M.I.A

2K 53 0
                                    

"Minho-hyung!"

Jisung mendekap erat tubuh suaminya yang hampir dua tahun tidak ia temui. Tanpa kontak, tanpa pesan, tanpa koneksi yang menghubungkan mereka selama dua tahun. Alih-alih bertanya kabar, pasangan ini lebih memikirkan bagaimana nasib keduanya nanti di meja pengadilan.

"Apa yang harus kita lakukan, Hyung?"

Jisung tangkup wajah suaminya yang masih terdiam, sama-sama memikirkan rencana yang matang agar mereka bisa menjatuhkan lawan yang sudah membuat Minho mendekap di balik jeruji besi.

"Kita akan rubah penerbangan mereka. Aku akan sabotase visa serta tiket yang telah mereka beli. Mereka tidak boleh duduk di kursi pemerintahan lagi," ujar Minho dengan nada rendah.

Minho bisikkan rentetan kalimat-kalimat yang sontak membuat Jisung terhenyak dan menjerit, "Tidak! Aku tidak mau berpisah lagi denganmu, Hyung! Tidak lagi!"

Air mata sang pujaan meleleh turun, emosi yang sedari tadi ditahan, akhirnya kelewat membuncah. Dengan serampangan, ia seret dan tarik pergelangan tangan suaminya masuk ke dalam mobil.

Tidak main-main, Jisung langsung duduk di atas pangkuan suaminya. Ia tangkup wajah Minho dan ia cium bibir yang sudah lama tidak dijamahnya itu.

"Apa kau tidak tau betapa aku merindukanmu? Bagaimana kau selalu memanggilku dengan sebutan 'sayang'? Persetan dengan para tikus-tikus itu, sekarang lihatlah aku. Hanya aku, Hyung," ujar Jisung dengan posesif.

Minho hanya tersenyum sambil menyentuh salah satu punggung tangan Jisung yang masih menangkup wajahnya, "Aku juga merindukanmu, Baby. Kau tahu betapa frustasinya aku di dalam penjara tanpamu," ujar Minho.

Minho tarik tengkuk Jisung dan ia arahkan sang pujaan dalam ciuman yang dalam. Perlahan, ia sisipkan satu tangan lainnya ke dalam kemeja Jisung. Ia raba punggung serta sesekali meremat pinggang pujaannya, membuat Jisung melenguh tertahan diantara ciuman panas mereka.

"Mmh---Minhooo---hyunghh,"

Pergerakan tangan Minho turun kepada bulatan sintal yang sedari tadi duduk di atas pangkuannya. Merematnya lembut, sambil sesekali mengusap dengan gerakan memutar. Jisung merespon gerakan itu dengan memundurkan tubuh bagian bawahnya.

Ciuman mereka terlepas, menyisakan nafas terputus-putus serta lenguhan yang semakin menaikkan birahi.

"I'm using your favorite toys, Mr. Lee,"

Suara manja nan lemah itu tentu saja menggelitik telinga Minho. Bagaimana suaminya sangat menggebu-gebu ingin segera diklaim olehnya dan membuatnya hancur saat itu juga.

"Oh? So, where's the phone?" tanya Minho.

Jisung sandarkan tubuhnya pada dada bidang milik Minho, berusaha melemaskan tubuhnya sambil menggapai ponsel hitam di bangku sebelah.

Minho dengan cepat membuka aplikasi yang sudah terhubung dengan 'mainan' favoritnya di dalam tubuh Jisung.

"Play it faster, please," ujar Jisung dengan mata sayu nya.

Minho hanya tersenyum menatap ke arah Jisung yang terkulai lemas di pangkuannya. Minho membuka ponsel tersebut dan mulai membuat gerakan acak pada aplikasi 'mainan' itu.

"Ngghh---"

Jisung melenguh sambil meremat kemeja Minho. Sesekali jari Minho nakal menekan 'mainan' itu agar melesak lebih dalam.

"Nooo----"

Minho dekatkan wajahnya ke telinga Jisung, memberikan kalimat-kalimat vulgar yang membuat Jisung ingin keluar saat itu juga.

Book of MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang