote dulu yaaaaa,next buat selanjutnya bakalan lebih seruuu

Seee youuu👋🏻

ELLIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang