Eat me, Mr. Snake

1.1K 49 9
                                    

Warning!
Konten ini mengandung beastiality, terutama dengan ular. Please be wise!

---

Han Jisung adalah pemuda yang aneh.

Bagaimana tidak? Dia menyukai ular sebagai hewan favoritnya. Ketertarikannya ini muncul ketika dirinya masih kecil, ketika orang tuanya mengajaknya ke sebuah kebun binatang.

Cantik.

Hanya satu kata tersebut yang terlintas di kepala Jisung. Sejak saat itu, dia sangat menyukai ular dan bertekad untuk memeliharanya.

Tentu saja orang tuanya melarang Jisung untuk memelihara hewan berbahaya tersebut. Orang tuanya mengatakan bahwa ular adalah hewan suci dan bukan hewan sembarangan. Tentu saja, itu untuk menipu Jisung ketika masih kecil.

Nyatanya, hampir semua ular yang pernah Jisung lihat, semuanya cantik. Dirinya cukup tahu, semakin cantik warna corak nya, maka semakin berbahaya ular tersebut.

Kini, Jisung telah bekerja. Dia bisa menghidupi dirinya sendiri dengan hasil kerja kerasnya. Sedikit uang ia sisihkan untuk memenuhi keinginan masa kecilnya yang belum tercapai : memelihara seekor ular.

Dirinya mendatangi semacam pameran reptil, dan berharap menemukan tambatan hatinya di sana. Tentu dirinya pergi sendiri, bukan karena tidak ada teman, tapi dirinya merasa tidak enak jika harus mengajak teman-temannya ke tempat seperti ini.

Pameran itu dibagi ke beberapa section. Tentu saja langkah Jisung mantap untuk berjalan ke tempat section ular.

Tidak butuh waktu lama, arah pandang Jisung terkunci pada satu ular yang tak jauh dari pandangannya. Ular itu berwarna hitam mengkilat, dengan ukuran panjang yang lumayan, serta bermata merah.

Perlahan, Jisung mendekati akuarium yang berisi ular tersebut. Matanya seolah terkunci, berusaha membangun koneksi dengan ular tersebut. Ular tersebut juga fokus dengan arah pandang Jisung yang tengah mengamatinya. Hingga,

"Kau mau membelinya?"

Jisung cukup terkejut dengan sebuah tepukan di bahunya. Dirinya seketika salah tingkah ketika laki-laki di belakangnya bertanya kepadanya.

"Uh-iya. Aku masih lihat-lihat," ujar Jisung dengan gugup.

"Baru pertama kali ke event seperti ini?" tanya laki-laki itu kembali.

Jisung mengusap belakang lehernya dengan perasaan canggung, "Ini kali kedua. Aku pertama kali ke event seperti ini ketika SMA."

"Perkenalkan, aku Minho. Lee Minho," ujar laki-laki itu sambil mengulurkan tangannya.

Jisung menerima uluran tangan tersebut. Namun Jisung cukup terkejut ketika tangannya bersentuhan dengan pemilik ular itu.

"Jisung. Han Jisung," balasnya.

Tangan itu nampak normal, tapi dingin sekali. Seperti tidak ada darah yang mengalir di permukaan tangan laki-laki tersebut.

"Mari, aku akan mengenalkanmu pada milikku," tawar Minho.

Jisung dengan kikuk mengikuti arah gerak Minho. Dengan telaten dan penuh perhatian, Minho mengenalkan padanya satu per satu ular koleksinya. Dan secara keseluruhan, ular-ular itu tidak berbisa, tuturnya.

"Dia adalah favoritku. Aku sering membawanya keluar kadang-kadang,"

Minho menunjuk ke arah ular berwarna hitam dengan mata merah tersebut. Ternyata, tidak hanya aku yang jatuh hati kepadanya ya, batin Jisung.

"Dia seperti---separuh hidupku. Aku sudah hidup lama dengannya," ujar Minho.

"Tapi---"

Minho menoleh sejenak, menatap wajah Jisung yang tengah menanti kelanjutan kalimatnya.

Book of MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang