Bad Revenge || Satu

2.6K 54 3
                                    

Follow dulu sebelum baca blueseaaa12

Follow dulu sebelum baca blueseaaa12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫💫💫

"KAKAK!"

Sia yang semula menunduk lesu langsung mendongak, senyumnya merekah saat melihat satu-satunya sosok yang membuatnya bertahan sejauh ini. Sosok yang selalu menguatkan dirinya dan selalu membuat dia lebih bersemangat.

"Kakak kok baru pulang? Aku udah nunggu dari tadi loh!"

Sia tersenyum saja, tangannya terangkat membelai rambut adiknya yang panjang. "Maaf, ya. Nara kelamaan nunggu kakak, ya? Udah makan belom?" tanyanya seraya mengajak sang adik masuk ke kontrakannya.

"Udah, aku tadi goreng telur."

"Kenapa Nara enggak beli aja? Kan kakak udah kasih uangnya."

Nara menyengir. "Uangnya mau Nara tabung, biar nanti kalau butuh ada cadangan." Serunya ceria.

Tapi, Sia mendengar itu jadi terenyuh. Adiknya yang kecil di paksa untuk dewasa karena keadaan mereka yang tidak memungkinkan.

Sia hanya bisa mengangguk pelan, lalu mengajaknya duduk di kursi ruang tamu kontrakannya.

"Tadi gimana sekolah Nara?"

Nara berpikir sebentar. "Baik kok." jawabnya.

Tapi alis Sia jadi bertaut. "Kok mikir dulu? Gak ada yang jahatin Nara, kan?" berkaca dari masa lalunya, Sia harus lebih waspada kepada pertemanan sang adik. Dia tidak mau adiknya meresakan apa yang dia rasakan dulu.

"Enggakk," bantah anak itu. "Semua baik kok, Nara di temenin. Kakak gak usah khawatir." balasnya tersentuh menenangkan.

Sia jadi bernapas lega. "Nara kalau di sekolah ada yang jahat jangan ragu buat lapor Kakak, ya? Nanti bakal Kakak sleding biar yang jahatin Nara kapok." serunya seraya memperagakan bagaimana dia menyeleding orang.

Nara jadi terkikik melihatnya. Kemudian dia mengangguk-angguk cepat. "Siap empat lima captain!" serunya membalas membuat Sia jadi gemas.

Mereka tertawa bersama. Seolah tidak ada beban yang semula mereka lalui.

Kemudian Nara menghentikan tawa. "Kakak tunggu sini, aku ambilkan minum dulu." katanya. "Kakak mau yang dingin atau enggak?"

Sia mengulas senyum. "Dingin aja, biar seger."

"Siap! Di tunggu ya! Chef Nara sebentar lagi akan datang!"

Sia hanya terkikik, dia melihat adiknya yang mungil itu begitu polos dan ceria. Padahal sekarang sudah masuk kelas enam semester dua. Sebentar lagi sudah akan masuk SMP. Tapi, apapun yang adiknya itu lakukan begitu murni, dia masih polos dan sangat lugu. Sia jadi khawatir jika adiknya akan mendapatkan rasa sakit.

Sebelum kejadian waktu itu, saat Sia memutuskan untuk membantu Doni menyelamatkan Kiara dari cengkraman Ean, Sia sudah memikirkan beberapa hal dengan matang. Termasuk dengan kepindahan adiknya.

Bad Revenge || I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang